Lisa sudah tenggelam dalam pekerjaannya dari sore hari tadi di ruang kerjanya. Jennie yang sudah mandi memakai pajamas sibuk mengatur alarm di handphone nya pukul 5 pagi. Setelah itu, ia pergi ke ruang kerja lisa.
Lisa sibuk memeriksa dokumen dan data penting perusahaan sampai ia merasakan kehadiran seseorang yang rupanya sedang mengintip, hanya memperlihatkan kepalanya dibalik pintu. Begitu pandangan mereka bertemu, Jennie sontak panik lansung bersembunyi dibalik pintu.
Lisa menutup dan merapikan kembali hasil pekerjaannya lalu melepas kacamata yang bertengger dihidung mancung sang pemilik.
"Masuklah."
Istri kecilnya itu masuk kedalam menghampiri. Lisa lansung membawanya ke pangkuan saat melihatnya berjalan tanpa alas kaki. "Lain kali sendal atau kaos kakinya dipake, nanti masuk angin."
Jennie mengangukkan kepalanya patuh. "Lili, besok J sekolah boleh?"
Lisa menggelengkan kepalanya membuat gadis itu cemberut. "Tapi lili, J udah sehat kok!"
"Istirahat, lusa boleh sekolah."
"Lili~~ J mau sekolah besok~~" mendengar jennie merengek, lisa memandangnya datar dan dingin.
ia lalu bangkit berdiri berganti menjadi mendudukkan jennie di kursi yang ia tempati. Jennie yang melihat lisa hendak meninggalkan ruangan mendadak lansung berdiri dan menginjak-injakkan keras dilantai dengan mata yang berkaca-kaca. Tindakkannya membuat lisa segera berbalik dan menatapnya tajam.
"Jennie Manoban." Lisa mengeluarkan deep voicenya pertanda benar-benar marah.
"Hiks~" isakan kecil keluar dari mulut jennie seiring dengan air matanya yang mengalir dipipi. Ia terus saja menghentak-hentakkan telapak kakinya di lantai dingin sampai Lisa menghampiri lalu mengendong tubuhnya.
"Huaaa~~ hiks~~ Lili... hiks~" isak tangis jennie semakin kencang dengan badan yang gemetar membuat emosi lisa menjadi lenyap seketika. Ia akhirnya hanya mengusap-usap punggung istrikecilnya itu sambil berjalan membawanya ke kamar.
Sampai dikamar, Lisa mengambil sepasang kaos kaki dilemari lalu mendudukkan jennie yang masih terisak itu disofa panjang. Ia berjongkok memakaikan sepasang kaos kaki tersebut di kaki istri kecilnya.
"Jangan sekolah dulu ya besok, hm?" Bujuk lisa kali ini dengan nada yang lembut. lisa sudah kembali mendudukkan jennie kepangkuan.
Bergerak menghapus air mata dan mengusap pipi chubby istri kecilnya dengan sayang, isak tangisnya perlahan berhenti.
Tanpa sadar jennie menguap dengan tatapan sayu mulai menyembunyikan wajahnya diceruk leher lisa sambil kedua lengannya melingkar sempurna di perut lisa. Tampaknya tenaga gadis itu terkuras habis setelah menangis.
"Lili.." Jennie memanggil dan kembali mengurai pelukan.
"Iya?"
"itu~" pinta jennie menunjuk ranjang.
"mau tidur?"
"Hu'uh~"
Lisa bangkit dan membaringkan tubuh jennie ke tempat tidur diikuti dirinya sendiri yang berbaring disebelahnya. ia mematikan lampu kamar dan menghidupkan lampu tidur. Tak butuh waktu lama Jennie tertidur didalam dekapan hangat lisa.
----
05.15
Lisa baru menyelesaikan acara mandinya sesudah melakukan rutinitas olahraga pagi. Masih lengkap menggunakan bathrobe nya, ia kembali ke kamar saat bunyi alarm yang muncul dari handphone jennie terus berdering selama 3 kali berturut-turut.