06

132 11 7
                                    

Silahkan baca dan berkomentar 🤪

___________________________

Prach mengantar Khlas sampai di depan asrama seperti biasa. Selama perjalanan , mereka tidak berbicara atau melanjutkan percakapan mereka. Bagian dalam mobil sangat sunyi, bahkan musik pun tidak dinyalakan. Pintu tidak di kunci oleh pemilik mobil, Khlas berpura-pura akan turun, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh yang lain.

" Ada apa?" matanya menatap wajah kekasihnya.

" Aku akan nongkrong dengan teman-temanku di Hi Shop." Itu normal karena tidak peduli seberapa marahnya, pemuda teknik itu memilih tetap melaporkan setiap kegiatannya seperti biasa tanpa diminta oleh Khlas. Meskipun sedikit ada keraguan karena hal yang baru saja terjadi, sehingga membuat Khlas sedikit curiga, namun ia tetap mengizinkan untuk pergi. " Um."

Khlas merespon singkat sebelum menarik pergelangan tangannya dan membuka pintu mobil. Ekor matanya sedikit melirik kekasihnya. Prach menatap punggung kekasihnya yang sedang berjalan ke asrama tanpa pamit.

Berapa lama kita akan seperti ini?
dan sekarang aku sepertinya melakukan sesuatu yang tidak memuaskan Khlas sama sekali.

Pemuda itu membawa tubuh lelahnya ke kamar. Jari-jarinya menekan tombol lampu sebelum melepas kemeja dari badannya dan menaruhnya di kursi, melepas sepatunya dan menyusunnya. Prach menjatuhkan dirinya ke tempat tidur luasnya dan menutup matanya. Kelopak matanya mengaburkan pandangannya, segala di sekitarnya menjadi benar-benar gelap.

Seperti harinya..

" Prach" suara manis sang kekasih memanggil namanya di telinganya. Telapak tangan lembut menyentuh lengan kuatnya bergantian dengan remasan lembut. Wajahnya mendongak sambil tersenyum.

" Hah." Alisnya sedikit terangkat. Bibirnya dengan lembut mencium bagian tengah mahkota, mengencangkan lengan yang memeluk pinggang yang lebih kurus.

" Apakah kamu mencintaiku?" Khlas tersenyum sebelum bertanya.

Ini adalah pertanyaan yang tidak membutuhkan waktu untuk berfikir, dan dia dapat langsung menjawabnya dengan jelas dan pasti.

" Cinta."

" Seberapa banyak?"

" Cukup untuk kuberikan padamu untuk seumur hidupmu," Itu adalah kejujuran yang tidak dapat diragukan. Jika dia bisa menggantikan Khlas terkula atau mati, akan dia lakukan.

" Dan apakah kamu mencintaiku? Khlas."

Pemuda berkulit putih di pelukannya melukis senyum manis setelah mendengar kalimat pertanyaan kekasihnya itu. Khlas perlahan berbalik, mengahadap pihak lain dan mengangkat tangannya, memegang di kedua sisi pipi indah itu. Bibirnya menyentuh bibir lawannya dengan lembut. Memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciumannya.

" Hah-"

Rrrrr!! Rrrrr!!

Dering dari ponsel yang tergeletak di samping tubuhnya berderu dengan keras. Menarik pemuda teknik itu dari tidurnya. Prach terkejut hingga kesadarannya kembali. Sebuah tangan menarik dan mengangkatnya dan menjawab panggilan, " Apa?" Mulutnya berbicara menanggapi panggilan.

[ Kamu akan datang atau tidak?] di ujung telepon, Green menanyakan karena sudah hampir waktunya janji bertemu.

" Tunggu sebentar."

[ Cepatlah, kamu sudah berjanji. Juga beritahu istrimu, aku tidak ingin dikutuk seperti waktu itu]

" Iya, aku tahu." Prach memutus sambungan setelah menyelesaikan kalimatnya, sebelum membuang ponsel ke samping. Pemuda tinggi itu menghela nafas berat. Tangannya membelai rambut di atas dahinya, memikirkan sebuah mimpi beberapa saat yang lalu.

Better Man #จนกว่าจะรักกัน (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang