Bukan tak percaya diri
Karna aku tau diriBiarkanku memelukmu tanpa memelukmu
Mengagumimu dari jauh
Aku menjagamu tanpa menjagamu
Menyayangimu dari jauhMengagumimu dari jauh
TULUS...
"Selamat pagi mas pacar." Ucap Aura tersenyum manis di hadapan poster wajah Malvin.
Aura turun dari kasur dan langsung bergegas mandi sebelum berangkat sekolah.
Butuh waktu 15 menit untuk Aura menyelesaikan acara mandinya, dan kini ia berdiri di depan cermin besar sambil memasang dasi.
Hari ini adalah hari senin, yang berarti Aura harus datang lebih awal karena nanti pasti akan diadakan upacara bendera.
"Aku mau berangkat dulu ya mas pacar, bye bye." Aura melambaikan tangan ke arah poster.
Memang sudah seperti orang gila berbicara dengan benda mati.
###
"Pagi Ayah, Bunda." Sapa Aura setelah turun dari tangga.
"Pagi sayang." Balas Bunda sambil memindahkan nasi goreng dari wajan ke dalam piring.
"Pagi Aura, sini duduk samping Ayah." Ayah menepuk-nepuk kursi yang berada di sampingnya.
"Lihat nih Ra, zaman sekarang ada aja, coba liat anak umur 17 tahun bunuh diri karena sang kekasih lebih memilih menjalin hubungan dengan wanita lain." Tunjuk Ayah sambil membaca berita di kertas koran.
"Buset, ngeri banget." Saut Aura yang ikut membaca.
"Makanya, kamu tuh jangan pacar-pacaran dulu, sekolah yang pinter, gunain beasiswa dengan baik, kalau ada cowok yang sakitin kamu bilang sama Ayah, nanti orang itu akan hilang."
"Ayah udah kayak Dilan, ngomong kayak gitu."
"Dilan siapa? Anaknya pak Suep?" Tanya Ayah.
"Kok pak Suep sih Yah, jangan bercanda ih." Omel Aura.
"Ayah serius, Aura."
"Tenang Yah, Malvin gak bakal sakitin aku kok." Jelas Aura sambil tertawa.
"Halu terus," saut Bunda, "ayo cepetan makan, keburu dingin." Bunda memberika sepiring nasi goreng untuk Aura dan sepiring lagi untuk Ayah."
###
Sarapan berjalan dengan baik sambil diiringi segala cerita kehaluan Aura tentang Malvin dan juga beberapa tentang pelajaran Aura di sekolahan.
"Aura udah selesai makan, sekarang Aura pamit dulu ya." Aura beranjak dari kursi kemudian menyalami Ayah dan Bunda bergantian.
"Kamu hati-hati ya sayang, sekolah yang bener." Bunda membalas jabatan tangan Aura.
"Iya bunda, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawa Ayah dan Bunda berbarengan.
###
Aura berjalan kaki menyusuri komplek rumah untuk menuju halte bis sekolah, namun sebelum menuju halte, Aura sesekali selalu menyempatkan diri mampir ke Youmy Caffe yang memang sudah buka di pagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALVIRA
Teen Fiction"Yang suka sama temen sendiri aja belum tentu jadian, apa lagi lo yang notabenenya suka sama idola," "Sampai batu yang keras berubah jadi empuk, gak bakal bisa." Inilah ketakutan yang dialami Aura, ia gagal menjadi seorang penggemar, ia mencintai se...