05

14 1 0
                                    

Hallo gaisss!!! Selamat membaca semuanyaa!! Kalo ada typo langsung coment ya gaiss

Shananda terbangun saat Adzan Maghrib berkumandang. Ia kemudian mengambil air wudhu dan segera malaksanakan kewajiban nya sebagai umat beragama islam.

Setelah sholat maghrib, Shananda keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang keluarga yang dimana semuanya sedang duduk bersantai sambil menonton animasi si botak kembar.

Duduk lesehan di dekat Devi dan mengambil camilan yang berada di dekapan Adi yang duduk di depannya. 

"Ma, Nda besok mau ke Jakarta boleh? Temen temen pada ngajakin buat liburan disana. Gapapa kan Ma?" ujar Shananda membuat semua mata tertuju padanya.

"Terserah Lo, mau ketemu bapak Lo juga silahkan." ujar Serlia membuat Shananda menghela nafas nya gusar.

Dirinya paling bingung, jika kemauannya dijawab dengan kata terserah. Apakah ibunya ini mengizinkannya atau tidak, jika kata terserah yang keluar dari mulut nya.

"Boleh Nda, Nanti sama Ka Adi di anterin sampe stasiun." ucap Anwar, kakek Shananda membuat Adi menghentikan kunyahan di mulut nya.

"Adi kek? Devi aja atuhlah. Males bangun pagi Adi." tolak Adi.

"yaudah gapapa ka, aku naik angkot aja nanti. Deket ini."

"Cakep!! Gue mau bergadang soalnya malam ini sama anak anak." ujar Adi membuat Shananda memutarkan bola matanya malas.

"Yaudah sana. Kamu benah benah baju buat kamu bawa besok." titah Leny.

"Iya nek. Nda pamit ke kamar dulu."

Ia kemudian beranjak dari duduknya, sebelum berjalan, ia mengambil keripik pisang yang masih berada di pangkuan Adi, membuat Adi memukul tangannya.

"Pelit amat. Orang pelit kuburannya sempit, Mampus. Eh canda mampus." ejek Shananda yang kemudian berlari menuju kamarnya.

Saat di ambang pintu kamarnya, Shananda sayup sayup mendengar adiknya meminta izin kepada ibunya.

"Ma, katanya kakaknya Romi besok nikah ya? Berarti nanti ada jometan¹ dong? Boleh ya Ma ikut."

"iya boleh."

"yeu. Jometan mulu pikirannya." ujar Adi

"Bodo amat"

"Mintain buat Ka Adi ya cil."

Shananda yang masih berada di ambang pintu pun tersenyum miris. Kenapa adiknya langsung di kasih izin? Sedangkan dirinya? Ah apa apaan ini pikirannya? Mungkin karena tempatnya dekat dengan rumah membuat adiknya langsung di kasih izin. Ia harus berpikir positif. Harus!!.

Ia kemudian melanjutkan jalannya masuk ke dalam kamar pribadi miliknya. Tidak luas memang, di kamar ini hanya menampung satu buah kasur lantai yang cukup untuk tiga orang, lalu satu almari kayu dan juga meja belajar. 

Shananda mendekorasi kamarnya sebagus mungkin, nuansa galaksi akan di rasakan oleh siapa saja saat pertama kali masuk ke dalam kamar Shananda. Sejujurnya, Shananda hanya menyukai perpaduan warna dari galaksi, tapi tidak dengan materi tata surya.

Ia berjalan menuju almari yang terletak di ujung kamar dekat dengan meja belajar. Mengambil koper mini di atas almari kayu tersebut dan segera memasukkan barang barang yang penting dan wajib ia bawa.

"huffttt"

Dengan waktu sekitar 40 puluh menit, ia berhasil memasukkan semua barang yang sudah disiapkan saat siang tadi. Melihat jam dinding yang berada di atas pintu kamar nya, ternyata akan masuk jam Isya.

ShanandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang