Ruangan Terlarang(2)

148 34 3
                                    

Tok tok tok....

Yujin yang lagi merebahkan kepala nya di meja sedikit terusik saat ada yang mengetuk pintu club milik nya, dengan sedikit mendengus akhirnya ia pergi untuk membuka pintu.

"Hai.. Berubah pikiran ya?"

Wanita yang baru saja mengetuk pintu itu hanya berusaha menahan rasa kesal nya pada Yujin mendengar sambutan nya itu, iya, yang datang adalah Minju.

"Ya tentu saja, kau lupa sudah mengambil uang ku?" Ucap Minju tak kalah sinis, dan tanpa di minta ia pun masuk masih meninggalkan Yujin di ambang pintu.

Yujin cuma tersenyum dan menutup pintu club tersebut, dan berjalan ke arah Minju yang sudah duduk di bangku panjang milik nya.

"Sudah, tidak usah basa basi, jadi bagaimana kau akan menolong Yuri.." Wajah Minju masih judes, tidak tau kenapa begitu melihat wajah Yujin ia begitu kesal lagi, tapi gara-gara kejadian kemarin diri nya sedikit percaya pada cowok menyebalkan itu.

"Buat yang kemarin aku minta maaf.." ujar Yujin, dia duduk di depan meja Minju sambil menguap, lagi.

"Bukan hal yang perlu dipikirkan..." Jujur Minju sedikit kaget, bisa juga ternyata PRia itu minta maaf.

"Serius, aku jadi tak enak. Kau jadi menangis begitu, aku tidak bermaksud. Karena kau menuduh ku berbohong jadi nya kelepasan.." Jelas Yujin sambil melipat kertas membuat pesawat mainan.

"Apa kau merasa bersalah karena aku menangis?" Minju memperhatikan pria di depan nya itu.

"Tidak juga, hanya saja wajah mu jelek sekali saat menangis.."

minju cuma mengulum bibir nya kesal, anak itu selalu berbicara seenak nya tanpa memikirkan perasaan lawan berbicara nya, dan sekarang ia malah menerbangkan pesawat mainan dari kertas itu.

"Sudah lah, tadi aku sudah tanya.. Bagaimana kau akan menolong Yuri?" Tanya Minju lagi.

"Ayo kerumah sakit, aku perlu melihat teman mu terlebih dahulu.," Yujin pun berdiri di susul oleh Minju.

"Sekarang?"

"Tahun besok, mau?"

Minju memutar bola mata nya kesal, tapi serius ia bertanya karena penampilan Yujin yang saat ini masih pakai piyama tidur,  dan terlihat sangat acak-acakan.

Tapi ya sudahlah, akhirnya Minju pun mengikuti Yujin untuk segera pergi dari sana, dan tujuan mereka kali ini adalah rumah sakit tempat Yuri di rawat.

Bangunan rumah sakit itu di cat putih, sebuah rumah sakit tua yang terletak tak jauh dari universitas, Minju dan Yujin sudah masuk karena ruang inap Yuri yang berada di lantai 2 mereka pun menaiki lift.

Tidak ada percakapan di antara mereka, tapi Minju masih penasaran soal Yujin yang mengetahui soal kembaran nya tapi untuk saat ini ia memilih memendam rasa penasaran nya, karena ingin fokus dulu pada Yuri.

"Dimana kamar nya?" Tanya Yujin saat mereka sudah keluar dari lift.

"Ruangan kedua setelah tangga.." Ujar Minju, ia berjalan lebih dulu untuk memandu jalan Yujin, dan sampai lah mereka di depan kamar Yuri.

Minju membuka kamar tersebut, seorang wanita tengah terbaring di atas ranjang, wajah nya pucat pasi. mata nya sedikit terbuka.

Yujin cuma memperhatikan keadaan Yuri dari sisi ranjang nya. Tak lama Yuri Mulai menggumam seakan ingin mengatakan sesuatu.

Yujin mendekatkan telinga ke arah mulut Yuri.

"To...tolong.. Akuu to..long..." Itu lah yang Yujin dengar di sela-sela nafas berat Yuri, Yujin memejamkan mata nya
dan di penglihatan nya terlintas seorang wanita yang mencakar-cakar tembok sampai kuku nya berdarah.

Beyond The Moon (Jinjoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang