fools : 07

1K 213 52
                                    

Selain karena harganya yang murah, Jeaden sangat menyukai magelangan buatan Mang Asep di warmindo depan kampusnya kini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selain karena harganya yang murah, Jeaden sangat menyukai magelangan buatan Mang Asep di warmindo depan kampusnya kini.

Meskipun ini hari pertamanya menginjakkan kaki dengan menyandang status sebagai mahasiswa baru di universitas tersebut. Mang Asep sudah akrab dengan Jeaden dan Rendi. Sebab dulu sepulang dari sekolah mereka kerap mampir ke tempat ini untuk sekadar melepas lapar dan dahaga.

"Kayak biasanya ya, Mang."

Anggukan kepala dan senyuman ramah Mang Asep menandakan pria itu paham maksud pesanan Jeaden. Setelahnya, Rendi ikut mendudukkan diri di samping Jeaden tanpa mengalihkan atensinya dari layar ponsel. Sesekali pemuda itu terlihat mengulas senyuman disela-sela bertukar pesan dengan seseorang yang jauh terpisahkan oleh jarak.

"Cie kayak pengantin baru kemana-mana berdua mulu."

Jeaden terkekeh renyah selepas menggoda Nadhif dan Chelsea yang terlihat memasuki warmindo itu. Mereka lantas bergabung di meja yang sama, Nadhif menanggapi, "Iri aja lu kerjaannya."

"Kapan lagi kan bisa bebas ceng-cengin kapal yang baru official dipublikasi hahaha," kata Jeaden dengan tawanya yang belum kering. "Udah macam pasangan idol kpop yang ketangkep basah sama dispatch."

Sementara Chelsea hanya tersipu malu dengan tangannya yang sibuk memainkan sedotan.

Nadhif yang peka akan rona merah di pipi kekasihnya pun sampai menahan gemas. Dia kembali menjawab seraya melirik ke arah Rendi yang sedari tadi masih sibuk dengan ponsel di tangan, "Ya Alhamdulillah gue sama Chelsea bisa kuliah sekampus. Tapi jangan ceng-cengin gue begitu, hargai yang lagi berjuang ldr-an karena ga bisa sekampus sama pacarnya, kasian."

Rendi refleks melirik tajam membuat ketiga orang itu tertawa kompak. Dia memang sedang terjebak dalam fase long distance relationship dengan Alena. Kekasihnya itu terpaksa melanjutkan pendidikan di Surabaya. Sebagai risiko dirinya yang harus mengikuti orangtuanya akibat dipindah tugaskan ke kota tersebut.

"Gue baru tau Chelsea juga lanjut kuliah di sini. Masuk fakultas apa?" Rendi bertanya sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Pendidikan," Chelsea tersenyum hingga tercipta lekukan kecil dikedua pipinya.

Rendi hanya ber-oh pelan lalu menyedot es tehnya yang baru datang. Kemudian Jeaden menimpali dengan pertanyaan lain, "Oh ya tadi gimana penyuluhan dari fakultas kalian buat ospek besok? Ribet ga?"

"Ga terlalu ribet sih," Nadhif menjawab. "Cuma disuruh bikin topi, nametag, bawa makanan pake teka teki ya gitu gitu doang."

Jeaden dengan santainya mengunyah es batu dan menelannya, "Ya ga jauh beda, gue sama Rendi juga begitu. Cuma ada sedikit tugas lain yang agak ribet."

Percakapan mereka terinterupsi oleh suara Mang Asep yang memberitahu bahwa makanan pesanan mereka sudah siap. Jeaden dan Nadhif bangkit dari kursi untuk mengambil makanan. Rendi juga hendak beranjak tapi tiba-tiba dia merasa lemas. Untungnya Jeaden cukup peka untuk sekaligus membawa makanan miliknya.

BLUE NEIGHBOURHOOD [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang