ᴛɪɢᴀ

83 7 0
                                    

Jangan lupa untuk mengkritik!
Happy reading
۝

Pak Surya menghampiri Zirco yang baru keluar dari mobilnya.

"Mas Zirco, tadi ada dua orang polisi yang datang kesini. Mereka mau mencari tahu tentang mobil silver yang mas pakai kemarin," jelas pak Surya.

Zirco hanya membalas dengan anggukan.

Ia memasuki kamarnya dan berganti pakaian lalu pergi lagi.

Kantor polisi.

"Permisi pak, ada orang yang mau menemui bapak. Katanya dia adalah saksi mata yang melihat kejadian penculikan semalam," jelas Sipir (penjaga keamanan) kepada ketua detektif polisi, sepertinya.

Detektif itu membawa Zirco ke ruangan khusus, tentunya ruangan tertutup.

Sebelum itu, Zirco sudah menempelkan alat penyadap suara di bawah meja salah satu polisi, agar ia tahu rencana apa lagi yang akan polisi atau detektif itu lakukan untuk menangkap tersangka.

"Perkenalkan nama saya Devin. Saya bertugas sebagai detektif kepolisian disini. " jelas pria tersebut yang di balas anggukan oleh Zirco. "Jadi apa yang anda lihat semalam?" tanyanya.

"Semalam itu tepat pukul setengah sebelas malam, saya baru pulang kerja, dan mendengar suara orang berteriak meminta tolong. Saya langsung mencari arah sumber teriakan itu, ternyata ada di tanah kosong bekas pabrik yang terbakar kemarin itu, ada dua orang di sana, satu wanita dan satu pria. Wanita itu tampak seperti ketakutan sekali, terakhir sebelum saya melarikan diri, prianya itu memukul tengkuk si wanita, ia langsung tidak menyadarkan diri dan si pria mengangkat lalu memasukan wanita itu kedalam mobilnya." jelas Zirco yakin dengan wajah yang dibuat seolah-olah ia ketakutan.

"Jadi, kejadian itu terjadi di tanah kosong bekas pabrik yang terbakar kemarin?"

Zirco mengangguk.

"Apakah anda melihat, ia melajukan mobilnya ke arah mana dan mobilnya berwarna apa?"

"Saya melihat ia berbelok ke arah timur, sepertinya kearah pedesaan. Mobilnya itu berwarna silver,"

Devin agak sedikit tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Zirco, karena jelas-jelas ia melihat di CCTV depan toko bunga jika mobil itu mengarah ke pabrik penghancur mobil.

"Lalu kenapa anda tidak menghubungi kepolisian?!"

"Saya berniat untuk menghubungi kepolisian, tapi pria itu sudah melirik ke arah saya terlebih dahulu. Tubuh saya bergemetar dan ponsel saya terjatuh disana, takut-takut jika saya yang akan menjadi incaran dia selajutnya maka dari itu saya langsung melarikan diri dan lupa untuk menghubungi polisi," serunya.

"Baik. Laporan anda saya terima. Untuk penjelasan lebih lanjut, tolong sebutkan identitas anda," sahut Devin.

"Nama anda siapa, bekerja dimana?" lanjutnya.

"Govan," ya, itu adalah nama samarannya. "Saya bekerja diluar kota."

"Lantas, mengapa anda ada di sini?"

"Karena saya pulang satu Minggu sekali kesini, untuk berziarah ke makam orang tua saya."

"Baik. Tuliskan nomor telepon anda," Devin memberikan pulpen dan secarik kertas ke arah Zirco.

Lagi-lagi pria itu memakai nomor samaran. Ia sudah menyediakan semuanya sebelum menuju kantor polisi.

"Disini anda tinggal dimana?" tanyanya lagi.

"Saya tinggal dibelakang supermarket." sahut Zirco yang dibalas anggukan paham oleh detektif tersebut.

"Terima kasih atas laporan anda," ujar Devin sambil berjabat tangan dengan Zirco.

*

"Kita harus membagi tim, menjadi tiga tim saja. Agar pencarian lebih mudah, tim satu mencari ke arah pedesaan, tim dua ke arah pabrik penghancur mobil dan tim tiga ke arah pabrik kosong yang terbakar kemarin."

Zirco mendengar jelas di dalam mobilnya melalui earphone, jika yang berbicara itu adalah detektif yang menanyainya tadi.

Wanita yang Zirco incar-incar selama ini, ada didepan mata.

Tapi ia harus tenang, tidak boleh gegabah karena ini masih siang hari.

***

Hai Ges!
Jangan lupa tinggalkan jejak ya xixi.

𝐓𝐞𝐫𝐬𝐚𝐧𝐝𝐞𝐫𝐚 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang