Hampir di Perkosa!

27.9K 612 41
                                    

-

Carissa terlihat tengah mengantri untuk membayar belanjaannya. Saat melihat kearah dinding Indomaret yang memang terbuat dari kaca, Carissa khawatir karena rintik hujan yang turun. Gadis itu bahkan tidak membawa payung. Disini juga tidak menjual payung.

Terpaksa, setelah ia keluar dari toko tersebut, gadis dengan balutan kaos oversize dan celana jeans pendek jauh di atas lutut itu berlari menyeberang jalan. Kantong berisi belanjaannya, satu tangannya ia letakkan di dahi untuk meminimalisir jatuhnya air ke wajahnya.

Meskipun kantong belanjaannya berat, namun Carissa berusaha secepat mungkin untuk sampai rumah. Gadis itu melihat ada sebuah jalan pintas berbentuk gang kecil didepan sana. Mungkin akan cepat sampai jika lewat gang tersebut.

Tanpa pikir panjang, gadis itu pun berbelok. Ia sempat terhenti karena melihat jalannya yang sempit dan cahaya yang minim. Apakah ia takut? Sebenarnya iya, namun Carissa mencoba untuk mengenyahkan rasa takutnya. Hujan sudah turun deras, bukan rintikan lagi.

Karena daun-daun dari pohon di luar gang yang berhasil menutup bagian atas gang tersebut, air hujan tidak sepenuhnya jatuh ke daerah ini. Carissa juga menekankan langkahnya, karena memang terlalu sempit untuk berlari.

Dari kejauhan ia melihat kepulan asap yang rupanya keluar dari mulut seseorang berpakaian serba hitam. Sempat Carissa mengira itu adalah hantu, namun dia bukan anak indigo. Mana bisa melihat hantu.

Saat melewati sosok itu, Carissa sedikit menunduk, siapa tahu ia lebih tua darinya. Namun, gadis itu terhenti saat mendengar lelaki itu terkekeh. Sangat jelas, seperti sedang menertawakan dirinya. Carissa menoleh, ia mengerutkan dahinya karena wajah lelaki itu yang tertutup sempurna.

"Anda siapa? Kenapa tertawa?" tanya Carissa, dengan nada sedikit kesal.

Saat tudung kepalanya di buka, Carissa seketika terkejut saat menyadari sosok tersebut tak lain adalah Arzan. Bagaimana cowok itu bisa berada disini? Carissa refleks memundurkan langkahnya. Merasa aneh dengan wajah Arzan yang tak seperti biasanya.

Jika Carissa boleh jujur, Arzan tampak menyeramkan.

"Kaget?" celetuk Arzan kembali menyandarkan punggungnya di tembok kotor penuh lumut.

"Lo ngapain disini?" heran Carissa, nada suara gadi itu, sedikit bergetar.

"Kenapa gemetar? Takut sama gue?"

"... Enggak! Gue cuma kedinginan!" sangkal Carissa.

Arzan memunculkan smirk, ia melangkah mendekati Carissa, lalu menarik gadis itu untuk ia peluk.

"Sudah gak dingin?" bisik Arzan tepat di sebelah telinga Carissa.

Gadis itu tentu saja panik, ia langsung mendorong dada Arzan. Tidak ada ekspresi kesal atau marah, hanya ada rasa takut dan aneh. Carissa memutuskan untuk pergi dari sana. Gadis itu tiba-tiba berlari menjauh dari Arzan.

"CARISSA! JANGAN COBA-COBA LARI DARI GUE!" teriak Arzan, mengejar Carissa.

Carissa spontan berteriak karena melihat Arzan yang mengejarnya. Arzan tampak seperti orang jahat yang ingin menculiknya. Carissa berhak untuk takut. Gadis itu bahkan hampir meneteskan air mata.

Tentu saja Arzan berhasil meraih Carissa. Tenaga mereka jauh berbeda. Kantong plastik yang berisi banyak belanjaan milik Carissa jatuh. Tubuh gadis itu terhuyung dan jatuh di pelukan Arzan, lagi. Arzan sedikit memendek, lalu mengangkat tubuh Carissa.

Seraya berteriak, kepala Carissa menjadi pusing karena tubuhnya yang terbalik. Arzan mengangkat Carissa dengan meletakkan perut gadis itu dipundaknya. Kepala Carissa ada dibelakang, terpaksa menatap pinggang Arzan bagian belakang.

DASAR MESUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang