Sunoo terbangun dengan aroma cendana dan petrichor khas hujan. Menjernihkan pandangan, dirinya menyadari bahwa ia sedang berada di sebuah ruangan dengan interior utama berbahan dasar kayu. Kasur yang ia tempati pun tidak empuk, hanya sebuah papan dengan kasur tipis diatasnya dan selimut yang menutupi tubuh Sunoo. Lantai di bawahnya berupa tanah yang diratakan dengan lapisan semen. Melihat ke jendela, Sunoo tidak menemukan apapun kecuali pohon cendana dan beberapa tumbuhan hijau lain. Langit di belakangnya terlihat jingga, sepertinya matahari akan segera terbenam.
Terdiam sejenak, Sunoo merasakan sakit perutnya sudah hilang. Ia merasa lega sekaligus takut. Sekali lagi, ia mengutuk dirinya yang tidak membawa ponsel. Jungwon pasti khawatir mengingat dirinya pergi dari pagi hingga petang dan belum menguhubungi sahabatnya itu. Sunoo menyibak selimutnya. Kakinya sudah telanjang, ia tak bisa menemukan sepatunya dimana pun, hanya ada sebuah sandal hotel berwarna abu-abu di bawahnya.
Tepat saat ia membuka pintu kayu itu, seseorang yang Sunoo lihat sebelum ia pingsan berdiri di hadapannya. Dia memegang sepasang sepatu Sunoo di tangan kirinya dan segelas minuman di tangan kanan.
"Ini sepatu lo tadi basah." Katanya sambil menyodorkan sepatu Sunoo yang mulai mengering.
"Gue dimana?" Balas Sunoo sambil menatapnya curiga.
"Di Red Moon Pack."
"Lo siapa?"
"Sunghoon."
Sunoo menhembuskan napasnya kasar.
"Gue mau pulang, jangan culik gue. Ga punya orang tua, numpang di rumah temen, gue miskin. Ga ada harta yang bisa di tebus."
"Gue tau. Sakit perut lo udah sembuh?"
Sunoo mengerutkan kedua alisnya. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Kok lo tau gue sakit perut?"
Belum sempat Sunghoon menjawab, seseorang datang dengan senyum cerah dan melambaikan tangannya ke arah Sunoo.
"Hai, Sunoo! Ternyata lo udah gede, ya!" Katanya sambil mengusap kepala Sunoo.
Yang disapa bingung, sebenarnya dia ini ada dimana, kenapa orang-orang ini seperti teman yang mengenal baik dirinya padahal baru pertama bertemu.
"Nama gue Jake!" Dengan tangannya sendiri, ia mengambil tangan Sunoo dan menjabatnya.
"Ah, lo pasti bingung ya. Yuk, sini, gue jelasin."
Jake mendorong bahu Sunoo untuk menuntunnya kembali masuk ruangan dan duduk di tempat tidur.
"Minum dulu," Sunghoon menyusul dan menyodorkan minuman, sepertinya teh, tebak Sunoo.
Setelah Sunoo meminum tehnya, Sunghoon menutup pintu dan ikut duduk di samping Jake.
"Sakit perut lo udah mendingan?" Tanya Jake yang duduk di sampingnya. Sunoo mengangguk.
"Ah, gue Jake, dia Sunghoon. Lo ada di Red Moon Pack. Karena beberapa hari lagi lo akan ulang tahun yang ke-18, kita semua memutuskan untuk membawa lo ke sini dan menjaga lo sampai.. sampai kapan sih, Hoon?" Tanyanya.
"Gatau Bang Hee." Jawabnya singkat.
"Yah, begitu lah."
Sunoo masih mencerna kata-kata Jake. "Kita?"
"Iya, kita. Pelindung lo. Bangsa werewolf, prajurit ratu."
Sunoo mengerutkan dahinya, "Werewolf?"
"Iya. Gue sama Sunghoon ini werewolf. Kita ini berapa tahun ya, Hoon? Ah, dua tahun lebih tua dari lo. Jadi, sekitar 120 tahun. Kita dulunya prajurit kerajaan, waktu Ratu Jihan masih idup."
KAMU SEDANG MEMBACA
World Wide Werewolves | ENHYPEN FF
FanfictionSunoo pikir dia sendirian. Semua keluarganya sudah meninggal sejak ia masih bayi. Ia hanya punya Jungwon, satu-satunya orang yang selalu ada di sampingnya, termasuk saat pagi hari setelah ia mimpi buruk. Mimpi yang selalu menghantuinya selama 17 tah...