MT 10

259 22 7
                                    

Justin, Vio dan Vian memasuki mansion milik Kakeknya. Kemarin mereka di minta ke sini.

"BANG JUSTIN, VIO, VIAN," teriak Veena melihat kedatangan para saudara angkatnya, yang kini ia tahu mereka adalah sepupunya.

"Assalamualaikum Queen," ucap Justin memeluk adiknya sebentar.

"Waalaikumsalam," ucap Veena lalu mengangkat Vio dan menggendongnya, sedangkan Vian digendong oleh Justin.

"Rafly dan keluarganya tidak di sini?" tanya Justin melihat sekitar dari beberapa hari yang lalu ia tidak menemukan Rafly dan keluarganya.

"Mereka memilih tinggal di rumahnya, awalnya Bang Lion dan Bang Al meminta mereka tinggal di sini. Tapi yang lain gak menyetujuinya," ucap Veena membawa keduanya ke dalam kamarnya.

Masalah mereka tidak selesai begitu saja, Opa yang sudah benar-benar membenci keluarga Rafly. Tn. Maxime menghancurkan perusahaan keluarga Rafly.

Rafly, Revan, Natha ibu keduanya tidak bisa melakukan apa-apa. Kesalahan yang dilakukan suaminya sangat fatal. Mereka hanya pasrah, kini mereka tinggal di rumah sederhana.

Alex dan Axel hanya diam. Mereka bimbang, meskipun mereka tahu ketiganya tidak bersalah.

Alex dan Axel memberikan mereka tempat tinggal dan uang, walau bagaimana pun mereka pernah merasakan kasih sayang dari Natha.

Untuk pertama kalinya, Alex dan Axel menentang keluarganya. Keduanya memberikan uang hasil kerja mereka, berapa pun uang yang keduanya berikan kepada Natha tidak akan membuat Albrt company bangkrut.

***

"LION, EL, KALIAN SUDAH BERANI MELAWAN OPA," teriak Tn. Welston menatap kedua cucunya itu. Dia mendapatkan info dari anak buahnya, selama sebulan ini keluarga Blenda dibantu oleh kedua cucunya.

Alex dan Axel yang berencana untuk mengunjungi keluarga angkatnya gagal, tadi pagi keduanya dipanggil sang Opa.

"Opa, jangan egois. Meskipun Papa Fauzan melakukan kesalahan, bukan berarti Mama Natha dan Rafly kena imbasnya. Revan dan kak Rafly masih panjang kehidupannya, aku dan Lion gak mengambil satu persen pun dari harta kalian. Aku hanya ingin membiayai mereka, kita mampu. Kalian egois," ucap Axel bangkit dari sana, Alex menahan tangan adiknya.

"Benar kata Al, kalian berlebihan. Kami menyesal telah mengikuti rencana opa beberapa tahun lalu," ucap Alex lalu bangkit dan pergi dari mansion itu.

"LION, AL KALIAN MAU KEMANA?" tanya Excel menuruti tangga dan menghampiri kedua kembarannya.

"Kita akan keluar dari mansion yang penuh dengan dendam ini." Axel keluar dari mansion diikuti kakaknya.

Mungkin mereka akan sementara waktu tinggal di mansion keluarga angkat masing-masing.

***

Thasya sedang memasak untuk sarapan bersama dengan Ayah dan Bundanya.

"Assalamualaikum. Yah, Bunda." Axel memasuki mansion ini, ia memilih untuk menenangkan diri di sini. Keluarga angkat yang bertahun-tahun merawatnya.

"Waalaikumsalam," ucap semuanya.

Bunda mendekat putra angkatnya, ia melihat rawut wajah sedih. "Ada apa sayang, kok putra bunda sedih." Bunda menatap Axel.

Axel menceritakan yang terjadi antara keluarga kandungnya dan keluarga angkat pertamanya.

Bunda dan Thasya hanya mendengarkan penjelasan Axel, Thasya mengerti sekarang. Kenapa beberapa hari ini tidak menemukan Rafly di sekolah.

"Tindakan kamu dengan Alex benar, kalian membiayai keluarga Rafly. Walau bagaimana pun sikap Fauzan, jangan jadikan Rafly dan keluarganya korban. Bunda akan membantu kalian, Natha adik bunda. Mereka sekarang tinggal dimana?" tanya Tina bunda Thasya.

"Di mansion Bang Lion, Bang Rafly sekolah di sekolah yang aku dan Bang Lion diriwayatkan, begitu juga dengan Revan. Karena sekolah lain tidak akan menerima mereka. Opa egois, masa depan mereka masih panjang. Apalagi Revan dia masih kecil tidak tahu apa-apa." Axel benar-benar emosi atas keegoisan opa nya.

"Aku mungkin untuk sementara tinggal di sini, bang Lion akan tinggal di apartemen bersama Bang Rafly," lanjut Axel ini telah dibicarakan tadi.

"Pintu rumah ini akan selalu terbuka untukmu Kak, sampai kapanpun kita akan tetap saudara." Thasya memeluk Axel, Axel membalas pelukan itu.

***

Sedangkan di tempat Alex, ia baru tiba di apartemen Rafly. Alex masuk apartemen yang besar ini, apartemen yang tidak diketahui oleh keluarganya.

"BANG DAND!" teriak Revan melihat Alex yang baru masuk, anak lelaki yang berusia 8 tahun itu langsung memeluk kakak angkatnya.

Dand adalah panggilan Alex ketika bersama keluarga Blenda dulu.

Alex membalas pelukan adiknya itu, adik yang ia tinggalkan pada saat masih kecil. "Hai adik kecil, ke mana kakak dan Mom?" tanya Alex mengelus rambut adiknya.

"Bang Rafly mencari pekerjaan sama Mom juga," ucap Revan setelah itu ia menutup mulutnya. Revan lupa harus menyembunyikan ini.

"Sudah, tidak apa-apa. Makasih infonya, abang akan tinggal di sini. Abang sama Mommy tidak perlu bekerja." Alex membawa adiknya untuk duduk.

Setelah itu terjadi keheningan di antara keduanya.

"Kak. Apa aku tidak akan melanjutkan sekolahku?"

Hello, Author kembali setelah sekian lama.
Maaf jarang upaya sekarang.
Rencananya Author akan vakum dulu selama 5-6 bulan. Jadi kian harus sabar menanti up cerita ini.

Mafia TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang