MT 11

205 20 40
                                    

"Kak. Apa aku tidak akan melanjutkan sekolahku?"

***

"Tidak ada satupun sekolah yang menerima Revan lagi, teman-teman mengecek Revan." Revan menundukkan kepalanya, mengingat kejadian terakhir ketika di sekolah. Mamanya mencari sekolah tetapi pihak sekolah menolaknya.

Hati Alex mencelos mendengar penuturan adiknya, Revan yang tidak mengetahui apa-apa harus jadi korban.

"Mulai besok kamu akan sekolah di sekolah milik abang, tidak akan ada yang menjelek-jelekan kamu lagi." Alex memeluk erat adiknya, air matanya menetes begitu saja.

Apakah pernah ada rasa benci di hati Alex? Jawabannya iya, Alex membenci keluarga ini karena telah membuat ia harus kehilangan orang tua dan kembarannya selama bertahun-tahun.

Tapi ketika ia dan Axel mendapat kabar keluarga ini di usir, dan perusahaan Blenda bangkrut. Mereka mendengar dari Natha beberapa minggu lalu langsung bertindak.

"Abang pulang," ucap Rafly baru kembali. Wajahnya terlihat sangat pucat. Alex langsung menghampiri kakaknya.

"Bang, Gue udah bilang jangan cari pekerjaan.  Lo harus sekolah, belum waktunya untuk cari pekerjaan." Alex menatap kakaknya yang terlihat pucat banget. Usia Rafly lebih tua 4 bulan dari Alex.

"Nggak dek, ini tanggung jawab gue. Lagi pula mana ada sekolah yang akan menerima gue," ucap Rafly ia merasa sangat lelah, meskipun selama ini adik angkatnya membantu keluarganya.

"Bang, abang akan sekolah di sekolah milik ku. Kalau kakak mau kerja, ayo di perusahaan ku. Soal keluargaku, aku akan bela kalian. Mom, abang dan Revan sama keluargaku dan Axel." Alex mengucapkan hal itu dengan tulus.

"Makasih, gue gak tahu kita akan ke mana kalau kalian gak membantu." Revan sangat tidak menyangka kalau kedua adiknya akan membelanya sampai seperti ini.

"Abang gak bersalah, begitu juga Revan. Kalian berhak bahagia, aku dan Axel sangat menyesal pernah mempunyai niat untuk balas dendam."

***

Veena, Vano, Kenzi, dan Audrey kini sudah baru mendarat di bandara New York. Tadi mereka mendapatkan kabar harus segera ke New York, karena ada penyerangan di markas.

Mereka terpaksa harus meninggalkan Indonesia dan keluarganya, padahal situasi di sana sangat panas.

"Cepat ke Markas Sekarang!" ucap Veena lalu mengendarai motornya menuju markas pusat di New York, yang sedang di serang sekarang.

"Baik," jawab mereka serempak lalu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Memerlukan waktu 25 menit untuk sampai di markas pusat, mereka langsung turun dari motor masing-masing berlari ke lapangan markas.

"YOU FUCK, " teriak Veena lalu menyerang Kaze, pemimpin mereka.

Bagaimana Veena tidak emosi, melihat Kaze menyerang markas dengan jumlah anak buahnya sangat banyak. Sekitar 800 orang, sedangkan Anak-anak yang di markas BR hanya 189 orang.

Rex dan Rexy menguasai tubuh Veena dan Vano, dapat dilihat dari iris mata keduanya yang sudah berubah warna.

Anak-anak BR bergidik ngeri, ketika kedua alter ego pemimpin mereka muncul di saat bersamaan.

Kaze dan Veena saling menyerang satu sama lain, Vano berhadapan Louis Wakil ketua Golden eagle. Kenzie berhadapan dengan musuh bebuyutannya, Daniel.

Semuanya kalah telak, kekejaman dari Rex, Rexy dan Kenzie tidak pernah bisa tertandingi.

"You immediately treat your wounds," ucap Veena yang sudah menguasai tubuhnya kembali.

Tidak ada korban dalam penyerangan kali ini, hanya banyak sekali yang terluka parah.

Tidak ada yang sadar Kaze mengambil pistolnya, dan mengarahkan itu kepada Veena dan Audrey.

Dua peluru tertuju pada Veena juga Audrey, dan itu di sadari oleh Kenzie.

"VEENA, AUDREY AWAS," teriak Kenzie segera mendorong kedua wanita yang ia sayangi.

Dua peluru mengenai Kenzie, perut dan dada Kenzie. Semua orang mematung, Veena yang sadar pertama kalinya langsung menangkap tubuh Kenzie.

"KEN/RICK," teriak mereka bersamaan lalu berlari ke arah Kenzie yang sudah tergeletak lemah.

"Rick, tetap buka matamu. Jangan tutup matamu," isak tangis dari empat orang tersebut terdengar sangat pilu.

"Ak ... ku, sudd ... ddaahhh ... gak kkuu ... aattt, jaaaaggggg .... gggaaa Veennn ... nnnaaaa daannnn Au ... dddrreey, Van .... Gu ... uuee ... mau ... nyusss ... sssuuulll ... Kak." Kenzie menutup matanya membuat mereka menangis histeris.

"QUICKLY PREPARE THE CAR," teriak Vano melihat saudara angkatnya.

Part kali ini sedikit ya
Lagi gak berpikiran
Jangan Lupa Vote and Komen
Thanks



Mafia TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang