3. Kalah Start

13 1 0
                                    

Tok Tok Tok

"Assalamu'alaikum..."
"Nih mana sih penghuni rumah?" Serhan heran, sudah 15 menit menunggu dan beberapa kali mengetuk rumah Mira, tak ada batang hidung dari penghuni muncul. Daripada dikira aneh, Serhan putar otak.
"Dah lah lewat pintu belakang aja. Bodoamat."

Melewati kebun sayuran di samping rumah. Serhan berhenti sejenak, mendengar sayup suara wanita yang ia kenal.
"Kemaren tuh ada yang mau melamar kamu Mir."
"Terus Mama bilang apa?"
"Mama bilang kamu masih kuliah, fokus ke kuliah dulu. Jangan terburu-buru."
"Ganteng gak orangnya?" Penasaran, Serhan mengedap-edap semakin mendekat. Menajamkan pendengaranya.

" Emang kamu ada seseorang yang kamu suka?" Dan sepertinya Serhan melewatkan bagian terpenting. Setidaknya dapat ia simpulkan bahwa Mira tidak tertarik akan lamaran sosok asing itu.

"Duh Ma, aku tuh sukanya sama yang berinisial SN. Awal huruf S, akhiran N."

Deg

Jangan-jangan Mira selama ini.

"Ya Allah nak. Jadi selama ini suka sama Serhan toh."
"Huh Serhan, apaan tuh? S.E.H.U.N. maksud aku tuh Ma."

Siapa lagi itu?

Nama yang aneh. Seumur hidup Serhan tak pernah kenal laki-laki bernama Sehun. Apakah ini pertanda Serhan harus benar-benar move on? Yaelah jadian sama Mira aja belum. Jangankan move on.

Tak terima.

'No! Enak aja dia dapetin Mira semudah itu. Lewati dulu mayat gue. Gue cari nih si Sehun anak tongkrongan mana.'
Hati memanas. Membutakan pikiran Serhan. Tangannya mendorong pintu itu terbuka. Mengagetkan keduanya. "Astagfirullah Serhan."
"Han dari tadi lo di situ?"
"Ehehe maaf Tante. Tadi saya ketok pintu beberapa kali gak ada yang buka, jadi lewat belakang deh." Ujar Serhan sedikit membungkukan badan.
"Tumben kamu siang-siang gini mau keluar dari rumah Han? Ada apa gerangan?"
"Mira yang ngajak tadi Te."

Mira memasang wajah masam. Sudah lelah ia menunggu berjam-jam. Awalnya mereka janjian untuk bertemu pukul 10, ternyata molor hingga jam 1. "Kirain gak jadi tadi?" Sindirnya. Serhan cuma menyengir.
"Ye maaf lah. Khilaf sampek ketiduran tadi."
"Ckckck ya udah yuk ke ruang tamu dulu,"
"Kamu siap-siap aja dulu Mir."
Mira mengaguk dan pergi meninggalkan Serhan dan Ibunya.

Sedikit menghentakkan kaki. Mira benar-benar sebal terutama pada Serhan. Pagi tadi sudah dandan agar Serhan tidak menunggu lama, apalah daya yang ditunggu tidak peka. Kalau begini mau bagaimana lagi. Dia harus berganti pakaian lagi. Sial memang!

-

Rasa penasaran menggebu-gebu di hati tak tertahankan. Mulut bersiap melayangkan beberapa pertanyaan. Sepertinya sesi ghibah kali akan Serhan moderatori. Di tempat biasa, Serhan sudah mengumpulkan para bapak rumpi di gazebo dekat kolam koi area kampus.

"Oi guys!"
"Wush bapak Serhan tepat waktu kali ini yah." Sindir Nauval yang ditanggapi oleh Farid, "Kalo gini pasti ada topik yang lebih hawt."
"Eh tenang bro. Gue kemaren tuh..." Serhan mulai menceritakan kejadian di rumah Mira sedetail mungkin.
"Gitu ceritanya." Nauval yang tampak tak tertarik hanya berkata "Oh."
"Kamvret kan?!"
"Yang sabar Han," Erza menepuk pundak kawanya itu pelan. Menenagkan Serhan agar menerima nasib difriendzone.
"Btw keren juga tuh si Bihun bisa dapet Mira." Dengan pedenya Serhan berkata, "Nah itu dia. Palingan juga ganteng gue. Sok keras tuh anak."
"Makin kepo cuy."
"Bukannya mau ngerendahi lo nih ya, Han. Kalo si Sehun beneran punya nilai plus daripada loe, mundur aja deh. Lo-nya aja suka tarik ulur gitu."
"Rid, lu tuh emang temen paling alim di antara kita. Bisa nggak loe tutup mulut!"
"Emang lo tau Sehun siapa?"
"Ya jelas gue tau dong," Farid menyebutkan kelebihana Sehun dengan jarinya. " Dia nih kaya, mapan, terkenal, bisa rap, ganteng tentunya. Gak kayak lo suka tebar harapan palsu."
"Mana tunjukin ke gue. Sini!"
"Kok lo ngegas sih." Erza yang hafal mengingatkan, "Biasa Val, nyangkut Mira, si Serhan"
"Lo cari aja di Google nama Sehun, bakal muncul."

Jari lentik mengetik nama sosok meresahkan itu. Berhubunga paket data habis, Serhan dipaksa bersabar menunggu loading di ponselnya. Saking leletnya, ingin ia mengatai wifi tempat tongkrongannya. Hari buruk. Ditempa kesialan.
Beberapa menit kemudian ponselnya menampilkan si Sehun.
"Canda ni si Mira mau sama Sehun," Penasaran akibat reaksi Serhan yang tampak menyepelekan. Kedua temanya kecuali Farid bertanya.
"Kenapa emang?" Serhan menunjukkan ponselnya dengan bangga.
"Masih ganteng gue noh."

TBC

Dear My Friend (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang