Valentine Special Chapter: Happy Sandwich-day (end)

864 111 33
                                    



Selamat hari Minggu~

Selamat hari Minggu~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Suka coklatnya?" Sambil nonton Frozen 2 di iPad, Jimin menyeruput ramen goreng nyemek kesukaannya (pake banget); Samayang Nuklir Pedes Endes.

Sedikit memanfaatkan kemampuan si-pacar yang jago masak, Jimin minta dibuatkan topping gurita panggang saus tiram.

Dah lah, salah satu valentine terbaik dalam hidup Jimin.






[Flashback]

"Untung sayang, malam valentine gini, aku malah dibikin jadi kuli dapur, huh," ngedumel sampai bibir berbusa pun Jimin tidak akan peduli. Akhir-akhir ini makan apapun terasa kurang enak, sampai akhirnya ia menyadari bahwa sentuhan 'Cinta Minjeong' lah yang kurang dari seluruh makanan yang dimakan olehnya.

Mau tidak mau, suka tidak suka, Minjeong harus membuktikan cintanya pada Jimin.

"Ya sayang kan jago masak, kalo aku yang masak, dapurnya kebakar, gimana? Kamu jadi kuli angkut air galon malah," kedua tangan di atas meja dengan salah satunya menopang dagu, Jimin duduk manis menunggu di meja makan satu-satunya yang berada di dorm.

"Yi siying kin jigi misyik, nyinyinyinyinyi," gerutu Minjeong. Merasa dikhianati oleh kenyataan bahwa Jimin mengurangi waktu cuddle mereka untuk hal yang seharusnya bisa dilakukan sedari tadi.

"Sayang mah ngambek melulu, ikhlas nggak sih?"

Sebal juga rasanya, Jimin cuma mau dimasakin aja kok udah, bukan mau bertengkar. Melihat ke arah lain jika sedang bete adalah jalan ninja Jimin, perhatiannya sudah bukan ke si pacar yang menyebalkan.

Di lain sisi, Minjeong menatap si cantik dengan datar. Wajah Jimin mulai galak, mulai tidak mau melihat Minjeong. Nggak nggak nggak, bukan marah, kalau begini Jimin bete, minta dimanja. Batinnya.

Tawa kecil lolos dari bibir Minjeong. Mau bagaimana juga, Jimin menang bongsor aja, plus muka galak.

"Lagian kamu, udah punya top keren kaya aku gini, masin minta top yang lain," ujarnya mencoba merayu.

"Ya kalo top yang ini bukan aku makan, tapi makan aku," dengar kata-kata begitu dari bibir Jimin, sulit rasanya memerintahkan si bibir untuk tidak tersenyum lebar-lebar.

Oke, sip. Minjeong suka kalo begini. Masak pun jadi sukarela dan senang hati. Mau menyembunyikan senyum pun sulit, akhirnya Minjeong mulai memasak dengan malu-malu.



"Sayang, silau. Jangan nyengir terus."

[End of Flashback]






BANTET-KU SAYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang