dua

421 55 2
                                    

Happy Reading
Maaf kalau ada Typo
---

Jam telah menunjukkan pukul 10 malam dan Zweitson harus cepat cepat segera pulang. Hari ini Zweitson pulang sangat larut setelah mengunjungi rumah temannya untuk kerja kelompok. Harusnya ia pulang naik ojek online, tapi karena baterai di ponselnya habis ia terpaksa harus naik angkot untuk pulang.

Di dalam angkot hanya ada 2 orang termasuk dirinya. Zweitson melirik sekilas orang yang ada di depannya itu. Wajah penuh luka dan baju berantakan.

"Mungkin tadi habis tawuran" ia sudah tidak kaget kalau banyak anak SMA zaman sekarang yang masih melakukan tawuran antar geng. Mungkin menurut Zweitson, orang yang ada di depannya ini habis melakukannya.

"Kiri pak." Pria itu turun dari angkot. Zweitson menatap kepergian pria tersebut.

"Fajri." Batin Zweitson. Ia baru saja mengetahui nama pria yang ada di depannya tadi. Oh tentu saja ia mengetahui dari name tag yang ada di seragamnya.

Zweitson membersihkan kaca matanya yang sedikit berembun karena memang sekarang keadaannya hujan.

Brakk....

Tiba tiba angkot yang di naikinya mengerem secara mendadak.

"Ada apa pak?" Tanya Zweitson ke pak supir angkot.

"Saya gak tau nih dek. Kayaknya saya nabrak orang." Terdengar suara pak supir angkot yang gemetar ketakutan karena habis menabrak orang.

Supir angkot itu langsung turun untuk mengecek keadaan orang yang telah di tabraknya. Zweitson yang penasaran pun ikut turun dan melihat keadaan korban. Ketika Zweitson turun, ia melihat motor sport korban yang mengalami rusak parah dan terpental hampir 2 meter jauhnya.

Zweitson yang tidak tau harus berbuat apa, hanya diam sambil melihat pak supir yang sudah sangat panik sekali melihat korban yang berlumuran darah. Di bukalah helm yang menepel di kepala korban, dan terlihatlah darah yang bercucuran keluar dari kepalanya.

"Saya harus gimana dek?" Supir angkot itu gemetar.

Zweitson yang di tanya tidak tau harus menjawab apa. Satu satunya yang ada di kepalanya ya menolong orang itu, karena bagaimana pun supir angkot itu harus bertanggung jawab.

"Ya bapak bawa ke rumah sakit. Kasihan pak." Ingin rasanya supir angot itu lari, namun ia masih punya hati untuk tidak melakukan hal tersebut.

Akhirnya setelah banyak pertimbangan, supir angkot itu meminta bantuan Zweitson untuk mengangkat pria tersebut masuk ke dalam angkot untuk di bawa ke rumah sakit.

"Ayo pak cepetan, keburu hujannya tambah deras." Ujar Zweitson karena khawatir kalau hujan turun semakin deras dan nyawa orang itu bisa bisa tidak tertolong.

Zweitson membantu membopoh pria tersebut untuk masuk ke dalam angkot. Setelah itu pak supir membawanya termasuk Zweitson ke rumah sakit.

Sebenarnya Zweitson tidak ingin ikut ke rumah sakit, tapi apa boleh buat ini angkot satu satunya yang lewat di daerah sini, apalagi sekarang sudah jam setengah sebelas malam. Mustahil ia akan menunggu angkot untuk lewat di daerah sini, di tambah keadaan ponsel Zweitson yang mati.

"Arggh.. tolongin gue." Lirih pria yang ada di sampingnya itu. Pria itu berusaha untuk sadar.

"Lebih baik diam dulu, kami akan segera membawamu ke rumah sakit." Ujar Zweitson sambil membersihkan darah yang keluar dari hidung pria tersebut. Kemudian pria itu menutup matanya. Sepertinya pria itu pingsan. Zweitson mencoba melepas jaket kulit yang di kenakan oleh pria tersebut.

20 menit di perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit terdekat. Zweitson di bantu supir angkot itu langsung mebopoh pria tersebut untuk masuk ke dalam UGD.

"Tolong segera tangani pria ini sus. Pria ini kehilangan banyak darah sewaktu kecelakaan tadi." Ujar Zweitson kepada suster perempuan itu.

Suster perempuan itu langsung menaruh pria tersebut di atas ranjang dan mulai untuk mengecek keadaannya, sementara itu Zweitson dan pas supir angkot menunggu di luar UGD.

"Maaf ya dek, saya jadi merepotkan adek." Ujar pak supir angkot yang merasa tidak enak karena sudah menyusahkan Zweitson.

"Iya tidak apa apa pak."

Setelah mengucapkan kalimat itu, supir angkot tersebut pergi meninggalkan Zweitson dengan alasan ingin pergi ke toilet. Namun 20 menit lamanya, supir angkot itu tidak kembali lagi. Dan hampir satu jam, supir angkot itu tetap tak kembali.

Zweitson sedikit merasa panik, karena ia berfikir pasti supir angkot itu melarikan diri setelah membawa pria itu ke rumah sakit. Dan benar saja bahwa angkotnya sudah tidak ada di halaman parkir rumah sakit.

"Sial." Maki Zweitson, karena mau tidak mau dirinyalah yang harus membayar biaya rumah sakit dan juga mengurusi pria tersebut.

Zweitson kembali ke ruang UGD menunggu kabar keadaan pria itu.

"Permisi." Ucap suster yang baru saja keluar dari ruang UGD. Zweitson yang mendengarnya langsung datang menghampiri suster itu.

"Untung saja pasien cepat di bawa ke rumah sakit."

"Lalu gimana keadaannya sekarang sus?" Tanya Zweitson. Sebenarnya Zweitson sama sekali tidak peduli terhadap keadaan pria tersebut, tapi apa boleh buat sekarang ialah yang harus bertanggung jawab.

"Sudah membaik. Kalau adek mau melihat keadaannya silakan."

Dengan sedikit terpaksa, Zweitson masuk ke ruang UGD untuk melihat keadaan pria itu.
Pria itu masih menutup matanya dengan wajahnya yang sekarang penuh perban. Bajunya pun sangat lusuh. Oh ya dari tadi Zweitson belum tau nama dari pria itu.

Zweitson melihat dompet serta ponsel yang tergeletak di atas nakas. Dengan inisiatifnya, ia membuka dompet pria itu dengan tujuan untuk mengetahui identitasnya. Dari KTP nya, Zweitson baru mengetahui kalau nama pria itu adalah Gilang.

"Gilang Dika." Eja Zweitson.

Setelah melihat KTP Gilang, akhirnya Zweitsom berfikir untuk menelpon keluarga dekatnya. Di ambilnya ponsel Gilang dan untung saja ponsel nya tidak di kunci, jadi Zweitson bisa langsung membukanya.

Namun Zweitson bingung siapa yang harus ia telpon?? Apa ia harus menelpon orang tua Gilang?? Tapi saat Zweitson coba telepon nomernya tidak aktif.

Akhirnya Zweitson mencoba menghubungi nomer terakhir yang Gilang hubungi. Di sana tertulis nama "Fajri"

"Fajri?? Apa itu orang yang tadi seangkot denganku?"

---------

Hai terima kasih banyak yang sudah meluangkan waktu untuk membaca-,-

Bad Guy | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang