Destiny

Kebenaran

bughhh.. Bughh.... Bughhh...

"Dasar bodoh!!!"

Ucap levi sembari menendangkan eren berkali-kali.

"Padahal sudah kuberitahu agar hanya mengintai, Tapi kau malah membunuhnya?! Kau memang berubah total, eren"

"Itu hanya perasaanmu saja, Levi."

Rekan setim eren mulai bertanya-tanya Tentang keakrabannya dengan Levi yang notabenenya adalah Kapten.

Dengan rasa takut, Shasa menanyakan ini kepada eren dan levi,

"Emm.. K-kalian saling mengenal?"

Yang ditanya kemudian menoleh, Levi menghembuskan nafas secara kasar dan berkata,

"Ya, Aku berhutang budi kepada ayah dari si payah ini."

"Lalu, siapa ayah dari kruger ini?"

Annie yg biasanya Cuek pun ikut bertanya

"Hah? Kruger? Siapa? Eren? Nampaknya kalian Benar-benar tertipu"

Mereka yang disana mulai bingung dengan perkataan Levi. Namun, tidak dengan mikasa. Ia merasa dugaan bahwa anak yang dimaksud tentara marley sebelumnya adalah eren menjadi semakin kuat.

"Biar kujelaskan. Pertama, si payah ini Bukan Eren Kruger, melainkan Eren Jaeger. Kedua, saat dulu sifatnya tak seperti ini. Dia dulu sering menjahiliku mulai dari mencuri makananku, uangku dan lain-lain."

"Cihh, Mulutmu itu tidak bisa dijaga ya, pendek!"

Mendengar hal itu, rekan-rekan eren kaget seketika, termasuk Annie yang biasa berwajah datar. Tentu saja melihat sifat eren yang sekarang berbanding 180° dengan sifatnya yang dulu. Terlebih lagi dia adalah anak dari salah satu dokter terkenal yakni Grisha Jaeger.

"K-kau Jaeger?"

Mikasa tiba-tiba berbicara,

"Ya, memangnya kenapa?"

Tanpa aba-aba, mikasa secara tiba-tiba memeluk eren.

"Syukurlah... Akhirnya aku menemukanmu.."

Mereka yg melihat kejadian itu menjadi malu-malu, termasuk eren. Pasalnya eren tidak pernah berhubungan dengan perempuan. Bahkan untuk berbicara saja sangat jarang.

"O-oii!! A-apa yg kau lakukan, Ackerman?!"

Mikasa yang tersadar pun segera melepas pelukannya dari eren.

"M-maaf. A-aku tidak bermaksud seperti itu. Ini terjadi dengan spontan"

"Y-ya. Terserah kau"

Mereka kemudian memalingkan wajah merona masing-masing akibat kejadian tersebut.

"Oiii, tidak malu dengan om om?"

Levi menyela,

"Diamlah, pendek!"

"Cihhh, lebih baik kalian bubar. Aku muak melihat wajah si payah ini!"

Ucap levi sembari menunjuk eren.

"Hai"

Tim eren lalu bubar, dan pulang menuju rumah masing-masing.

Namun di tengah perjalanan, eren dihampiri mikasa.

"Hei jaeger"

Eren menoleh,

"Oh, ackerman. Ada apa lagi?"

"Begini, 6 tahun lalu saat orang tuaku sekarat. Aku disuruh menemukan seseorang bernama Jaeger. Dan sekarang aku berhasil menemukanmu, Eren Jaeger. J-jadi, apa kau tahu sesuatu tentang hal itu?"

"Tidak"

Eren menjawab spontan. Tampak raut wajah mikasa menjadi Kecewa.

"Namun, tampaknya seseorang tahu akan hal tersebut" Kata eren

"Benarkah? Siapa dia?"

"Temui aku besok jam 10 di Taman Maria. Akan kuberitahu, tidak, akan kupertemukan kau dengan orang tersebut"

" Baiklah. Aku akan kesana besok."

"Sudah tidak ada apa-apa lagi kan? Kalau begitu aku akan pulang. Kau juga pulanglah sebelum larut malam."

"A-ah ya. Sampai jumpa"

Eren hanya melambaikan tangan sambil berjalan terus kearah rumahnya. Sementara itu mikasa merasakan perubahan sikap eren terhadapnya dari pertemuan pertama sampai sekarang.

Tak mau berlama-lama, mikasa kemudian pulang kerumahnya.