Nagisa Pov
Sudah satu bulan berlalu sejak Sword Art Online ini di mulai. Selama itu pula, sudah ada dua ribu player yang tewas di dunia ini. Tapi, belum ada yang berhasil menyelesaikan lantai pertama. Bahkan aku yang seorang Beta Tester, belum bisa menemukan lokasi boss monster lantai pertama. Dan akhirnya, hari ini, beberapa player akan mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan bagaimana cara mengalahkan boss monster di ini.
Aku berjalan menuju area panggung kecil di alun-alun kota untuk menghandiri pertemuan tersebut.
Aku menarik tudung jubah untuk menutupi wajah, lalu duduk sendirian di bangku paling atas. Aku tidak ingin berbicara atau akrab dengan siapa-pun. Mereka hanya akan menertawakan penampilanku.
Itulah alasan kenapa aku memakai jubah bertudung, untuk menutupi wajah dan tubuhku. Aku tidak ingin penampilanku yang seperti perempuan dilihat oleh orang lain.
"Baiklah, semuanya dengarkan!" Aku mengangkat kepala dan melihat seorang anak laki-laki—sepertinya seusiaku—berdiri di tengah panggung dengan gagah. Dia terlihat seperti pahlawan.
"Namaku adalah Justice, dan job-ku adalah knight," Justice memperkenalkan diri dengan bangga.
"Hei, jangan membual, tidak ada job dalam game ini!" seseorang di antara kerumunan berteriak membuat player lainnya tertawa terbahak-bahak.
Mendengar itu, wajah Justice berubah semerah tomat karena malu, lalu terbatuk beberapa kali. Seketika wajahnya berubah serius. "Baiklah, sudah cukup tertawanya." Mungkin karena aura Justice yang berwibawa, semua player langsung terdiam.
"Kita sudah menemukan lokasi boss monster lantai pertama di puncak menara,"
Mataku melebar. Benarkah?!
"Benarkah?"
"Akhirnya! Setelah sekian lama!"
Semua player merespon dengan antusias dan tidak percaya.
Justice berdeham, lalu kembali berseru, "Kita akan menyerang boss monster lantai pertama besok, dan akan membahas strateginya sebelum penyerangan. Semua orang yang ada di sini akan berpartisipasi."
"Untuk sekarang, kalian semua harus membentuk party kecil dengan yang lainnya, agar lebih mudah menjalani strategi besok."
Semua player mangangguk setuju. Mereka mulai berkumpul untuk membentuk party. Dari atas, aku memperhatikan mereka. Tidak ada dari mereka yang ingin berkelompok denganku, begitu juga denganku. Aku tidak ingin membentuk party dengan player amatiran.
"Jadi kita perlu membentuk party untuk mengalahkan boss monster lantai pertama?~" Seseorang bertanya dari atas membuat kami semua menoleh. Seorang anak laki-laki berambut merah tersenyum angkuh sambil membawa sebotol susu rasa strawberry. Dia terlihat kuat.
"Kau bercanda kan?!"
"Itu Red Devil!"
Aku terdiam. Red Devil? Oh, pria yang mengalahkan beberapa monster di lantai pertama dan membunuh player untuk menyelamatkan seseorang. Kenapa semua orang takut padanya? Dia tidak terlihat mengerikan. Dia bahkan tidak memiliki tubuh besar berotot dan wajah menyeramkan seperti yakuza. Menurutku dia cukup tampan dengan wajah yang sedikit menyebalkan.
Saat aku memperhatikannya, anak laki-laki berambut merah itu perlahan mendekatiku.
"Hei, apa kau sudah membentuk party?" katanya lugas sembari mengedipkan mata ke arahku.
"Belum," jawabku singkat, lalu menarik tudung jubah ke bawah.
"Kalau begitu kau beruntung. Kenapa tidak membentuk party denganku?" Dia menawarkan sambil mengirim permintaan berteman dan pembentukan party.
Aku menerima tawarannya, dan segera melihat name bar yang mengambang di bawah namaku. Karma.
"Karma? Itu nama yang unik," Aku berbisik cukup keras, sehingga bisa didengar olehnya.
"Kau juga, Nagisa," Dia mengangkat daguku membuat wajahku sedikit terlihat. Aku yang panik segera mendorongnya ke belakang, lalu menutupi wajahku dengan tudung jubah. "Kenapa kau menutupi wajahmu yang imut itu, Nagisa?"
Aku mengerutkan kening, "Aku laki-laki, dan aku tidak suka di bilang imut!" lalu berkata sinis.
"Benarkah? Kau seorang pria?" Karma berseru tidak percaya. "Aku tidak percaya padamu.~"
"Aku laki-laki," Aku kembali menegaskan dengan suara keras membuat beberapa player menoleh, memperhatikan kami berdua.
"Benarkah? Kalau begitu coba buktikan," Karma berdiri di depanku, memperlihatkan perbedaan tinggi di antara kami. "Lepaskan celanamu!" katanya sambil menarik jubahku.
Aku yang sedikit terkejut, mengeluarkan suara decitan dan melompat mundur beberapa langkah.
Karma tertawa melihat reaksiku, sedangkan aku menatap tajam ke arahnya, lalu kembali duduk dan memilih untuk mengabaikannya.
"Dan untuk mengakhiri pertemuan kita hari ini, pastikan untuk—"
"Tunggu dulu!" Seseorang pria berbadan besar dan tinggi melompat ke depan, memotong Justice.
"Namaku Terasaka, ingat itu!" Terasaka memerkenalkan diri dengan sombong. Matanya melotot ke semua player yang memandangnya dengan aneh. "Apa kalian semua tahu alasan kenapa butuh sebulan untuk menemukan lokasi boss monster di lantai satu?"
Aku menoleh ke arah Karma untuk melihat apakah dia tahu apa yang telah terjadi di sini. Karma balik menatapku dan mengangkat bahu, tidak tahu.
"Itu semua karena Beta Tester sialan!" Terasaka berteriak dengan marah.
Aku mengerutkan kening. Jadi maksudnya ini salahku? Tapi lokasi boss monster memang berbeda dari versi beta.
Karma yang melihat ekspresi di wajahku meletakan tangannya di bahuku, lalu tersenyum sebagai tanda semua akan baik-baik saja. Setelah itu dia beranjak berdiri dan berjalan ke depan, mendekati Terasaka.
"Namaku Red Devil. Mungkin kalian pernah mendengarnya," Karma tersenyum jahat membuat Terasaka dan semua orang di sana bergidik ngeri. "Apa maksud dari perkataanmu barusan? Apa maksudmu semua ini terjadi karena kesalahan Beta Tester yang tidak peduli dengan player pemula seperti kalian? Hah?"
"Apa kau tahu kalau para Beta Tester memberikan buku panduan secara cuma-cuma ke semua player Sword Art Online? Mereka memberikan semua informasi yang mereka tahu bukan?"
Terasaka terdiam, tidak bisa membantah perkataan Karma.
"Kalau kau tidak tahu apapun, lebih baik tutup mulutmu itu!" Karma mengancam membuat Terasaka gemetaran, ketakutan.
"Baiklah, kita akhiri pertemuan hari ini. Kita akan membahas strategi pertempuran besok!" Justice berseru dengan suara kencang, mencairkan suasana.
Semua orang beranjak berdiri, lalu pergi meninggalkan alun-alun kota. Aku juga beranjak berdiri, dan hendak melangkah pergi, tapi Karma berlari menghampiriku.
"Tunggu Nagisa!" Aku menoleh. "Apa kau keberatan kalau makan siang denganku hari ini? Semua orang takut denganku," Karma menawarkan dengan senyum lebar di wajahnya.
Aku terdiam, lalu mengangguk pelan. Setelah itu aku dan Karma segera beranjak pergi mencari makanan.
Halo-halo semuanya! Akhirnya Bab 2 dari SAO X AC update \(^o^)/Dan di bab ini, Nagisa akhirnya bertemu dengan Karma. Aku sangat menanti perkembangan hubungan mereka >o<
Ouh iya, bagaimana menurut kalian tentang Bab ini? Tolong tinggalkan di comment! Aku akan sangat menghargai kritik dan saran dari kalian semua. Juga, jangan lupa voting! Supaya aku makin semangat update! (≡^∇^≡)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAO X AC
FanfictionCrossover Sword Art Online dan Assassination Classroom. . . . Author fanfic ini hanya meminjam alur cerita dan karakter. Sword Art Online milik Reki Kawahara. Assassination Classroom milik Yusei Matsui. . . . Ngomong-ngomong ini BL/Yaoi aka boyxbo...