Rencana Pernikahan

32 6 1
                                    

           “Silahkan masuk Pak Arka, Ibu dan juga Adek Bella masih ada di atas sebentar lagi juga turun,” ucap Wilona dengan seulas senyuman manis mempersilahkan semua tamu itu untuk duduk di ruang tamu. Wilona sama seperti ibunya Laura mereka berdua jago berakting.

          Ketiga pria itu duduk kecuali Pak Andi saja. Mata Wilona langsung melotot melihat kedua mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan depan rumahnya itu, Wilona tersenyum penuh arti karena sebentar lagi mereka akan hidup enak dengan mengorbankan adik tirinya itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.

          Pak Andi melihat Wilona dengan wajah datar seolah pria itu sangat tidak menyukai sikap matre yang sudah terang-terangan Wilona tunjukkan dan hal itu sangatlah tidak sopan. Arka juga melihat kearah Wilona dengan menghela nafas berat. Arka sudah menyelidiki sikap Laura dan juga Wilona sebelumnya jadi dia tidak kaget melihat hal ini.


    Tap. . .tap. . .tap! 

         Suara langkah kaki yang sedang menuruni anak tangga rumah itu. Ya itu adalah Laura dan juga Bella yang turun dari lantai atas menuju ke ruang tamu rumahnya. Laura mengandeng lengan Bella seolah-olah bersikap sebagai ibu tiri yang baik hati di hadapan tamunya itu.

    Deg!

          Langkah Bella terhenti ketika melihat Pak Arka datang bersama dua pria paruh baya yang mungkin salah satu di antaranya ialah calon suaminya, Laura mengerti kenapa Bella menghentikan langkahnya mendadak dan wanita itu langsung mencengkeram lengan Bella mengisyaratkannya jika anak tirinya itu harus tersenyum dan tidak boleh menolak perjodohan ini.

        Ingin sekali Bella menangis namun itu tidak bisa dia lakukan, cairan bening yang sudah menumpuk di pelupuk matanya harus dia tahan agar tidak sampai terjatuh membasahi kedua pipinya ini. Mata Bella terasa panas ingin menangis dan kabur

dari rumah ini tapi Airin adik yang sangat dia sayangi akan dalam bahaya besar dan karena sebab itu Bella tetap harus kuat, bertahan demi adik kecil yang sangat dia sayangi itu. Toh Setelah pernikahan Bella akan bisa tinggal bersama dengan Airin walaupun dia tersiksa karena harus menikah dengan pria yang sudah berumur tersebut.

      “Bella kau sangat cantik, mirip sekali seperti mendiang ibu mu,” puji Pak Arka disaat melihat bella sudah duduk di hadapannya namun mereka terhalang oleh meja.

     Tersenyum semanis yang dia bisa, “Terimakasih Pak Arka,” sahut Bella sopan dengan menundukkan kepalanya.

       “Awas jika kau sampai berani menolak perjodohan ini, Airin yang akan menanggung semuanya,” ancam Laura dengan berbisik di telinga Bella agar tidak terdengar oleh yang lainnya. Bella hanya diam dengan menganggukkan satu kali kepalanya mengiyakan ucapan ibu tirinya itu.

       Pak Arka melihat kearah Laura dan juga Bella bergantian dengan mengerutkan keningnya seperti sedang mencurigai sesuatu. Pak Arka hanya diam dengan fokus dengan tujuan awalnya perjodohan ini harus tetap terjadi walaupun menyakiti hati Bella tapi itu semua di lakukan oleh Arka untuk menyelamatkan Bella dari siksaan ibu dan juga kakak tirinya ini.

          “Bella aku dengar-dengar kau memiliki adik kandung,” celingukan kesana-kemari mencari sosok yang dia tanyakan barusan. “kenapa aku tidak melihatnya?”

       Bella langsung mengangkat kepalanya melihat kearah Pak Arka dengan mata sayup, “Adek sedang,-“

      Mencengkeram lengan Bella dengan kuat sampai gadis itu mengigit bibir bagian bawahnya menahan rasa sakit, “Namanya Airin, dia gadis kecil yang sangat cantik dan juga manis mirip seperti Bella,” membelai pipi Bella dengan mata menajam seolah

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang