Jihan Bratandary Youvela [ Jihyo ]

103 13 2
                                    

Kalian pasti berfikir menjadi anak seorang CEO ternama itu enak bukan? hidup bergelimang harta, semua hal yang diinginkan dengan mudah didapatkan. Untuk hal itu aku memang setuju. Tapi dibalik itu semua, sebenarnya aku tertekan. Aku dituntut untuk menjadi apa yang mereka mau, dan juga harus menjaga nama baik keluarga tentu saja.








" Jihan, keluar. Dad tunggu dibawah."

" Okey dad, wait for minute." Aku berjalan keluar kamar untuk menuju ruang keluarga, tempat biasa kami berkumpul untuk berbincang. Ya, hal seperti ini sering terjadi. Orangtua ku bukan tipe yang suka berbicara melalui handphone, padahal teknologi sudah berkembang sangat pesat. Entahlah, toh aku juga sama dengan mereka.








-
-
-
Dilihat ada beberapa orang yang tidak aku kenal. Saat sampai dilantai bawah, daddy menyuruh ku untuk menghampiri mereka. Aku duduk didamping mommy, berseberangan dengan orang yang aku sebutkan tadi.

" Ada masalah apa?" Tanpa basa-basi aku bertanya, jujur saja aku heran. Mereka itu siapa, dan apa alasannya mereka mengundang ku di perbincangan kali ini.

" Baik kami langsung saja, kamu sudah tau peristiwa yang terjadi baru-baru ini bukan? Perkenalkan, kami perwakilan dari NIF. Tim yang dibentuk khusus oleh presiden, mungkin sebelumnya pernah mendengarnya."

Aku jelaskan sedikit tentang NIF, organisasi yang dibentuk langsung oleh presiden dan perwira TNI ini memang sudah tidak asing. Apalagi untuk keluarga ku yang notabenya memiliki perusahaan pembuat senjata api di Indonesia. Setau ku tim ini sering menyelesaikan kasus-kasus penting, bahkan mereka sering diutus untuk ikut mengamankan negara-negara besar lainnya. Bisa dibilang mereka setingkan dengan agent FBI di Amerika sana.

" Kami datang kesini karena mendapat utusan menjemput saudari Jihan untuk bergabung bersama kami."

" Jihan, dad setuju jika kamu ikut mereka. Membantu negara sendiri bukanlah hal buruk bukan?"

Aku sempat termenung, sebenarnya ini sebuah kehormatan. Tapi rasa khawatir tentu saja ada, bagaimana jika aku gagal?

" It's okay nak, mommy akan selalu mendukung dan berdoa yang terbaik untuk kamu."

Astaga, aku paling tidak bisa jika mommy sudah seperti itu. Apakah aku ikut dengan mereka? apakah aku bisa diandalkan?






























" Oke aku mau, kapan kita berangkat?"

" Oke aku mau, kapan kita berangkat?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














***

hey! how? do you like it?

mau dukung aku? jangan lupa vote dan komen nya yaa. mohon maaf kalau masih banyak salah di perkataan atau penjelasannya, kritik dan sarannya jangan lupa!!

terimakasih, hope you enjoyy ♡

Complebitur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang