OO2

1.3K 241 77
                                    

DIARY || SUNGJAKE

© recaia

⠀⠀"Kak Jin, aku pergi dulu ya!!" seru Jaeyoon kepada Seokjin sambil menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

⠀⠀"Heh mau kemana?" tanya Seokjin sambil menghalangi pintu depan.

⠀⠀"Mau balas budi."

⠀⠀"Balas budi?"

⠀⠀"Teman aku yang tadi kakak bilang itu ngembaliin tempat makan aku. Terus aku mau traktir dia buat balas budi."

⠀⠀"Nama dia Budi?"

⠀⠀"Gak gitu kak..."

⠀⠀Seokjin terdiam sebentar. Lalu kakinya membawa dirinya keluar rumah. Sebelum itu, dia mengunci pintu masuk depan rumahnya itu dari luar agar Jaeyoon tak keluar.

⠀⠀"Kak! Kok aku dikunci sih? Kak! Itu teman aku udah nungguin!" Jaeyoon berteriak sekencang mungkin dari dalam rumah.

⠀⠀Seokjin tak peduli. Selangkah demi selangkah, ia mendekati Sunghoon yang asik bernyanyi sambil bercermin di kaca spion motornya.

⠀⠀"Andai ku Gayus Tambunan~"

⠀⠀"Yang bisa pergi ke Bali~" Seokjin yang mendengar lagu itu segera saja menyambung liriknya.

⠀⠀Sunghoon yang kaget segera saja menoleh ke samping. Sunghoon kaget karena dua hal. Yang pertama, dia kaget karena yang tahu lagu Andai Aku Gayus Tambunan di zaman sekarang itu sangat minim. Sebetulnya banyak, tapi Sunghoon jarang nemu aja. Kedua, dia kaget karena melihat manusia tampan yang berpotensi mengalahkannya dalam perebutan title manusia tertampan. Ini tidak boleh dibiarkan!

⠀⠀Sejak Sunghoon sampai di rumah Jaeyoon, Sunghoon tidak melihat Seokjin. Hanya Seokjin yang melihat Sunghoon dari kaca jendela. Tadi yang ketemu sama Sunghoon buat sekedar tanya "mas mau ketemu siapa?" itu pembantu di rumah Jaeyoon.

⠀⠀"Weh, ampun om. Ini saya numpang parkir motor ya, lagi nungguin Jaeyoon hehe," ucap Sunghoon sambil terkekeh pelan.

⠀⠀"Om am om. Gue masih muda."

⠀⠀"Lah saya kira situ bokapnya Jaeyoon, maaf ya om."

⠀⠀"Dibilangin gue masih muda! Lo mau ngapain jemput-jemput adek gue?"

⠀⠀"Oh abangnya Jaeyoon yah? Saya mau minta ditraktir mekdi sama Jaeyoon bang. Maaf ya, saya porotin dulu adeknya," jawab Sunghoon.

⠀⠀Seokjin diam. Dia melihat Sunghoon dari atas sampai ke bawah. Lebam di area muka, leher, dan lengan Sunghoon kelihatan jelas sekali. Membuat Seokjin bergidik ngeri melihat Sunghoon.

⠀⠀"Nggak-nggak. Adek gue gak boleh pergi-pergi sama preman. Adek gue juga mau belajar. Senin PTS, gak usah keluyuran. Mending belajar aja sana di rumah!" usir Seokjin.

⠀⠀Sebenarnya siapapun yang melihat Sunghoon juga pasti setuju dengan pendapat Seokjin. Karena lebam Sunghoon itu dimana-mana. Seperti bekas luka orang berantem. Padahal luka itu dihasilkan dari pem-bully-an yang ia terima.

⠀⠀Sunghoon merengut kesal. Ia tak apa dicap sebagai korban bully. Tapi sangat menghindari komentar orang tentang dirinya yang preman, tukang rusuh atau sebagainya. Karena kepribadiannya sendiri sangat jauh dari kata-kata semacam itu.

⠀⠀"Ya udah, saya belajar sama Jaeyoonnya aja deh bang. Kan dia pintar," ucap Sunghoon.

⠀⠀"Gak bo-"

⠀⠀"Tadi tempat makan Jaeyoonnya udah saya kembaliin loh bang..."

⠀⠀"Trus maunya apa? Balas budi? Gak ikhlas banget lo, pergi sono!" usir Seokjin lagi.

DIARY || SUNGJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang