Hiruk pikuk AC berhembus di pagi hari dalam kamar duo kembar yang beda sifat ini. Alarm berdering sejak jam 05.00 di pagi hari yang cerah tapi ga secerah wajahmu untuk membangunkan dua kembar yang nantinya akan jadi jodohnya cewek di chapter sebelah.
Kakaknya si Andro yang mendapat julukan dari Mamah Babang Dili yang berasal dari kata bahasa Inggris sebutannya diligent beliau bergegas membangunkan sang adik disebelah kasurnya si Andro kakaknya Ardo mendapat julukan juga kalau dirumah babang instan namanya kata Mamah kalau kata Andro dispelekan menjadi babang MAGETAN (MAGER DAN GENITAN). Adiknya itu nggak bakal bisa dengerin suara alarm yang padahal lagunya keras kayak Gloomy Sunday, sampai-sampai Ardo kepingin ganti nada dering aja aslinya. Entahlah mungkin kupingnya penuh dengan kaus kaki Spongebob atau pura-pura Jet Lag. Tapi memang sih dengan waktu di Indonesia yang cukup terbilang sangat pagi untuk memulai aktivitas pastinya sangat baru untuk mereka berdua memulai kegiatan karena di Jerman sana masih jam 01.00 dini hari. Sekali lagi Andro membangunkan adiknya yang super susah seperti Panda hibernasi tak kunjung berhasil alhasil dia membiarkan sampai dia bangun sendiri, biarin aja kesiangan katanya. Setelah terbangun adiknya itu langsung terkesiap setelah melihat jam yang tersedia di alarm sudah memasuki pukul 06.30 dan dia belum menunaikan ibadah yang wajib dilakukan di pagi hari.
"Kok lo ga bangunin gua sholat subuh sih udah set 7 nih! Ah lu mah ga asix."
Dengan tampang melas innocent Andro menjawab. "Udah dibangunin padahal."
"Kok gua ga denger ya? Ah boong lu!"
Andro hanya menggeleng pelan melihat tingkah linglung adiknya yang super abstrack berjalan geloyoran ke kamar mandi. Diwaktu yang sama Andro sudah siap dengan setelan seragam yang rapi mulai dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki tak ada satu mili pun keburikan dalam dirinya.
"Gue tunggu di bawah ya, dalam waktu 30 menit lu belum kelar gue tinggal." Pesan Andro kepada adiknya yang hanya beda lahir 3 menit.
Kalau kata Mamah dulu sewaktu Andro lahir masih tersisa waktu sekitar tiga menitan sampai Ardo lahir bisa saja ayahnya yang keburu lapar memasak mie di dalam ruangan bersalin. Karena dalam waktu 3 menit cukup untuk membuat mie instan.
Baju Baru Alhamdulillah~
Celana Baru Alhamdulillah~
Dasi Baru Alhamdulillah~
Untuk dipakai di hari first sekolah~
"Jiahh ga pernah gua se-seneng ini buat ke sekolah. Wwel--well--well gua gasabar Skuul Aiim Kamiing. Indo Skuul."
Janganlah kalian kaget karena duo blasteran ini fasih berbahasa Indonesia sebab nenek moyangnya lahir di Indonesia maka dari itu duo kembar ini dilatih berbahasa Indonesia sejak oroknya agar tidak ketinggalan budaya. Sebab bahasa Indonesia cerminan budaya bangsa kita patut melestarikannya.
Kini mereka akan memulai hari pertama di sekolah sebagai siswa SMA Nusa Cita karena telah pindah dari Berlin Brandenburg International School. Tentu hari pertama kali bergaul dengan teman-teman Indonesia juga, namun ternyata tidak bagi Ardo karena sudah ada satu wanita yang Ardo kenal sejak perkenalannya di rumah makan Mangkujiwo.
"Babang Instaaan turuun saraapaan." teriak Mamahnya yang sedang mempersiapkan sarapan dari lantai satu.
"Iya Maah." sahut si Ardo dari kamar lantai dua.
Lagu milik Ello dan kawan-kawannya yang berjudul Buka Semangat Baru terputar di sela-sela aktivitas pagi hari di ponsel milik Ardo. Terlihat Ardo yang bernyanyi riang gembira menuruni tangga bak puteri solo beraksi cat woman sedangkan kakaknya sangat berbanding terbalik beliau telah duduk di meja makan sembari menunggu sang adik turun sarapan.
Dengan langkah santainya Andro mematikan lagu tersebut dari HP milik Ardo dengan gertjepnya Ardo menyalakan kembali dan terjadilah aksi (putar-stop) lagu antara kembar-kembir tersebut. Andro mengingatkan kepada adiknya untuk bergegas sarapan karena sudah menunjukkan pukul 7 waktunya berangkat sekolah namun masih saja Andro asik sendiri dengan kegiatan konsernya itu.
"Yo dear stop making a rude in a dining room. Just take a breakfast! Coz you are getting late." Mamah segera menengahi pertikaian antar saudara tersebut.
"Sorry Mom I'll go back to school alone please." ucap Andro pasrah.
"Ndak bisa basa enggres." ucap Ardo melenguh.
"Makanya belajar bahasa inggris biar ga kolot banget kalo diajak ngomong. Rugi bisa bahasa Jerman tapi gabisa bahasa Ingris" sahut Ayahnya.
"Makanya cariin aku les inggris doong."
"Coba belajar mandiri kayak kakakmu itu loh dia bisa sendiri tuh bahasa inggrisnya, kamu harusnya contoh kebiasaan kakakmu."
"Mulai lagi deh ngebanding-bandingin." bisik Ardo yang mungkin suara bisikannya hanya terdengar oleh Andro yang sekarang terlihat mengelus pundak adiknya yang terlibat kasus tatap sinis wajah kakaknya.
Sarapan yang seharusnya berakhir dengan ceria semangat pagi kini terlihat semua orang kaku suasana yang tercipta senyap. Hanya karena Ardo langsung melengos tanpa pamitan dengan ayahnya terlebih dahulu. Andro yang melihat kejadian pekara awto ngebut nyusul adiknya yang segera menaiki mobil jemputan pribadinya. Ardo hanya terdiam memikirkan kata-kata Ayahnya tadi Ayahnya bisa terbilang tidak terlalu dekat dengan anak kedua karena beliau hanya menilai anaknya itu hanya bermain-main saja tidak pernah serius dengan nilai akademiknya. Beda dengan anak pertamanya yang terlihat pintar dengan nilai Matematika sampai olimpiade cabang Internasional. Padahal menurut kakaknya Ardo itu pintar dalam komunikasi mengembangkan pola pikir yang unik dan kreatif kepintaran adiknya hanya dipandang sebelah mata oleh Ayahnya. Padahal seseorang tidak hanya dilihat dari segi nilai yang menunjang tapi dari caranya berpikir dalam mengambil keputusan. Namun lagi-lagi setiap apa yang Ardo lakukan tidak berbuah hasil Ayahnya masih berperilaku ketus terhadap Ardo. Dia hanya bisa pasrah dengan keadaan mungkin suatu saat nanti Ayahnya akan berubah menjadi lebih baik lagi kedepannya.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/256623167-288-k574448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"HIT IT OFF" [ON GOING]
Ficção AdolescenteDia itu selalu hadir disisiku namun tidak di hatiku - A