Mean
Aku berjalan penuh semangat. Ini akan menjadi waktu yang sangat berharga untukku. Semua undangan telah tersebar, gedung resepsi telah dipesan. Hanya menunggu waktu sampai mempelaiku benar-benar siap.
Aku masuk ke ruang itu, ruangan yang khusus kusiapkan untuknya. Ia duduk di kursi malas menghadap jendela. Matanya terpejam. Sepertinya ia kelelahan hari ini. Bias-bias sinar matahari senja memantulkan kulitnya yang pualam.
Plan terlihat sangat belia. Sama seperti beberapa tahun lalu ketika kami bertemu. Kami menjadi satu tim dalam sebuah pendakian ke puncak gunung. Saat itu ia tertatih menapaki jalur terjal, hampir menyerah menghentikan pejalanan. Tentu saja aku harus menyeretnya dengan paksa menyelesaikan misi pendakian itu.
Plan sangat polos dan naif. Ia melihat segala sesuatu dari sudut yang terang, tidak pernah berpikir buruk terhadap orang lain. Tentu saja dia salah.
Ia benar-benar sombong membiarkan hatiku tercabik-cabik, memburai berserakan di lantai perkamen satu tahun lalu.
Tapi kini pangeranku yang cantik telah menjadi milikku selamanya. Plan senantiasa tersenyum. Tidak ada rona kesedihan di matanya.
Perlahan kututup kembali pintu ruangan itu, membiarkannya istirahat. Segala perlengkapan harus kusiapkan malam ini. Jantungku berdebar kencang, tidak sabar menunggu saat itu.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTINGALE • END
FanficMean Phiravich, penulis terkenal yang misterius menarik diri dari dunia. Ia menghilang dan sulit ditemukan, tapi karyanya selalu membanjiri toko buku dan menjadi trending paling atas. Plan Rathavit, sahabatnya semasa kuliah, pembaca setianya sejak...