ASHA POV
ah, sialan.. i know, mungkin gue juga salah.. tapi ini bukan sepenuh nya salah gue! gue cuma diseret dan dipaksa ikut. gue udah nolak tapi mereka yang tetep kekeuh mau nya gue ikut..
gue males banget kalo harus berurusan sama taeyong dan yang lain, ck. pokoknya gue gamau tau ini salah dua curut itu. awas aja!
gue langsung natap hanna dan raina pake death glare. seolah mengancam, dan berkata 'awas kalian'. keduanya hanya cengengesan sambil ngasih isyarat 'maaf' ke gue. cuma gue balas dengan mutar bola mata malas.
sampai di ruangan taeyong, kita semua langsung masuk. tentunya masih sama yuta and jaehyun yang berada di belakang kita. gue menghela nafas malas, pas udah duduk di kursi yang berhadapan langsung sama taeyong.
"raina.." panggil taeyong dengan nada rendah nya. raina sontak mendongak dan menatap taeyong takut. pria bermarga lee itu melipat tangan nya di depan dada.
"ini udah yang ke berapa kalinya, kamu kaya gini. berkali-kali kamu ngulangin kesalahan kamu yang sama." ujar taeyong dengan tatapan mengintimidasi, sampai gue dan hanna ikut merinding lihatnya.
sedikit aneh, karena pas awal pertemuan, gue ga ada takut-takut nya sama sosok lee sialan ini.
"sorry" ucap raina lirih.
"kau selalu mengucapkan kata itu ketika berhadapan dengan saya" taeyong kembali formal.
"aku gatau harus bilang apa selain maaf, kan kamu paham sendiri dari dulu aku gabisa nahan buat ga minum beer setiap bulan nya.." jelas raina pelan.
gue ngusap pelan lengan nya, gue tau raina paling gabisa kalau udah kayak begini, dia benci situasi seperti ini sama hal nya dengan gue dan juga hanna.
"tapi lo udah ngelakuin kesalahan itu lebih dari 5x, raina." jaehyun menyeletuk.
"lo ngelanggar peraturan terus, lo mau keluar dari sini rai? lo tahu kan kalau keluar konsekuensi yang bakal lo terima kayak gimana" tambah yuta.
raina menghela nafas gusar, gue sama hanna saling bertatapan.
"kalian berdua gaada niatan bantu temen kalian ini gitu?" taeyong menatap gue serta raina secara bergantian.
gue menggeleng pelan, karena gue ga tau apa-apa disini, gue cuma diseret sama mereka berdua, sekali lagi.
"gue.. gue ikut raina kalau dia harus dihukum. lagi pula, gue juga salah disini" ujar hanna, taeyong , yuta dan jaehyun mengangkat satu alisnya seolah berkata 'yakin?'. hanna yang paham dengan tatapan itu, lantas mengangguk yakin.
taeyong beralih natap gue. gue terdiam sejenak, untuk berfikir..
"gue ikut" ucap gue. samar-samar gue denger suara decakan tepat dibelakang gue, i know itu suara jaehyun.
"tapi, lo bilang tadi, lo ngga salah kan? kenapa mau ikut dihukum?" tanya yuta.
"gimana pun juga mereka berdua itu sahabat gue, dan itu artinya gue gamungkin biarin mereka berdua kesusahan tanpa gue ada bareng mereka" jawab gue. hanna dan raina natap gue sambil tersenyum.
taeyong mengangguk paham.
"okay terserah. ini peringatan terakhir buat kamu raina. kamu tahu bar yang kamu datangi itu bahaya nya seperti apa dan yang terancam bukan cuma kamu sama kedua teman mu saja, satu mansion ikut ada dalam bahaya jika sampai kalian tertangkap. bar itu milik musuh terbesar kita, paham?" raina mengangguk lemah.
"kalian boleh keluar" taeyong, kita bertiga sontak mendongak.
"ga dihukum kan ?" tanya gue dengan polosnya, satu ruangan itu tertawa lihat wajah polos gue. lantas, gue mengernyit heran.
"kok ketawa si?" tanya gue
"sha, anjir bisa-bisa nya.. gue udah dandanin lo ala kinky begini tapi lo masih bisa terlihat gemesin dengan wajah polos lo itu, shit hahahah" ujar hanna dan langsung mencubit keras pipi gue
"gausah nyubit juga, sialan!" tepis gue.
"sudah-sudah, sana kalian berlima keluar dari ruangan gua" usir taeyong, gue mendelik ke arah nya dan menatap nya sinis.
"diih, ngusir" ucap gue tak terima.
"emang, lagian kamu mau disini emang? mau nemenin gua?" tanya nya berniat menggoda. gue balas dengan tatapan jijik ke arah taeyong.
"g dulu, misi om" pamit gue. taeyong mendelik ke arah gue begitu dengar kata terakhir yang gue ucapin. gue langsung lari keluar dan ngumpet di belakang raina sama hanna.
"asha kim!" panggil taeyong. gue tetep stay sembunyi di balik tubuh hanna dan raina, meskipun taeyong tau, tapi seenggak nya dua curut ini bisa ngehalangin jalan taeyong.
"umpetin gue han, rai umpetin please ada om om lagi ngejar gue." ujar gue dan sengaja nekan kata 'om-om'.
"kenapa sih anjir" hanna bingung. gue ngegeleng sambil tetep nyuruh mereka ngehalangin tubuh gue.
jaehyun yang melihat gue sembunyi gitu pun, dengan iseng dia narik tubuh gue dan gendong gue eolah-olah gue ini karung beras. sontak gue memekik tertahan.
"eh!!? jaehyun! turunin gue heh!!! gue bukan beras jangan seenak nya lo main gendong-gendong gue, mentang-mentang badan gue kecil!' protes gue. jaehyun cuma ketawa-ketawa aja.
taeyongmasang smirk nya dan berjalan mendekati gue, gue semakin menjerit panik begitu ngerasain jaehyun ikut mendekati taeyong.
"jaehyunn!! turunin gue!" gue berontak di gendongan jaehyun dan udah hampir jatuh kalau aja taeyong ga nangkap badan gue.
"ketangkap." bisik keduanya tepat di kuping gue.
'sialan, sekongkol ternyata' umpat gue dalam hati.
TBC
jujur, sedih banget lihat voting an nya.. but, it's okay.. asal kalian terhibur aku ga gitu permasalahin tapi tolong banget kalau bisa vote ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA LOVE STORY | NCT 127
Fanfiction[FanFic] [On Going] [Mafia] [non baku] "gabung atau mati?."