[MLS] 12 - MISI

112 5 0
                                    

BRAK

pintu ruangan di buka dengan kasar. kedua gadis yang tadinya fokus dengan berkas serta laptop. langsung mengalihkan atensinya pada pintu, yang menampak kan ketiga sosok laki-laki dengan raut wajah datar dan tatapan tajam.

begitu menyadari yang datang adalah atasan mereka. kedua gadis tersebut langsung, berdiri tegak dan membungkuk hormat.

"s - siang sajangnim. ada perlu apa?" tanya rose gugup. ia merinding sendiri melihat tatapan mematikan dari bosnya itu. terutama jaehyun.

"ikut saya ke ruangan. ada yang ingin di bicarakan." ujar taeyong dingin. gisselle dan rose hanya bisa mengangguk dan mengikuti ketiga bos nya.

di ruangan taeyong.

rose dan gisselle memandang ketiga atasannya itu dengan pandangan bingung. hingga kemudian, kertas-kertas berkas yang berisi bukti penggelapan dana yang mengarah pada dua gadis itu pun. berhasil membuat mereka tersentak.

"jelaskan." ujar taeyong dingin. ia melipat kedua tangannya di depan dada. keringat dingin mulai mengalir turun dari dahi kedua gadis itu. badannya sedikit bergetar, tanpa berniat mengeluarkan suara sedikit pun keduanya justru saling melempar tatapan takut. 

merasa terlalu lamban. taeyong menarik nafasnya dalam, dan terpaksa harus mengeluarkan nada tingginya.

"saya minta kalian menjelaskan apa maksud dari semua ini, bukan meminta kalian untuk saling bertatapan!." benak taeyong. yang berhasil membuat para gadis itu berlutut di hadapannya.

"m - maafkan kami sajangnim!! ampuni kami!! kami terpaksa melakukan hal ini karena seseorang mengirim email pada kami dan mengatakan bahwa kedua orang tua kami di sandra oleh mereka dan satu-satunya cara untuk membebaskan orang tua kami adalah melakukan ini sajangnim!! kami mohon. maaf kan kami.. hiks." suara gisselle lumayan bergetar karena ternyata mereka sudah menangis. keempat lelaki di ruangan itu hanya memandang datar dua perempuan di hadapannya.

"lalu? dimana uang yang kalian selundupkan itu, saat ini.?" masih dengan nada datar dan wajah tanpa ekspresinya, taeyong bertanya.

keduanya menggeleng. taeyong menghela nafas berat.

"jika maaf bisa membuat uang-uang itu kembali, tentu aku akan menerima permintaan maaf kalia. tapi nyatanya tidak kan? hh, kalian juga berkhianat." taeyong kemudian berdiri dari kursinya,dan  berjalan menuju pintu ruangan. 

"lakukan apa yang ingin kalian lakukan pada kedua gadis itu, tapi setelah tu. pastikan mereka sudah mati tanpa meninggalkan jejak. aku tidak ingin melihat wajah pengkhianat di wilayah ku." ujar taeyong pada bodyguard yang berada di depan ruangannya. dan dibalas dengan anggukan semangat bodyguardnya itu.

berbeda dengan gisselle dan rose yang saat ini tubuhnya semakin bergetar dan menatap takut keempat laki-laki berbadan besar di hadapannya.

"T - TUNGGU DULU!! YA! LEPASKAN!! TIDAK! SA - SAJANGNIM TOLONG!! KUMOHON LEPASKAN KAMI! HEY!!-." rose berteriak tetapi satu ucapannya pun sama sekali tidak di dengar oleh atasannya itu.

...

sampai di mansion, ketiganya langsung masuk ke kamarnya masing-masing. tubuh mereka sudah sangat penat dan butuh sekali istirahat.

besok, mereka akan berangkat pagi dan mencoba lagi mencari tahu dimana keberadaan uang kantor mereka yang tentunya sudah di simpan lucas.

jujur, mereka tidak tahu apa maksud dari semua ini, tidak mengerti ada apa dengan lucas hingga berani mencari masalah dengan kelompok mereka.?



pagi pun tiba, asha,hanna dan raina saat ini sedang berada di halaman belakang mansion untuk mengasah kemampuan menembak mereka.

MAFIA LOVE STORY | NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang