Malam hari setelah pernikahan.
Ya di sinilah Bella berada, di hotel yang sama dengannya melaksanakan pernikahan. Bella berada di suatu ruangan yang banyak dihiasi kelopak bunga yang berwarna merah di atas tempat tidur yang bersepraikan putih polos. Sejak Pak Arka dan juga Pak Andi mengantarkan dirinya menuju kamar pengantin ini Bella masih duduk di sudut ruangan dengan memeluk kakinya sendiri kemudian membenamkan wajahnya di tangannya yang sudah menyatuh.
Kenapa nasib buruk ini terjadi padanya sedangkan dia hanya korban di dalam pernikahan ini, Ya Bella merasa sangat di bohongi ketika dia tahu jika Laura berbohong padanya mengenai Airin! Selesai melaksanakan resepsi pernikahan saat semua tamu undangan sudah pulang semua, di sanalah Bella berjalan mendekati Wilona dan juga Laura yang sedang bersenda gurau pasti mereka sangat bahagia karena mendapatkan banyak uang dari Pak Arka, mertuanya Bella sendiri.
Bella meminta agar Laura menepati janjinya untuk membiarkan Airin tinggal bersama dengannya namun yang terjadi malah sebaliknya sampai acara pernikahan ini selesai, Airin tidak juga kunjung datang dan sejak awal Bella sudah merasakan akan ada hal yang tidak beres yang terjadi dan ternyata firasatnya itu benar sekali.
Laura mengancam dirinya jika sampai Bella berani mengucapkan apa yang sebenarnya maka Laura tidak akan segan-segan membunuh adik yang sangat Bella sayangi itu dan andaikan Bella berani melaporkan apa yang terjadi pada Pak Arka, Laura tidak akan segan-segan melakukan ancamannya itu, Bella tidak bisa berkutik ketika mendengar adik yang sangat dia sayangi sedang dalam bahaya besar seperti saat ini hatinya seakan tidak tenang dan hatinya seperti di tusuk oleh belatih tajam namun tidak berdarah tapi rasa sakitnya tidak bisa di ragukan.
Dengan tubuh gemetar dia mencoba sebisa mungkin menahan emosi dan juga air mata yang sudah mengenang di pelupuk matanya saat itu. Hatinya sakit, perih tapi dia tidak bisa melakukan apapun sungguh menyedihkan tapi semua ini sudah terjadi dia sudah melihat dengan pria yang tidak pernah dia kenal sebelumnya. Entah kehidupan seperti apa yang akan Bella jalani keesokan harinya hanya tuhan saja yang tau.
Semua orang yang turut hadir di resepsi pernikahan itu menatap Bella dengan berbisik-bisik pasti mereka sedang membicarakan Bella dan juga keluarganya.
Tengah malam.
Krieekkk!
Pintu kamar pengantin itu terbuka, dan dengan perlahan di tutup kembali oleh seorang pria.
Seorang pria tampan dengan tinggi badan sekitar 185cm, berkulit putih dengan manik mata berwarna coklat karamel yang sangat indah dan juga tajam sungguh pria yang sangat sempurna dengan bentuk tubuhnya yang begitu kekar sampai otot-otot di balik kemeja putih polos yang sedang dia kenakan terlihat seperti meraung-raung ingin keluar dari tubuhnya.
Bella tergeletak di sudut ruangan itu sekitar pukul 24.00, tepatnya setengah jam sebelum lelaki ini masuk kedalam ruangan pengantin ini. Pria tampan itu berjongkok di depan Bella yang sedang tertidur di lantai dengan memakai tangannya sebagai bantal bahkan gadis itu tidak sempat berganti baju dia masih mengenakan kebaya pengantinya.
Pria itu mengamati setiap inci wajah cantik dan juga polos wanita yang ada di hadapannya saat ini dengan tatapan datar yang begitu sulit untuk di artikan. Dia melihat Bella masih terisak dalam tidurnya bahkan make up di wajahnya itu kelihatan begitu berantakan sekali.
Pagi hari.
Bella membuka matanya yang terasa berat karena terlalu lama menangis, kornea matanya mulai terbiasa dengan cahaya matahari pagi yang masuk melalui cela jendela dalam ruangan pengantin ini, Bella beranjak duduk dari posisi tidurnya setelah lebih dulu merengangkat otot-ototnya yang terasa kaku karena dirinya tidur dalam posisi meringkuk semalam di atas lantai pualam ruangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Takdirku
Roman d'amourBella seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun. Semenjak ayahnya meninggal Bella ikut dengan ibu dan juga kakak tirinya. Bella di perlakukan seperti sebuah pelayan di dalam rumahnya sendiri dia harus tidur di gudang sedangkan kamarnya yang nyaman...