5. Suka kan?

15 1 0
                                    

Setelah beristirahat sebentar dan menunggu Azka shalat, mereka berdua melanjutkan perjalanan. Jika tadi Adel mendumel karena kelelahan maka sekarang ia sedang sumringah. Mau tau kenapa?

Waktu Adel mau ke kamar mandi, ia tak sengaja melihat Azka sedang berwudhu. Sedetik Adel terperangah waktu itu. Sebenernya ya, jujur. Azka itu bukan cowok yang ganteng banget, sama Dimas mungkin masih gantengan Dimas, menurut Adel. Hanya saja, Azka itu punya aura yang hangat dan buat nyaman gitu. ok lanjut.

Setelah tersadar lalu Adel melanjutkan aktivitas nya ke kamar mandi. Lalu setelahnya ia jadi tersenyum kesemsem sendiri. Adel emang gila. Menurut Adel ada tiga waktu cowok itu jadi tambah ganteng.

Pertama, saat wudhu.

Kedua, saat pake kaos hitam.

Ketiga, waktu lagi mau shalat.

Azka yang melihat gadis di sampingnya tersenyum sendiri pun menatap Adel aneh. Lalu ia menepuk bahu kiri gadis itu.

"Kenapa?" tanya Adel saat tersadar bahu kirinya ditepuk sesorang.

"Kamu yang kenapa? senyum terus." tanya Azka balik, sambil memasukan tangannya di saku celananya.

Adel yang ditanyai begitupun hanya bisa meringis. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu menggeleng gelengkan kepalanya, tanda bahwa ia tidak apa apa.

Azka yang melihat kelakuan absurd Adel hanya menggedikkan bahunya lalu memusatkan atensinya ke depan lagi.

Hening..

"Kita mau kemana sih? Ini jauh kali ya dari rumah? Duh gimana inii." suara Adel memecah keheningan apalagi dengan nada hebohnya.

Azka tersenyum kecil,"Lumayan jauh sih,kita kesini perjalanannya aja hampir 5 jam."

"Aduh gimana inii?? Udah mau petang lagi, kok aku nggak mikir nanti balik nya gimana lagi. Terus sama orang yang baru dikenal, baru tiga kali ketemu, cowok lagi. Anjir gawat banget." Adel melotot dan berseru heboh, tangannya tak bisa diam, memukul mukul kepalanya, kebiasaan Adel saat ia merasa bodoh.

Azka yang melihat Adel bertingkah seperti itu pun memegang tangan Adel,"Jangan biasain mukul, gak baik." ucapnya,"dan, jangan ngomong kasar juga, nggak baik, kasihan mulut kamu nanti disetrika waktu di akhirat." lanjutnya dengan terkekeh.

Adel otomatis menutupi bibirnya menggunakan kedua tangannya, lalu memusatkan atensinya pada cowok di sampingnya, ia lalu mencubit kecil lengan cowok itu lalu berlari sekencang mungkin.

"Aw,sakit Adelia," ujar Azka sembari mengusap usap lengannya, tak sadar bahwa pelakunya sudah melarikan diri. Ketika pupilnya tak melihat gadis yang telah menyubitnya di sampingnya, ia lalu memusatkan atensinya ke depan melihat pelaku nya melarikan diri.

Sembari tertawa kecil dan menaikkan tudung hodie nya, Azka berlari kecil menyusul Adelia.

"Adelia, awas kamu!"

○○○○○

Sekarang keduanya sudah sampai di tempat yang, entahlah Adel tidak tahu. Tempat ini di pegunungan, ya pastilah! Ada beberapa warung warung kecil dan seperti ojek ojek, dan di arah barat ada tanjakan lagi.

Dengan nafas terengah engah karena berlari, Adel mendudukan dirinya di gardu tempat itu. Menarik tangan kirinya, matanya melotot kecil sudah pukul setengah lima sore. Artinya hampir 8 jam Adel pergi. Ia menggigit ujung kukunya perlahan. Pasti orang rumah mencarinya. Ia lupa tidak pamit.

Dan ingatkan pada Adel kenapa dirinya bisa sangat bodoh. Langsung mengiyakan tawaran cowok yang baru dikenal, tanpa memikirkan bagaimana kedepannya.

ADANUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang