06

26 2 0
                                    

Yey ketemu lagi!! Monmaap ni yaa jarang update:v
Selamat membaca sayangkuu

"Ahh gila gak sih? Enak banget ini, sumpah dah.  Beliin lagi dong Ja. Yang stik crab. Lo yang bayar dulu, ntar di rumah gue ganti." pinta Shananda membuat lawan bicaranya memutarkan bola matanya malas.

"Udahlah anjing, lo morotin gue sampe segitunya Nda. Nggak kasian lo sama gue? Uang jajan gue di potong sama Bunda. Plis lah." ujar Raja, dengan kesal ia mengacak rambutnya frustrasi.

Raja Adiatama. Sepupu Shananda yang umurnya hanya terpaut beberapa bulan saja. Mengakibatkan, Raja dan Shananda sangat Akrab sekali. Raja adalah putra dari Kakak ibunya yang ketiga. Raja juga memiliki seorang adik, Reja namanya.

"Yailah baru juga dua puluh ribu. Kan gue udah bilang, ntar di rumah gue ganti. Nggak cayaan amat sih lo sama gue."

"Bener lo ya, dua kali lipat bayarnya."

"Kurang ajar! Mau mati lo?" umpat Shananda.

"Lo makan banyak padahal, tapi badan masih aja kurus kerempeng begini" ejek Raja membuat emosi Shananda sudah berada di ubun ubun.

"Raja anjing, babi, monyet, setan, goblok, tolol, gila, bego, sarap, aishh. Raja sialan." segala sumpah serapah terus ia keluarkan di dalam hatinya. Mengingat ia masih berada di tempat umum.

"Kenapa lo diem? Ngerasa? Udahlah. Akuin aja kalo lo itu kerempeng."

Shananda menatap Raja nyalang. Dada yang naik turun lantaran kelewat emosi. jika Shananda berada di animasi-animasi kartun, mungkin diatas kepalanya akan mengeluarkan tanduk serta telinga yang mengeluarkan asap.

Shananda tersenyum miring, "heran gue, sering olahraga, ngegym dua minggu sekali,  badan tetep aja buncit."

"Sialan. Balas dendam si anying."

Raja lebih memilih diam, jika di ladeni maka urusannya akan semakin panjang. Mengingat mulut Shananda jika sudah mencaci seseorang seperti kaleng rombeng

"Ja, btw lo udah tau?" tanya Shananda menggantung.

"Apaan?!" Jawab Raja dengan nada tidak santai.

"Santai dong ibab. Lo tau gak?"

"Apaan?" kali ini, nadanya terdengar lebih kalem daripada jawaban yang pertama.

"Kalo gue itu cantik, imut, lucu, gemesin, baik, rajin menabung, tidak sombong." ujarnya dengan tingkat kepedean yang tinggi.

"Mata lo kotak gak sombong! Lo nggak inget waktu di Kota Tua kemarin? Gila! Lo bukannya sombong malah serem anjir. Nggak biasanya lo segalak kemarin."

Shananda mengetuk dagunya pelan, seolah sedang berfikir. Walaupun sebenarnya, ia tidak perlu berfikir, jika kejadian di Kota Tua kemarin masih teringat jelas di ingatannya.

"Oh itu. Nggak tau gue itu siapa. Nggak biasanya tuh orang." ujar Shananda membuat Raja memutar bola matanya jengah.

Flashback on

"Hai Babe! Beneran dateng ke Jakarta Lo rupanya. Kirain gue, lo takut sama ancaman gue kemarin. Ternyata lo pemberani juga ya."

Suara bass seseoranh mengalihkan atensi keempatnya. Mereka menoleh kebelakang secara bersamaan. Disana terlihat dua orang remaja laki laki yang sayangnya begitu tampan. Membuat Nesya susah meneguk air liurnya sendiri.

"Nafas sayang." Tegur seorang pria berkaos hitam yang tadi menyapa Shananda.

Dengan reflek, Shananda dan teman temannya menghembuskan nafasnya yang membuat kedua pria yang di hadapan mereka menatap dengan terkekeh geli.

ShanandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang