Mimpi adalah oase hijau di padang pasir, yang menjadi prioritas didalam diri. Rasa senang membuncah hingga ia sulit bernapas setiap teringat momen bersama sahabatnya kemarin. Dia percaya ada hujan ada panas. Tuhan menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan. Maka egonya tak akan puas berdoa pada-Nya agar dia diciptakan untuk bersama dengannya. Nyatanya Mira selama ini selalu bersamanya. Hanya teman. Kata-kata itu seakan menamparnya. Tidak tahu sejak kapan Serhan menaruh rasa padanya, yang ia tahu didekat Mira ia buta.
"-Han oi Serhan!" Panggil Farid pada sosok melamun duduk didepannya. Dengan gelagapan Serhan bertanya,
"Eh apa?"
"Lo sih ngelamun terus dari tadi. Nih lo paham gak minor tuh apaan?" Tangan Farid menunjukkan soal yang membuatnya bingung daritadi.
"Gitu aja gak tau, Rid. Minor tuh jelasin major kayak; misalnya, contoh, pokok yang gituan lah."
"Oh gitu. Pinter juga lo." Sebenarnya Serhan itu si pandai yang pemalas. Jadi sekarang temanya, Farid meminta batuan padanya untuk mengerjakan di café milik kakak Erza. Ketika sibuk mengerjakan, Nauval datang kearah Serhan dan Farid duduk.
"Sorry gue telat. Masih nganterin cewek gue."
"Bucin." Sindir Farid. Tak terima diolok Nauval meradang.
"Wah wah... Serhan juga bucin kalek." Lemparnya pada Serhan
"Berisik. Mending lo buka buku terus kerjain deh tuh pr. Gue pengen cepet pulang. Ngantuk." Lerai Serhan. Nauval pun menurut. Mengeluarkan buku dari tasnya.
"Eh udah mulai aja. Ini cemilannya dimakan dulu." Tawar Erza, meletakkan makanan ringan beserta es kopi pesanan Serhan dan Farid diatas meja.
"Lho minum gue mana?" Tanya Nauval
"Emang lo beli?" Erza balik bertanya membuat Nauval menyebikkan bibirnya.
"Kirain gratis, Za."
" Cemilan sama minuma dijual terpisah. Cemilan aja yang gratis. Minuman beli!"
"Ya udah gue pesen cola aja deh." Erza meninggalkan mereka bertiga. Tak lama Erza kembali dengan sebotol cola pesanan kawannya. Duduk disebelah Nauval. Farid yang telah selesai merampungkan pr mulai membuka bahan obrolan.
"Han, gue dengar dari anak-anak kampus loe pacaran sama April ya?"
"Wow yang bener aja, Rid. Serhan kan sukanya sama Mira." Timpal Nauval. Serhan yang sibuk bermain ponsel, mengalihkan perhatiannya.
"Jujur saja, tuh mulut pengghibah emang bener. Gue sekarang pacaran sama anak vokalis band kampus. April," Terang Serhan.
"Serakah amat sih loe."
"Haduh, Val. Lo kayak gak tau aja, Serhan kan starboy, ya wajar saja punya pacar. Mau suka sama Mira kek. Pacaran sama April kek. Suka-suka dialah." Tanggap Erza sambil mengyontek jawaban milik Serhan.
"Perasaan lo ke Mira serius nggak sih, Han? Kok lo-nya gitu."
"Gue tuh sebenernya suka Mira udah lama. Tapi lo semua juga tau dia gak peka. Gue juga ingin memastikan saja, apakah dengan memulai hubungan dengan cewek lain gue bisa ngerasain hal yang lebih dibandingkan dengan Mira."
"Halah gue jadi bingung. Mau kasian ke elo apa ke Mira, atau malah ke pacar loe." Jawab Nauval menutup perbincangan. Serhan yang menunggu tema-temannya selasai kembali memberikan perhatian pada ponselnya.
April: Han, kamu lagi dimana?
Serhan: Lagi ngerjain tugas sama temen. Kenapa?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Friend (On-Going)
Ficção AdolescentePersahabatan antara si introvert dan ekstrovert yang telah dipertemukan di bangku SMA. Hubungan mereka berlanjut hingga Serhan menyadari perasaan yang membuncah di dada. Namun, Mira hanya menganggapnya sebatas sahabat. Semua berubah ketika orang ket...