empat

380 54 5
                                    

Happy Reading
Maaf kalau ada Typo
-----

Tidurnya terganggu karena mendengar seseorang yang datang. Zweitson bangun dan melihat ada seseorang yang berada di sampingnya. Di lihatnya orang itu dan benar bahwa orang itu adalah orang yang se angkot dengannya tadi.

Baik Zweitson dan Fajri sama sama sedikit terkejut saat saling melihat satu sama lain. Zweitson heran kenapa bisa seluruh badan Fajri basah. Dan Fajri tampaknya bodoh amat dengan itu.

“Fajri.” Fajri mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

“Zweitson.” Zweitson membalas uluran tangan Fajri.

“Makasih karena lo udah nolongin dan bawa abang gue ke rumah sakit.” Ucap Fajri tulus.

“Iya sama sama.” Balas Zweitson seadanya.

Karena sedikit merasa tak enak, akhirnya Zweitson pergi meninggalkan ruang UGD. Membiarkan Gilang bersama adiknya, Fajri.

Zweitson melangkahkan kakinya menuju taman rumah sakit. Mendudukam dirinya sambil menikmati angin malam yang menerpa lembut wajahnya. Baru saja ia ingin memejamkan matanya, namun ia mengurungkan niatnya karena melihat anak kecil yang menangis  berada tak jauh darinya.

"Hai." Sapa Zweitson ke anak kecil itu. Tadinya ia tak ingin menghampiri anak kecil itu, tapi karena Zweitson merasa kasihan akhirnya ia mendatangi anak kecil itu.

"Huwaa... kakak...." Ia terus saja menangis menyebut nyebut kata 'kakak'

"Nama adek siapa?" Zweitson mensejajarkan tingginya dengan anak kecil itu.

"Cup cup.. ga boleh nangis." Zweitson mengusap air mata yang keluar dari mata anak kecil itu.

"Kakak aku hilang kak... tadi dia ada di situ." Tunjuk anak kecil itu di tempat yang ia maksud.

"Oh ya nama adek siapa??"

"Bierley." Zweitson tersenyum.

"Sekarang adek Bierley ga boleh nangis lagi ya." Zweitson mengambil sesuatu di saku celananya.

"Nih.. kakak kasih permen, tapi Bierley ga boleh nangis lagi ya." Zweitson membujuk Bierley agar tak menangis lagi.

"Ta.. ta.. tapi kakak Bierley hilang."

"Habis ini kakak bantu buat cari kakak Bierley yang hilang, tapi Bierley ga boleh nangis lagi." Zweitson membukakan permen untuk Bierley.

"Makasih kak." Zweitson tersenyum melihat Bierley sudah berhenti menangis.

"BIERLEY!" 

"Itu kakak Bierley."

"Kamu kemana aja sih? Udah kakak bilang jangan pergi jauh jauh! Kakak cuma ambil obat." Marah pria itu. Terlihat wajah Bierley seketika berubah murung.

Pria itu melirik Zweitson.

"Maaf, tadi saya menemukan Bierley sendirian menangis disini." Ucap Zweitson sopan namun sepertinya pria itu tidak suka dengan Zweitson.

"Ayo kita pergi sekarang." Pria itu menarik tangan Bierley yang membuat Bierley menangis lagi.

Zweitson yang melihatnya tak habis pikir, bagaimana bisa seorang kakak bisa sekasar itu dengan adiknya sendiri?? Apalagi adiknya yang masih berumur 6 tahun.

Saat hendak pergi bersama kakaknya, Bierley menghentikan langkahnya dan kembali kepada Zweitson.

"Makasih ya kak." Bierley hendak memeluk Zweitson namun di tarik oleh kakaknya lagi.

Bad Guy | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang