Calista tidak pernah menyangka kisah percintaannya akan berakhir dengan tragis. Untuk pertama kali, Calista merasa patah sepatah - patahnya, remuk seremuk - remuknya.
Calista tidak ingin mengenal cinta lagi!
Calista tidak punya pilihan lain, selain...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai hai! Aku balik lagi.
Bersyukur banget bisa update sesuai jadwal :')
Udah masukin Langkah Kedua ke perpustakaan kalian belum?
Jangan lupa voment!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading 💜
Terhitung seminggu lagi sebelum hari ulang tahun kekasihku, Geri. Aku tidak bisa tenang saat membayangkan bagaimana nanti wajahnya saat melihat isi kadoku. Aku tersipu sendiri saat otakku berani – beraninya menampilkan bayangan senyum Geri dengan begitu jelas. Aku menggeleng singkat. Memecahkan pemikiranku sendiri.
Ini gila!
Aku dan Geri bahkan belum bertemu, tetapi aku sudah merona sendiri.
Baiklah. Biar kukenalkan pada kalian.
Geri, laki – laki yang kutemui saat aku masih di kelas sepuluh. Kemudian menjadi kekasihku ditahun selanjutnya. Geri sangat mudah tersenyum. Senyumnya pun manis. Lebih manis dari gula dan madu. Geri adalah artis sekolah kami. Dia terkenal karena wajahnya yang tampan, suaranya yang bagus, keramahannya, juga kemampuannya bermain gitar. Orang – orang di sekolah bahkan tidak percaya bahwa aku berpacaran dengannya. Aku masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana mereka melemparkan ekspresi tidak percaya ketika aku mengangguk menanggapi pertanyaan mereka.
“Lo pacarnya Geri? Gak mungkin banget.”
Aku harus akui, beberapa dari mereka adalah orang – orang yang berusaha mendekati Geri sebelum aku mengenalnya. Aku juga akui, mereka cantik. Bahkan jika aku berdiri disamping mereka, aku hanya akan terlihat seperti kotoran cacing yang diam disamping tanaman bunga mawar yang sedang mekar.