fools : 08

983 194 16
                                    

"Cincin ini adalah tanda rasa sayangku padamu, bisakah kamu menjaganya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cincin ini adalah tanda rasa sayangku padamu, bisakah kamu menjaganya?"

"Tentu saja. Aku akan menjaga dan menyimpannya sebagaimana aku menyimpan perasaan itu dengan baik di sudut hatiku."



Jeaden tersenyum menatap cincin terbuat dari rumput liar yang dia pegang, "Dia masih menyimpannya ternyata."

"Setan! Anjir lu ngagetin gue!" Rendi mengelus dada telanjangnya terkejut akan kehadiran tamu tak diundang dalam kamarnya. Jeaden beralih menatap Rendi yang hanya mengenakan sehelai handuk melingkari pinggang ramping pemuda itu, lalu tertawa.

"Pagi banget sih, lu mau ngepel sekolah dulu apa gimana?" Rendi beranjak dari ambang pintu kamar mandi dan menghampiri Jeaden yang duduk di meja belajarnya.

"Sengaja siap-siap lebih awal. Biar bisa sarapan dulu sama lu," Jeaden kembali menyimpan cincin itu ke dalam kotak, lantas dia berdiri dan berjalan mendekati Rendi.

Rendi terhenyak merasakan sebuah telapak tangan hangat mendarat di pipinya, sepasang mata elang menatapnya intens membuatnya kesulitan untuk sekadar menelan ludah, "M-mau sarapan apa?"

"Luㅡ" Jeaden mengikis jarak dan memiringkan kepalanya.

Setiap pergerakan Jeaden membuat jantung Rendi bergedup tak beraturan. Dia bahkan hanya berdiri mematung lantaran perasaan grogi mendominasi. Deru napas Jeaden kian terasa menerpa permukaan wajahnya, Rendi memejamkan mata.



Ting!


━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Whatsapp

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Mochi ♡


| pagi mochaku 🥰
| belum bangun kah?
| mocha
| sayang

Panggilan tak terjawab.

| ayo bangun
| kamu hari ini ada
   kelas pagi kan?
| kalo kita deket udah
   aku dobrak pintumu 😠

Suara dari ponsel pertanda ada pesan masuk menarik kesadaran Rendi dari lamunannya. Dia tidak mengerti mengapa kenangan 4 tahun lalu itu tiba-tiba terputar dalam pikirannya. Satu bulan berlalu sejak pertengkarannya dengan Jeaden.

Namun usahanya menjauhi pemuda itu justru menyiksa dirinya sendiri akibat kenangan di masa lalu yang terus bermunculan. Setelah lama memandangi layar ponselnya, Rendi pun menggerakkan jemarinya untuk membalas pesan itu.

Alena. |

| baru bangun yang?
| eh tumben kamu
   manggil nama doang
| ada masalah?

BLUE NEIGHBOURHOOD [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang