Kenzie sedang di tangani oleh dokter, sedangkan Veena, Vano, dan Audrey mereka sedang berada di Mushola.
Kebiasaan Veena dan Vano, ketika lagi bersedih seperti ini. Mereka akan membaca Al-Qur'an, agar pikiran mereka tidak kalut.
Keluarga Fernandez sudah dihubungi oleh Audrey, mereka sedang menuju ke sini.
Kaylan dan Renata sangat syok mendengar kabar putranya tertembak, bahkan Renata selaku ibu kandungnya langsung pingsan mendengar kabar itu.
Teman-teman mereka juga sama shocknya, mereka langsung pergi ke New York.
Queen ikut ke sini, karena saat mendapat kabar tentang Kenzie. Queen dan Renata sedang berdiskusi.
***
Kenzie dinyatakan koma, dan ia telah melalui masa kritisnya. Kini Veena dan Vano sedang melantunkan ayat suci Al-Qur'an, sedangkan Audrey sudah pergi. Karena dirinya ingin menghabisi orang yang telah membuat sepupunya kaya gini.
Renata dan Kaylan memasuki ICU putranya, Vano dan Veena tidak menyadari hal itu. Mereka tetap melantunkan ayat suci Al-Qur'an.
"Assalamualaikum," ucap Renata dan Kaylan membuat keduanya mendongak.
"Waalaikumsalam, Mi, Pi." Vano langsung memeluk kedua orang tua angkatnya, yang selama 9 tahun ini merawatnya.
"Mi, Pi. Maaf Vano gak bisa menjaga Kenzie," ucap Vano kejadian ini seperti dejavu bagi keluarga Fernandez. Dulu ini pernah terjadi pada salah satu putra Keluarga Fernandez, tetapi bedanya dia tidak bisa diselamatkan.
"Ini semua takdir, Vano. Ken pasti selamat, kita harus terus mendo'akannya." Kaylan mengelus rambut Vano, Vano membalasnya dengan senyuman tipis.
"Pasti, Pi." Keduanya berucap secara bersamaan.
"Sebaiknya kalian makan dulu, biar Papi dan Mami yang akan menjaga Ken di sini," ucap Renata tegas, keduanya mengangguk dan pergi keluar.
"Mommy," ucap Veena dan Vano saat melihat Queen berada di luar ICU.
Queen langsung berdiri dan memeluk kedua putra-putrinya, ia tahu mereka terpukul.
"Yang sabar, Kenzie pasti baik-baik saja. Kita berdoa semoga dia cepat sadar," ucap Queen lalu mengelus rambut keduanya.
"Kalian pasti belum makan, makan aja dulu." Exel yang hanya diam dari tadi, langsung bicara.
"Tapi," ucap Veena ingin membantah.
"Benar kata kakakmu, kalian makan dulu. El, Lion, Exel, temani adik kalian ke kantin," ucap Queen diangguki putra-putranya.
Mereka pergi dari sana, menuju kantin rumah sakit. Tidak ada percakapan di antara mereka, kelima saudara ini hanya memancarkan aura dingin.
"Biar gue yang memesan." Alex langsung pergi menuju stand makanan.
"Ayolah, kita itu saudara. Lion, jangan gini. Kita akan berusaha membantumu," ucap Exel menatap saudaranya.
Axel menatap kakak tertuanya, ia melihat ketulusan dalam tatapannya. Dirinya bingung, ia membutuhkan kakaknya. Alex.
"Ini bukan saatnya membicarakan hal ini, Kak." Axel berucap dengan dingin, ia merasa tidak mood untuk makan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Twins
FantasySepasang anak kembar harus menyamar kedalam keluarga musuh nya untuk membalas dendam atas kematian kedua orang tua mereka Mereka harus hidup terpisah dengan kedua kakak kembar nya. Karena kakak nya juga mendapatkan misi yang sama Awal nya semua baik...