Lima

1.1K 98 13
                                    

Maaf, jarang UP.
Soalnya diriku lagi sibuk menyiapkan acara lamaran ku.

BISMILLAH TAUN INI NIKAH!! KEBURU MOK KELONAN!!

HAPPY READING!




WARING!!
CERITA YAOI/HOMO/GAY/COWOK x COWOK/BELOK DLL.

Part 05.

With you~

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Haechan meringis melihat wajah dan tubuhnya penuh lebam.

Ayahnya entah kemana, meninggalkan Haechan yang terkapar begitu saja.

Satu helaan nafas Haechan keluarkan, sebelum akhirnya memilih menutupi semua lukanya dengan foundation yang senada dengan warna kulit tan nya.

Kenapa Haechan bisa punya foundation? Sudah ku ceritakan bahwa ayahnya bukan sekali duakali melakukan kekerasan padanya 'kan?

Jadi Haechan selalu menyiapkan segala sesuatu yang penting menurutnya bahkan obat penenang yang di tegak nya setiap malam.

Haechan mendesis menahan perih di wajahnya.

"Okkey, tinggal di poles lip tint" Ucap Haechan bangga akan dempulannya  yang benar-benar menyamarkan luka di wajahnya.

"HAECHAN CEPET KELUAR ATAU LU GUA TINGGALIN!" Teriakan Mark dari depan kamarnya membuat Haechan mendengus kesal

"TUNGGU BENTAR LAGI NAPA SIH KAAK!! BAWEL AMAT! UDAH KAYAK EMAK-EMAK GAGAL DAPET DISKONAN AJAA" Haechan balas meneriaki Mark meskipun sudut bibirnya terasa sedikit perih

"Gua dobrak lama-lama nih pintu!"

"Dobrak aja kalau berani! Nanti aku aduin  ke papa sama bunda. Mau?" Ancam Haechan

"Sialan!" Akhirnya Mark pun hanya bisa pasrah menunggu Haechan keluar dari kamarnya sambil memaki-maki dalam hati.
.
.
"Ini kenapa?" Jaemin bertanya tiba-tiba membuat Haechan yang baru duduk di bangkunya hanya mengerutkan alis heran.
"Huh? Apanya?"

"Ini" Jaemin menyentuh benjolan yang ada di jidat Haechan.

"Aa!! Sakit!" Haechan menepis tangan Jaemin yang ada di dahinya.

"Kenapa bisa sampe gitu?"

"Kemaren gak sengaja kelepeset terus kejedot tembok" Jawab Haechan enteng

"Lain kali hati-hati"

Haechan yang mendengarnya tersenyum lebar.
"Ciee perhatian ciee, manis banget siih" Haechan dengan jahil menoel-noel pipi Jaemin

"Emang kenapa kalau gua perhatian sama lu? Salah?"

Pertanyaan ketus dari Jaemin langsung membuat Haechan gelalapan di tempat.
Dia menjauhkan tangannya dari wajah Jaemin secara hati-hati.

"Maaf" cicitnya pelan

Jaemin mendengus kecil lalu mengusap kepala Haechan pelan.
Sedikit perih, mungkin efek dari jambakan ayahnya semalam namun masih bisa Haechan tahan.

"Gak usah minta maaf gua cuma Khawatir tadi, gua gak mau ada kejadian buruk nimpa elu"

Haechan mendongak, menatap mata Jaemin yang memandangnya dengan lembut.
Lalu keduanya saling tersenyum, entah karna apa. Yang jelas hati keduanya berdesir lembut.

"Makasih udah mau peduli sama aku, aku bener-bener bersyukur kenal kamu" ucap Haechan tulus

"Seharusnya gua yang bilang gitu ke elu, gua bersyukur kenal sama lu karna lu, satu satunya orang yang bisa ngerubah hidup gua, karna elu satu satunya orang yang bisa bikin gua berhenti ngerokok dan berhenti bolos, semua karna omelan lu juga karna rasa peduli lu buat gua yang melimpah, makasih banyak"
Jaemin mengusap lembut kepala Haechan membuat sang empu tersenyum tipis.

Jaemin sangat manis bahkan dulu Haechan sempat jatuh hati karna sifat Jaemin yang terlihat cuek dan urakan namun dia sebenarnya berhati lembut dan juga peduli pada orang-orang di sekitarnya.
Namun tetap saja, rasa sukanya pada Mark mengalahkan rasa kagumnya terhadap Jaemin.
Bahkan pernah terlintas di benaknya andai jika dia dan Jaemin berpacaran maka bisa di pastikan Haechan benar-benar akan melupakan rasa cintanya pada Mark.

Ah, Haechan melupakan bahwa ada seorang yang akan membunuh siapapun jika ada yang berani-beraninya memacari Haechan.

Bahkan Haechan sangat-sangat sadar diri jika tubuh kotornya tidak pantas untuk bersanding dengan siapapun, bahkan Mark ataupun Jaemin sekalipun.

"Gua denger-denger lu di tembak kak Lucas?"

Haechan menoleh pada Jaemin yang kini sedang sibuk dengan smartphone nya

"Tau dari mana?" Tanya Haechan penasaran

"Kabar itu udah nyebar Chan"

Haechan mengangguk-angguk kan kepalanya

"Terus gimana? Lu nerima dia?"

Haechan menggeleng kali ini.
"Kak Lucas ngasih aku waktu tiga hari buat jawab pertanyaan dia dan sekarang adalah hari terakhir, mungkin nanti setelah istirahat aku akan mencari Kak Lucas"

"Lucas udah pergi"

"Maksudnya?"

Haechan meremas kedua tangannya di bawah meja, berharap apa yang ada di pikirannya salah besar.

"Dia udah pindah"

Haechan langsung lemas ketika mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Jaemin.

"K-kamu tau dari siapa?"

"Paman, lu lupa kalau paman gua pemilik sekolahan ini?"

"A-ah iya, Kak Lucas kenapa tiba-tiba pindah?"

Jaemin menghela nafas panjang.
"Gak tau, tiba-tiba orang tuanya datang terus bilang kalau bakalan mindahin Kak Lucas ke sekolahan yang lain, kalau gak salah denger Kak Lucas bakalan pindah ke Cina. Lu kenapa sih sampe segitu kagetnya? Nyesel lu di tembak Kak Lucas tapi dia nya malah pergi?" Jaemin menatap sinis ke arah Haechan

Haechan mendengus kesal.
"Bukan ih"

"Terus kenapa?" Selidik Jaemin

"Itu.. kamu kenapa sih? cemburu yaa!"

"Kalau iya kenapa?"

"Jaemin-ah jangan bercanda ih"

Jaemin mendengus kasar lalu mendorong wajah Haechan yang masih menatapnya dengan pandangan terkejut.

"Biasa aja babi, gak usah di jelek-jelekin gitu muka nya"

Haechan mendecih lalu membuang mukanya kesamping, tak ingin menatap lagi wajah Jaemin yang sedang tersenyum menyebalkan baginya.

Gini ini yang bikin Haechan gedek, Jaemin selalu bilang kalau dia suka pada Haechan, namun akhirnya bakalan bilang lagi kalau itu cuma bercanda saja. Kan, bener-bener anj--

"Ngambek ya?" Tanya Jaemin dengan nada menggoda

Haechan tak menjawab.

"Dih ambekan"

Haechan tetap diam tak menjawab.

"Ya udah gua minta maaf,  nanti malem jam tuju gua tunggu di Cafe tempat biasa kita ngerjain tugas, terus kita jalan-jalan berdua"

Halah, modus banget tai

Haechan tak bergeming dari tempatnya, bodo amat dia tuh.

"Apapun yang lu mau, gua yang bayarin"

"CALL!!!" Haechan menoleh cepat dan berteriak tepat di depan wajah Jaemin dengan wajah datar sampai membuat lelaki bermarga NA itu sempat jantungan untuk sesaat.

Jaemin tersenyum tipis, tamatlah riwayat isi dompet dan juga Atm nya.


T.B.C

Smile On my Face [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang