Dua

1.4K 129 0
                                    

MELAWAN LUPA-!

WARING!!
CERITA YAOI/HOMO/GAY/COWOK x COWOK/BELOK DLL.

CHAPTER 02.


Jangan pernah sesekali kau biarkan aku sendiri

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Setelah insiden Mina mencium Mark di depan Haechan, semalaman Mark tak bisa tidur. Sangat jelas di ingatannya tatapan terluka Haechan kepada dirinya, Mark sangat menyesal dan rasanya menyesakkan. Tidak, Mark tidak menganggap itu cinta Dia hanya menganggap kekhawatiran itu sebagai bentuk rasa bersalah karna Mark tau jika Haechan mencintainya. Tapi sayang, Mark tidak bisa membalas perasaan Haechan karna hatinya terlanjur jatuh pada sesosok gadis imut yang satu tingkat berada di bawahnya. Kang Mina

Di pagi harinya Mark menganga lebar melihat betapa hebohnya kedua orang tua Mark bersama Haechan di halaman belakang rumahnya sambil mengoper-ngoper dalaman bergambar semangka sambil tertawa kencang. Tunggu dulu, itu kan..

"Yaaak!! Apa yang kalian lakukan dengan dalamankuuu?!!!" Teriak Mark menghentikan kegiatan ketiga orang di hadapannya.

Nafas Mark kembang kempis, dia melirik Haechan dengan mata elang tajam miliknya.

"Jauhin tangan lu dari daleman gua!" Bentak Mark sambil melotot galak ke arah Haechan

Haechan langsung mengangkat kedua tangannya, berakibat dalaman yang sedari tadi di pegangnya jatuh ke tanah.

"Yaaak!!!" Mark berteriak nyaring, lalu berlari menyelamatkan dalaman miliknya sambil membersihkan tanah-tanah yang menempel tanpa lupa mengucapkan beberapa kata 'maaf' membuat ketiga orang yang melihatnya hanya bisa mematung sambil melirik satu sama lain.

"Bwhahahahaha... omo omo, ganteng doang! Celana dalam masih gambar semangka, ganti jadi barbel aja Kak biar sedikit manly, siapa tau burung kakak nanti jadi six pack"

Celetukan Haechan tentu saja mengundang tawa kedua orang tua Mark.

"Lu! Apa apaan sih sok asik banget" Mark kesal sungguh, selama dia hidup gak ada satupun orang yang mempermasalahkan kecintaannya terhadap semangka. Bahkan kedua orang tuanya pun biasa saja saat tau anaknya punya Boxer bergambar semangka kecil-kecil.

"Udah udah itu bukan salah Haechan Mark, tadi dia cuma bantuin Papa sama Bunda jemur baju terus gak sengaja boxer kamu jatuh" ujar Papa Mark mencoba menengahi

"Tapi gak perlu di lempar-lempar juga kan pa!"

"Oke oke, itu emang salah kita. Sekarang kamu masuk ke dalam, terus mandi. Haechan bilang kalau hari ini kamu bakalan ngajak dia keliling, cepetan mandinya kasian dia udah nungguin dari pagi" Bunda Mark tersenyum teduh sambil memandangi Haechan dan Mark secara bergantian lalu masuk ke dalam rumah sambil merangkul lengan suaminya mesra.

"Maaf Kak" lirih Haechan

"Ini peringatan buat lu, kita baru kenal sebulan dan gua juga punya privasi, lu tau privasi kan? Jadi jaga tingkah lu jangan sampe ngelewatin batas" ucap Mark kasar.

Haechan menundukkan kepalanya dia sadar dia salah, karna itu dia tak berani menatap Mark. Namun usapan di kepalanya membuat Haechan memberanikan dirinya mendongak ke atas.

"Jangan di ulangin lagi, gua gak suka marah-marah, apalagi marahin lu yang sialnya jadi tetangga perusuh hidup gua" Nada Mark kini semakin melembut meskipun raut wajahnya tetep datar.

Haechan tersenyum lalu terkekeh pelan.
"Iya iya Kakak Mark yang paling Haechan sayang"

"Dih, gua gak pernah ngarep buat di sayang-sayang sama lu ya"

Haechan tak menjawab dia hanya menunjukkan senyuman lebar nya.

"Ayo masuk, katanya mau keliling"

Haechan mengangguk, mengejar Mark yang telah berlalu mendahuluinya.

"Kak Mark!! Tungguin ih!" Haechan berteriak kencang saat sandal yang di pakainya tiba-tiba putus.

"Cepetan dasar lamban" Mark berkata tanpa menoleh ke belakang membuat Haechan berdecak kesal.

Haechan akhirnya menghembuskan nafasnya lalu berjalan dengan sandal yang di pegangnya.

"Sandalku putus" Ucap Haechan saat dirinya tengah berada di kamar Mark.

"Nanti ganti kalau mau berangkat"

"Kak Mark gak ada niatan buat beliin aku sandal baru?" Haechan bertanya sembari memainkan gitar Mark dengan asal-asalan.

"Gak"  jawaban singkat Mark benar-benar membuat Haechan ingin menepuk jidat lebar Mark dengan gitar yang di pegangnya.

Kenapa coba dia harus suka sama Mark yang ngeselinnya sampe bikin usap-usap dada? Ganteng sih, pinter juga, turunan dari kasta atas cuma ya gitu. Sekali ngomong bikin Haechan gedek dengernya. Gak sadar aja kalau dia lebih nyebelin dari pada Mark.

"Eh?"
Satu Notiv di hp Haechan membuatnya langsung dengan sesegera mungkin bergegas keluar dari kamar Mark.

"Eh Chan? Mau kemana?" Mark menghentikan kegiatannya saat melihat Haechan yang terburu-buru keluar dari kamarnya.

"Pulang kak! Ayah pulang hari ini! Nanti Haechan kabari lagi yaaahh dadaaaa!!!" Teriak Haechan.

'emang Ayah Haechan dari mana?' pertanyaan itu otomatis muncul di kepala Mark. Ah bodo amat lah, Mark kesal sendiri jadinya tau gini kan dia gak akan terburu-buru tadi.

Haechan berlari sekuat tenaga, tanpa lupa membawa serta sadalnya yang sudah putus.

Dadanya bergetar hebat, ketika melihat pintu rumahnya sedikit terbuka.

Dengan perlahan Haechan membuka pintu depan rumahnya. Menampakkan seorang pria paruh baya tengah berdiri dengan gagahnya seakan-akan memang menunggu Haechan pulang.

Lee Haechan (parasit)
.
Kak Mark maaf acara jalan-jalannya di tunda minggu depan aja yah? Ayahku datang soalnya, gak enak kalau di tinggal gitu aja.

Read

Mark melemparkan ponselnya kasar, dia benar-benar merasa tercampakan sama orang yang bahkan belum genap sebulan di temui nya.

Hp nya berdering membuat Mark memaki dalam hati.

"Awas aja kalau yang nelfone ternyata Haechan dan minta jemput tiba-tiba" gumam Mark emosi.

"Halo?"

"H-halo kak Mark hiks.."

"Eh Mina? Ada apa dek? Kok lu nangis?"

"Kak Mark hiks.. gua butuh lu kak"

Sambungan itu di putus secara sepihak membuat jantung Mark berdegup kencang. Mark meraih jaket dan kunci motonya, bergegas keluar dan memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh. Membelah keramaian jalan yang untungnya tidak terlalu padat.

'Mina..' Mark bergumam dalam hati karna dia tau sang kekasih tidak dalam keadaan yang baik-baik saja.

....

"Enghhh~ ahh ahh"

"Sshhhh.. sayang"

Suara gemuruh petir dan juga lebatnya hujan tak mempengaruhi kedua insan yang tengah sibuk bercinta di dalam kamarnya. Saling mencari kehangatan di tubuh pasangannya, saling menikmati rasa nikmat yang menjalan di seluruh desisan darahnya. Tujuan mereka hanya satu, melepas rindu dan melepas rasa sakit yang tengah mereka rasakan.

T.B.C

Gaisu, klian sadar gak sih? Di Chap ini Mark sama Haechan banyak banget adegan lari-larinya. Udh mirip kek pilm india aja serius wkawka.. maapkan yeu~

Smile On my Face [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang