Save the girl

21K 727 64
                                    

-

Keesokan harinya, sepulang sekolah Carissa ditemani Lian kembali ke kantor polisi. Karena ajakan Carissa, akhirnya Lian mau ikut membantu mencari Aurella. Cowok itu masih belum sadar, bahwa seseorang yang ia lihat di Coffe Shop malam itu adalah Aurella dan Raga. Lian saja tidak mengetahui wajah Aurella.

Namun, saat kedua kakak beradik itu sedang berdiri menanti kedatangan Bus di halte, datanglah Arzan dengan wajah segar yang dihiasi senyuman. Cowok itu menghampiri Carissa dan Lian dengan langkah lebar.

"Hai Carissa!" sapa Arzan melambaikan tangan didepan wajah Carissa.

"Eh," Carissa terkejut karena ia sedang melamun.

"Siapa?" tanya Lian mendekati Arzan.

Arzan pun menoleh kearah Lian, "Pacar Carissa," ujarnya sembari mengulurkan tangan seperti mengajak berkenalan.

"Beneran?" Lian menggapai tangan Arzan, kedua cowok berparas tampan itu terlihat akrab padahal baru pertama kali bertemu.

"Iya, cuma Carissa belum ngakuin!" sindir Arzan melirik kearah Carissa yang menatapnya malas.

Hingga kendaraan panjang beroda empat itu berhenti di depan mereka. Carissa yang merasa muak kepada dua pria tidak jelas itu, akhirnya mendahului masuk kedalam bus. Lian langsung panik, ia melepaskan tangannya dari Arzan lalu menyusul Carissa masuk.

Arzan yang memang berniat ingin mengantar Carissa pulang, akhirnya ikutan masuk kedalam bus. Cowok itu berjalan kebelakang dan menemukan Carissa dan Lian yang duduk berdua.

"Mau duduk disini?" tawar Lian yang peka terhadap tatapan cemburu Arzan. Kemudian, cowok pemilik rambut kecoklatan itu beralih ke kursi yang lain.

Arzan tersenyum bahagia, ia langsung mendaratkan pantatnya disebelah Carissa. Wangi mawar yang bercampur susu vanila masuk kedalam lubang hidung Arzan. Wangi yang sama, dan masih melekat di ranjangnya yang sengaja tidak ia cuci.

"Lo mau kemana sih?" tanya Carissa dengan nada ketus. Pasalnya terakhir kali bertemu Arzan, ia harus menanggung degup jantung yang menyebalkan.

"Mau antar lo pulang!" antusias Arzan.

"Gue pulang sama Lian," tolak Carissa memalingkan mukanya kearah jendela kaca yang menampilkan jalanan ramai.

"Ya sudah gue antar Lian juga,"

"Apaansih, hari ini gue mau ke kantor polisi!"

Arzan langsung menatap Carissa penuh tanya, "Ngapain?"

Gadis berseragam dengan rambut kecoklatan yang digerai indah itu diam untuk sejenak. Berfikir apakah berguna memberitahu cowok gila disampingnya ini.

"... Aurella hilang,"

"Hilang?" Arzan tampak terkejut, nada suaranya sedikit meninggi.

"Hm," Carissa mengangguk seraya menatap wajah tampan Arzan yang masih melongo. "mau ikut nyariin?" lanjut Carissa.

"Nyari? Kemana?"

"Katanya polisi sudah tahu harus mencari kemana, cuma mereka masih tidak yakin..."

"Ya sudah gue ikut!" putus Arzan, "tapi ada syaratnya,"

Yang semula tersenyum karena senang, wajah Carissa kembali kesal dan muak. Menurutnya Arzan selalu banyak tingkah. Cowok itu kerap menciptakan sesuatu semaunya sendiri, sangat menjengkelkan, bukan.

"Syaratnya... Lo harus jadi istri gue di masa depan!" ujar Arzan membuat Lian yang sedang minum dibelakang mereka langsung terbatuk-batuk. Rupanya cowok yang sedikit lebih tua dari Carissa dan Arzan itu sedari tadi menguping.

DASAR MESUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang