Aku mau ralat info update.
Berhubung setiap part bakalan pendek, aku bakal update dua kali seminggu.
Antara Senin & Rabu
Atau Senin & SelasaMenyesuaikan dengan kelonggaran waktu yg kupunya aja yaa.
Tapi kalau partnya agak panjang, aku up sekali aja ya.
Jangan lupa masukin ke perpustakaan kalian, supaya kalau aku up, kalian dapat notifnya!
Happy reading.
Maafin aku, Lis.Terdengar balasan dari Geri yang berhasil membuat jantungku berdebar jauh lebih kencang dari sebelumnya. Aku menarik napas panjang. Harap - harap bisa sedikit menenangkan angin kencang yang sedang menerpa jantungku. Aku punya dua pendapat kemungkinan maksud dari pesan Geri.
Kemungkinan pertama, Geri meminta maaf karena tidak datang pada hari ulang tahunku bulan lalu. Kemungkinan kedua, Geri meminta maaf karena tidak memberiku kabar seharian ini. Aku sama sekali tidak memikirkan hal - hal buruk tengah terjadi pada Geri. Namun, entah kenapa, setelah membaca pesan dari Geri, hatiku terasa tidak tenang.
Mungkin karena pesan dari Aldo yang terkesan aneh, menurutku.Sebenarnya aku tidak begitu mengenal Aldo. Geri yang mengenalkanku dengannya, sejak aku menanyakan tentang Aldo, lebih tepatnya sejak Aldo mengirim permintaan pertemanan di akun media sosialku. Tidak salah bukan jika aku merasa pesan yang Aldo kirim itu aneh?
Minta maaf buat apa, Ger?
Itu yang kuketik sebagai balasan sebelum aku memilih kembali duduk, menghampiri Tia yang tengah sibuk dengan telepon genggamnya.
Balasan dari Geri datang. Sepertinya Geri sedang tidak sibuk, tidak seperti biasanya.
Kita bisa ketemu, kan? Hari Minggu aku datang.
👣👣👣Sesuai dengan janji yang sudah kami buat, aku dan Geri akan bertemu di taman dekat sekolahku. Sebenarnya, kami berjanji bertemu pada pukul tiga sore, tetapi aku sudah ada ditaman ini sedari pukul setengah dua siang tadi. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Geri. Siapa yang tidak rindu? Kami sudah hampir empat bulan tidak bertemu.
Dulu, sewaktu masih di bangku SMA, kami hampir setiap hari bertemu. Makan siang bersama di kantin, bahkan sengaja lewat dari depan kelasnya hanya untuk mencuri - curi kesempatan menilik wajahnya.
Ah ... itu sangat memalukan.
Namun, tidak bisa aku pungkiri, kalau aku merindukan masa itu.
Bisakah aku katakan jika aku sedikit tidak menyukai keadaan kami saat ini? Hubungan jarak jauh.
Sejak Geri melanjutkan pendidikannya diluar kota, kami semakin jarang bertemu. Terkadang, saat Geri datang, aku sedang sibuk ekstrakurikuler di sekolah. Terkadang juga, saat kami sudah janji bertemu, Geri harus segera putar balik karena tugas kuliahnya yang sering mendadak.Ini cukup berat untukku, tetapi Geri selalu meyakinkanku kalau kami pasti bisa melewatinya. Geri selalu memberiku semangat agar giat belajar, dan dapat melanjutkan pendidikanku sama sepertinya.
Sepertinya, aku melamun terlalu dalam, sampai - sampai aku tidak menyadari kalau Geri sudah ada di depanku sekarang.
Geri mengenakan kaos hitam dengan kemeja kotak - kotak hijau yang dibalutkan diluarnya tanpa dikancing. Dipergelangan tangan sebelah kirinya, ada sebuah jam tangan yang menggulung manja. Itu jam tangan pemberianku tahun lalu untuk hari ulang tahunnya.
Geri, kekasihku, sekarang ada di depan mataku!
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Kedua
Teen FictionCalista tidak pernah menyangka kisah percintaannya akan berakhir dengan tragis. Untuk pertama kali, Calista merasa patah sepatah - patahnya, remuk seremuk - remuknya. Calista tidak ingin mengenal cinta lagi! Calista tidak punya pilihan lain, selain...