O3 ; sweet dream

260 51 6
                                    

sedari tadi dirinya hanya tidak sabar. iya, tidak sabar menunggu dokter itu keluar dari ruangan felix, yang ia inginkan hanya waktu mereka berdua. changbin juga gemas ingin menciumi seluruh wajah felix karena rindunya itu.

changbin rindu, changbin bahagia, changbin benar-benar merasakan gejolak dalam dirinya. hatinya sedari tadi tersenyum, wajahnya tampak lebih cerah dari biasanya.

dokter keluar dari balik ruangan felix, memberi selamat dan mengarahkan beberapa hal apa saja yang harus changbin lakukan saat kondisi felix semakin membaik.

dengan semangat, langkah kakinya mulai dipercepat saat memasuki ruangan. memegang tangan felix memberikan sinyak jika dirinya ada di sebelahnya.

felix yang sibuk menatap bunga matahari itu mulai berganti pada changbin yang sedari tadi memegang tangannya. ia hanya tersenyum simpul dan tebak apa yang changbin rasakan saat ini.

betul, ia menitikkan air matanya satu per satu sampai akhirnya pipi yang mulai tirus itu dijajah oleh air matanya. felix menggerakkan sedikit tangannya yang digenggam changbin, ibu jarinya mengelus kecil punggung tangan changbin, memberikan afeksi kecil darinya.

sebenarnya, felix ingin bicara, tetapi lidahnya kelu untuk mengucapkan kata-kata. ia juga menangis, bantalnya sedikit basah karena ulah air yang diproduksi matanya itu. felix masih tidak percaya masih bisa melihat changbin setelah insiden itu terjadi.

"semoga makin membaik, ya. kamu hebat, lix," ucap changbin, tangannya juga beralih pada elusan di surai rambut felix.

"udah tujuh bulan -udah selama itu kakak gak liat kamu senyum," ucapnya lagi, tangannya mulai menurun pada pipi felix.

"cita-cita kamu itu liat kakak nangis kan? berarti ini udah lunas," rasanya felix ingin tertawa saat ia melihat changbin menangis sedari tadi.






-






hari ini sudah sore ke-15. changbin senang felix kian membaik, dirinya pun juga ikut membaik dalam masalah makan dan menjaga dirinya. dokter bilang kalau felix sudah boleh diajak latihan berjalan karena insiden itu merusak beberapa saraf felix membuat dirinya kesulitan untuk berjalan seperti biasa.

changbin mengambil kursi roda lalu memapah felix duduk dan ia akan mengajak felix ke taman rumah sakit. di mana itu hal yang pernah lama changbin idamkan. ia juga banyak bercerita hal-hal konyol saat ia menunggu felix siuman dan beberapa kenangan masa lalu saat mereka sering bertemu di cafe bandara.

felix hanya membalas dengan tawaan kecil, dirinya juga sudah bisa berbicara walaupun kadang sedikit susah mengucapkan beberapa kata.

tidak lama, mereka sudah sampai di taman rumah sakit. menghirup udara segar lalu mengajak felix ke tempat yang aman untuk berlatih jalannya. changbin juga sempat berdiam saat beberapa anak kecil mulai mendekati mereka, entah karena memberinya jajanan atau hanya menyapa mereka berdua. felix juga tidak keberatan, malah dirinya dibuat senang dengan tingkah anak-anak itu.

sudah sampai di tempat yang aman untuk felix berlatih. awalnya changbin biarkan felix menginjak dan merasakan rumput-rumput itu lalu dengan perlahan changbin mulai memapah felix untuk bangun dari duduknya dan memulainya seperti mengajari anak bayi yang baru saja berjalan.

terkadang felix tertawa gemas karena selalu hampir terjatuh, rasanya menyenangkan seperti dilahirkan kembali. ia pikir semenjak insiden itu, dirinya tidak akan merasakan kehangatan dari suaminya, changbin.

setelah sejam lamanya berlatih, felix meminta changbin untuk beristirahat, kakinya lelah ke sana kemari tanpa henti.

"kakak gak nyangka kamu beneran ada di sini," ucap changbin memecah keheningan.

felix menoleh ke arah suaminya, "harusnya aku yang ngomong gitu, kak."

rasanya de javu saat felix mengatakan itu, seperti pernah mendengar sebelumnya.

"kamu sadar gak kalo ada yang hilang di sini," felix menatap bingung ke arah changbin. apa maksudnya?

"kakak ngeracau, ya?" tanya felix berhati-hati, changbin menoleh sebagai jawabannya, "ayo ke ruangan lagi, udah petang."

huh, felix ingin bertanya maksudnya, tetapi changbin terlebih dahulu menggendong dirinya ke kursi roda lalu berjalan tanpa ada senda gurau dari suaminya itu. apa kata-katanya menyakiti hati changbin? itu yang sedari tadi felix pikirkan.






-






baru saja mereka menyelesaikan makan malamnya, felix masih enggan bertanya maksud changbin sore tadi. dirinya hanya bingung, kembali bertanya atau menyimpan rasa penasarannya sendiri?

"kak, apa tadi sore aku nyakitin hati kakak?" ucapnya perlahan, ranjangnya belum diturunkan menjadi tertidur membuat mereka terbilang berdekatan saat ini.

changbin belum merespon, dirinya masih disibukkan dengan membereskan peralatan makan mereka.

"aku minta maaf-"

"yang datang akan pergi, lix."

felix semakin bingung dengan changbin, yang tadi sore saja belum terjawab jelas, "maksudnya?"

changbin hanya tersenyum lalu mengelus surai felix yang sedikit berantakan, mengambil beberapa pil obat untuknya lalu diberikan agar segera diminum oleh felix.

"gak ada maksud apa-apa, kaki kamu ada yang sakit gak pas tadi latihan?" tanya changbin mengalihkan pertanyaan felix.

"enggak, kok. tadi seru! dapet jajanan juga dari anak-anak," beruntung felix tidak sadar jika pertanyaannya sedang di alihkan.

changbin mengambil gelas yang dipegang oleh felix, membiarkan suami kecilnya itu untuk bercerita tentang yang ia rasakan hari ini.

sudah tidak ada lagi banyak alat untuk penyokong kehidupan felix, hanya tersisa infus yang sedikit lagi habis menandakan sebentar lagi felix bisa keluar dari rumah sakit.

lama bercerita membuat felix mengantuk karena efek samping dari obatnya, ia mulai memejamkan matanya beberapa saat dan mengusap dengan kedua tangan kecilnya. changbin pun mengambil remote pengatur hospital bed felix dan membiarkan suami kecilnya tertidur dengan lelap.

"sweet dream, baby boy."






-

📝kritik saran langsung ke link di profil ya!

the day | changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang