Bab 3

23.8K 2.2K 25
                                    

Pagi harinya Dinda sudah bangun karena saat dia jadi Alana yang dari desa sudah terbiasa untuk bangun pagi.

Dinda pergi menuju kamar mandi untuk cuci muka dan siap cuci muka Dinda pergi ke dapur. Didapur Dinda melihat pembantunya yang sedang memasak yang namanya bik marni dan Dinda pergi berjalan kearah bik Marni.

"Bik, sini Dinda bantu bibik memasak." Tawar Dinda sambil mengambil sendok penggorengan dari tangan bik Marni.

"Nggak usah non." Tolak bik Marni yang nggak mengizinkan Dinda untuk memasak.

Dinda nggak pernah memasak, jangankan untuk memasak Dinda nggak pernah masuk ke dapur, jadi bik Marni ragu untuk membiarkan anak majikannya ini untuk memasak.

"Nggak apa-apa bik." Ujar Dinda. "Dinda sudah tau caranya memasak bik. Dinda sudah melihat bagaimana caranya di internet, bibik ngak usah khawatirkan dengan rasanya, nanti bibik yang pertama memakan masakan Dinda deh." Bujuk Dinda supaya bik Marni membiarkan Dinda untuk memasak.

Dinda yang sekarang bukan Dinda yang dulu lagi, karena Dinda yang sekarang juga bisa membuat cemilan dan memasak makanan yang nggak kalah dengan masakan chef.

"Yaudah non bibik rencananya mau buatkan non nasi goreng dan sekarang bibik lagi goreng telur." Jelas bik Marni pasrah terhadap Dinda yang pengen memasak.

"Kalau begitu bibik duduk aja biar Dinda buatkan nasi gorengnya." ujarnya Dinda membawa bik Marni untuk duduk di kursi yang ada di dekat dapur.

Dinda yang sedang memasak mendengar terlapak kaki seseorang menuju dapur dan Dinda mengabaikan nya dan tetap melanjutkan untuk memasak.

Sedangkan Ferel yang baru sampai didapur yang melihat bik Marni yang duduk dengan gelisah di dapur.

Ferel datang pagi-pagi karena dia takut Dinda ketiduran, karena Dinda biasanya susah untuk dibangunin untuk kesekolah.

Ferel yang melihat bik Marni dimeja dapur merasa heran karena biasanya jam segini bik Marni akan membuat sarapan untuk Dinda. Siapa yang memasak pikir Ferel heran, yang Ferel tau orang yang ada dirumah Dinda cuma supirnya Dinda dan satu lagi penjaga kebunnya serta bik Marni istri penjaga kebun  kedua orang tersebut merupakan cowok.

"Halo bik." Sapa Ferel berjalan kearah bik marni.

" Iya den." Balas bik Marni sambil melihat kearah Ferel.

" Kenapa bibik disini?" Tanya Ferel heran." Apa bibik nggak bikin sarapan?" Lanjut Ferel dengan wajah sedihnya dan nggakk lupa mengusap perutnya yang lapar.

Ferel belum sarapan dari rumahnya dan Segaja untuk sarapan dirumah Dinda.

Bik Marni yang melihat Ferel mengusap perutnya merasa prihatin karena yang memasak bukan dirinya melainkan Dinda. "Itu den yang memasak adalah non Dinda den." Jawab bik Marni sambil melihat kedapur tempat Dinda yang memasak nasi goreng.

"Apa bik? Dinda." Kaget Ferel.

"Iya den." Balas bik Marni.

"Bik yang benar aja. saya lapar Lo bik." Ujar Ferel. " Emang bibik nggak kasihan lihat saya yang kelaparan.  Tolong jangan biarkan Dinda untuk membuat sarapan bik. Saya belum siap mati bik." Lanjut Ferel mendramatis atas masakan Dinda, dia tau Dinda tidak bisa memasak.

"Nggak papa den, kita coba aja, karena kata non Dinda dia sudah belajar memasak di internet." Beritahu bik Marni.

Ferel yang mendengar penjelasan bik Marni pergi melihat Dinda yang sedang buat sarapan.

Disana Ferel melihat Dinda yang sedang  menghiasi  nasi gorengnya dengan cantik. Dinda menyajikan tiga piring nasi goreng karena tadi Dinda mendengar suara Ferel, walaupun Dinda tau  kalau Ferel tadi menghina masakannya. Dinda memaklumi karena pemilik tubuh ini tidak bisa memasak dan waktu dia memasak pertama kali Dinda yang asli menjadikan Ferel jadi kelinci percobaannya untuk memakan masakan yang dia buat, karena dia tidak bisa memasak saat itu Ferel jadi pingsan dan semenjak itu Ferel jadi trauma untuk memakan masakan Dinda.

"Bik Marni dan Lo Ferel." Panggil Dinda. "Ayok sinih cobain nasi gorengnya." Tawar Dinda.

Mendengar panggilan dari Dinda Bik Marni dan Ferel saling tatap dan berjalan ragu-ragu kearah Dinda. "Silahkan di coba." Ucap Dinda.

"Dilihat dari bentuknya sangat menggugah selera, tapi aman nggak nih?" Tanya Ferel ragu-ragu.

"Lo lihat tu bik Marni." Tunjuk Dinda kearah bik Marni yang sudah mencoba masakannya, seketika Ferel melihat kearah bik Marni dan Ferel melihat wajah bik Marni yang kaget saat mencoba masakan Dinda.

"Bagaimana masakan Dinda Bik?" Tanya Ferel. " Masakan dinda nggak enak ya bik, kalau begitu nggak usah memakan masakan dinda lagi bik." Larang Ferel.

"Nggak den, masakan non Dinda enak banget. Sampai mengalahkan masakan saya den." Jelas bik Marni.

"Yang benar aja bik, saya nggak percaya sebelum saya coba." Ucap Ferel dan mengambil salah satu nasi goreng yang sudah disajikan Dinda untuk dirinya.

Ferel kaget setelah mencoba masakan Dinda. Dia nggak percaya dengan masakan Dinda yang begitu enak.

"Gimana masakannya?" Tanya Dinda sambil memintak pendapat tentang masakannya ke Ferel dan bik marni.

"Enak banget." Balas Ferel dan bik Marni serentak.

"Ya udah, kalau gitu gue keatas dulu mau mandi" pamit Dinda.

" Nanti Lo cepat ya siap-siapnya, jangan lama nanti kita telat kesekolah." Jelas Ferel.

Dinda cuma menganggukkan kepalanya dan pergi menuju ke kamarnya untuk siap-siap kesekolah.

*****
Lanjutannya ada di dreame.

Transmigrasi Gadis DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang