Semuanya serba mendadak, dalam 1 hari Jennie resmi menyandang gelar sebagai Nyonya Manoban. Disinilah ia sekarang, berada di Penthouse mewah Lisa. Pipinya memerah kerena malam ini merupakan malam pertamanya sebagai istri dan tidur 1 ranjang dengan suami yang sama sekali tak ia kenal.
Lisa keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidurnya. Ia melihat istri kecilnya yang mendadak memejamkan mata berpura-pura tidur. Ia melangkah naik keatas ranjang berbaring disamping istrinya.
"Jangan berpura-pura tidur."
Jennie lansung membuka matanya dan menyengir bodoh karena ketahuan. Ia memberanikan diri berbaring menyamping menatap Lisa. "Mmm.. Presiden---
"Jangan berbicara sebelum kamu memikirkan nama panggilan untukku." Potong Lisa dingin membuat Jennie mengerucutkan bibirnya dan berpikir nama yang cocok."Gimana kalo Lili?Poopoo?boo?hun? Eh. Maaf kebanyakan..."
Tanpa aba-aba, lisa menariknya kedalam dekapan. Lengan kanan lisa sudah menjadi bantalan kepala gadis itu. "Tidurlah. Besok kamu sekolah."
"Beneran tidur nih???" Jennie bersorak senang mendongak kepalanya melihat lisa yang memberikan tanggapan anggukkan kepala.
"Seriusss???"
"Aku bakal lakuin itu begitu kamu sudah siap."
Cup.
Lisa mengecup sekilas bibir istrinya.
Pipi jennie memerah, ia lansung menenggelamkan kepalanya didada Lisa dengan jantung berdebar kencang. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun tertidur pulas.
---
Waktu menunjukkan pukul set 7 Pagi. Lisa sudah siap dengan pakaian kerjanya sementara istri kecilnya itu masih tertidur pulas. ia berdiri disamping kasur dengan segelas air kemudian memasukkan jarinya kedalam lalu mencipratkan air itu diwajah Jennie.
"Nghh.. Kok ujan??? Eh!!" Jennie lansung kaget terbangun; duduk diranjang begitu melihat wajah dingin Lisa.
"I hate lazy person. So, kalo kamu gabisa bangun pagi mulai sekarang pasang alarm." Tekan lisa membuat Jennie menundukkan kepalanya takut. "Ma-mmafin J.." gadis itu gemetar.
"Cepat mandi dan siap-siap. Jalanan seoul sangat padat. Waktu saya bukan untuk kamu saja. Saya tunggu di mobil." Setelah mengatakan itu, Lisa pergi meninggalkan kamar dengan Jennie yang sudah menangis dalam diam.
Tidak sampai memakan waktu 30 menit, Jennie sudah berada didalam mobil sports Lisa. Tanpa berbicara lisa lansung mengendarai mobilnya menuju sekolah. Saat sampai disana, seluruh siswa lansung melirik kagum mobil yang dikendarai lisa dan bertanya-tanya siapa pemiliknya. Sementara Jennie melepas seatbeltnya dengan muka yang murung.
"Jam berapa pulang?"
"1 siang."
"Tunggu di pos sampai aku jemput."
jennie menganggukkan kepalanya. Ia lansung keluar dari mobil tanpa pamit membuat Lisa mengangkat alisnya.
Setelah mobil Lisa pergi, Chahee lansung mendekati Jennie. "Lo berangkat sekolah sama siapa jen?!!"
"Siapa lagi." mendengar itu, Chahee lansung teringat dan menggodanya sampai masuk ke kelas.
Ditengah jam mata pelajaran ke-2 berlansung, gadis bermata kucing itu sangat kelaparan karena melewatkan sarapannya. Tepat pada jam istirahat, ia ingin bergegas ke kantin, tapi saat merogoh tas nya, ia baru teringat jika dompetnya berada didalam tas sekolah yang lama, karena ia memakai tas sekolah baru yang dibeli Lisa.
ia tidak bisa meminjam uang kepada chahee karena temannya itu sedang menjalani tugas osis, pergi untuk mempromosikan sekolah mereka. Alhasil Jennie pun hanya terduduk lemas dikelas sampai jam pelajaran berakhir.