Soonhoon
School life
Local⚠️Warn!Harsh word (Kata kasar)⚠️
ーNote :
Karya ini dibuat hanya dalam 1 jam, jadi mohon maaf kalau ada typo atau kata/kalimat yang aneh.ಠ﹏ಠDan semisalnya ada yang engga sreg kalimat/kata-kata nya, silahkan dikomen aja yaa, biar aku bisa revisi besok pagi.
Enjoy sweetie-!
⇇✽✽✽⇉
Hari ini adalah hari Jumat. Yang dimana di seluruh sekolah (yang memiliki sistem full-day school) mengadakan kegiatan wajib pramuka. Para siswa sebenarnya malas mengikuti. Namun apa daya, kepala sekolah mengancam tidak akan menaik kelaskan siswa yang tidak mengikuti pramuka. Tentu saja siswa yang sakit mendapat free pass.
Setiap minggu siswa akan bergiliran mengikuti pramuka per angkatannya. Seperti sekarang ini, yang adalah jadwal siswa kelas 11. Dan dua hari sebelumnya sudah pasti diberitahukan kepada siswa.Soonyoung menggerutu kesal. Ia tidak suka kegiatan pramuka. Hanya membuat kulit gosong saja, batinnya. Dan sekarang ia kesulitan memakai kacunya.
"Bangsat! Ni kacu susah amat gulungnya!" ujar Soonyoung sembari mengacak-acak rambutnya. Ia melihat jam dinding sekolah.
Istirahat sebelum pramuka dimulai akan berakhir 10 menit lagi. Semua anak sudah hampir selesai membenahi kacu mereka masing-masing. Bahkan ada yang sudah turun ke lapangan untuk berbaris.
"Aduh, minta tolong siapa ya? Yang cewek-cewek udah pada baris di lapangan lagi." Paniknya.
Ia menelisik ruangan kelasnya; mencari orang untuk dijadikan tumbal (re: bantuan). Sampai ia menemuka Jihoon, sang wakil ketua kelas. Ia baru saja selesai membenahi kacunya dan siap untuk turun ke lapangan.
Dengan cepat Soonyoung menanhannya. "Jihoon, tunggu bentar woy!!"
Yang dipanggil lantas menoleh heran, "kenapa sih?!"
"Sinis banget putri salju. Bantuin gue gulung kacu dong, Ji. Kan lu baik?" pinta Soonyoung dengan wajah menggemaskannya.
"Dih najis muka lo. Mana kacunya?!"
"Nih, makasih ya Cintaku, utututu," kata Soonyoung memonyongkan bibirnya yang dihadiahi tabokan di kepala.
"BERISIK!"
dih, bilangnya berisik tapi kok blushing maneh?????
Jihoon dengan telaten menggulung kacu milik Soonyoung. Ia menggulung dimulai dengan gulungan yang kecil, sehingga mudah untuk memasuknya ring kacunya. Berterimakasih kepada sang ibu yang selalu membantunya saat sekolah dasar.
Soonyoung melihat Jihoon dengan intens. Membayangkan jika jari-jari kecil itu ia genggam dengan hangat. Ia sematkan cincin kepada jari manisnya. Ia cium setiap bangun tidur pagi hari. Jari-jari yang akan ia tuntun kepada kebahagiaan mereka berdua, bersama anak-anak mereka kelak.
Dan tentu saja, jari-jemari yang lihai itu akan membenahi dasinya sebelum ia berangkat kerja. Lalu ia cium dengan ribuan kasih sayang.
"Nah sudah selesai, sayang. Kau terlihat tampan dengan dasi birumu itu,"
"Tentu saja. Karena kamu lah yang memakaikannya untukku, cintaku."
"Ja-jangan menggombal!"
Jihoon sudah selesai menggulung kacu hingga batas yang sudah ia tentukan. Saat ia berbalik memandang pemilik kacu, empunya malah bengong tak berkutik. Mata sipitnya hanya memandang Jihoon seorang.
"Woy Soon, nunduk dikit. Tinggi banget sih lo."
Bukannya mendapatkan jawaban, Soonyoung tetap pada tempatnya. Bengong.
'kerasukan apa bocah satu ini?!' —Jihoon
Dengan inisiatif, Jihoon menempatkan kedua tangannya pada pundak Soonyoung. Perlahan ia menurunkan sedikit badan Soonyoung agar kacunya terpasang.
Tepat saat ia memasukkan ring kacunya, Soonyoung tersadar.
"Ji,"
"Hm?"
"Jadi temen gue yuk."
"Kita emang temen sekelas bangsat!"
"—Temen hidup maksud gue, hehehe," kekeh Soonyoung tanpa beban. Mengabaikan muka merah bak tomat matang milik Jihoon.
Chup
Perlahan ia mengecup pelan bibir plum kecil Jihoon. Setelahnya ia terkekeh kecil. Mengabaikan muka merah bak tomat matang milik Jihoon.
"A-apa-apaan?!!" Jihoon berujar gagu.
"Gapapa, cuma mau bilang bibir lo kenyel."
BRAK!
"Lee Jihoon! Kwon Soonyoung! Ikut ke ruangan bapak untuk menuliskan nama kalian pada buku kasus, kalian saya beri hukuman membersihkan toilet lantai 1 sekarang juga!"
"B-baik pak!" Dengan cepat keduanya menuju toilet lantai 1.
"Hh.. gara-gara lo nih, kita dapet hukuman hhh.. Ganti rugi pulang sekolah!" Napas Jihoon tersengal-sengal akibat berlari dari lantai 3 (kelas mereka) ke lantai satu.
Sekarang mereka duduk di depan kelas 10 dekat toilet yang dimaksud.
"Siap maniskuu. Kalau ganti rugi pake cincin nikah juga rela gue beli!"
Seketika, Jihoon menabok Soonyoung dengan kencang.
"kWON SOONYOUNG!!" teriak Jihoon menggelegar di lantai 1. Sedangkan empu pembuat masalah hanya tertawa senang. Lucu juga menjahili teman hidupnya ini.
END
⇇✽✽✽⇉
Note pt.2 :
Halo halooww, sudah lama sekali book ini berdebu di perpus kalian. Maaf banget aku luama bgt updatenya, dikarenakan tugas sekolah sama males (dominan malesnya sih hehe, —ampunn).
Kali ini aku bawain yang ringan-ringan aja hehe, dan terjadi di real lifeku (kecuali adegan ppoppo-nya ofc, cororong anjer mana boleh ppoppo)😃👍
Happy New Year, Happy Valentine, dan Yun juga ngucapin bagi yang ngerayain Imlek dan upacara adat maupun keagamaan lainnya. Telat banget ini mah euy. Semoga kalian sehat selalu yaa, see u on my next story~

KAMU SEDANG MEMBACA
ℙ𝕖𝕥𝕣𝕦𝕤 𝕁𝕒𝕜𝕒𝕟𝕕𝕠𝕣
AcakPetrus Jakandor (n.) Merupakan singkatan dari "Pepet Terus, Jangan Kasi Kendor". Hanya berisikan cerita-cerita manis nan menggemaskan dari para member Seventeen di kehidupan sehari-hari. Oneshoot/Twoshoot ⚠YAOI! BOY X BOY! HOMO⚠ ❤Pair: Jeongcheol...