9. beranjak dibawa waktu

37 29 12
                                    

Akan ada satu waktu di mana manusia akan melihat bahwa... cinta itu tidak selamanya bercerita tentang hubungan manis penuh bunga, atau tentang bertahan dalam hubungan yang dipisahkan jarak, atau mungkin juga juga tentang pertengkaran hebat di titik jenuh masing-masing pemerannya. Tapi, ada kalanya cinta akan bercerita tentang mengikhlaskan dan melepaskan. Bukan untuk sekedar rasa yang ditinggal mati. Tapi, juga untuk sebuah perasaan tanpa kejelasan.

Seperti aku sekarang ini. Ini sudah seminggu sejak aku memutuskan untuk beranjak pergi. Sama halnya dengan yang Panji lakukan. Bukan untuk membalas dendam. Tapi, memang itu yang seharusnya aku lakukan, bahkan sejak dulu ketika Panji juga melakukannya. Buat apa berdiri sendirian di atas pundi yang dulunya dimiliki bersama? Lupakan tentang kemungkinan Panji akan kembali, sebab harapan penuh bunga itu hanyalah sebab dari akibat yang penuh duri.

Hubunganku dengan Farrel bisa dikatakan ada perkembangan di dalamnya. Meskipun, sampai hari ini Farrel sama sekali belum terlihat berniat mengganti status kami. Mungkin, ia takut dengan penolakan. Aku tidak menyalahkannya. Sebab, aku sendiri pun bisa dikatakan masih dalam tahap meyakinkan hati, meyakinkan diri sendiri bahwa aku bisa melangkah dengan atau tanpa Panji di sisiku.

Jadi, menurutku, ada baiknya kami jalani saja dulu apa yang ada. Baru kemudian, langkah selanjutnya sama-sama kami pikirkan. Inilah definisi dari kata "jalani saja dulu" yang sebenarnya, kedua belah pihak tahu ke mana jalan yang akan mereka tempuh.

Dan jika ditanya apa kegiatan yang tidak pernah lupa sama-sama kami kerjakan. Maka jawabannya adalah saling bertukar kabar. Seperti malam tadi contohnya;

Besok kamu ke kampus?

Farrel 🙈:
Iya, ada latihan perdana anggota organisasi yang baru

Nggak masuk kelas?

Farrel 🙈:
Nggak.
Tapi kamu tenang aja, besok aku tetap anterin kamu.

Hehehe, oke.
Memangnya besok latihannya jam berapa?

Farrel 🙈:
Mulainya jam 3.
Oh iya, btw, malam ini maaf aku harus keluar dan nggak bisa temani kamu.

Iya, Rel. Aku nggak apa-apa kok sendiri. Udah biasa juga.

Farrel 🙈:
Ya sudah, sampai ketemu besok ya!
Jangan begadang!
Mimpi indah!
Selamat malam!
😚😚😚

Saling mengabari tidak hanya tentang saling berbalas pesan saja. Mungkin bisa dimaknai dengan... ini adalah cara kita memastikan bahwa di sini, kita masih bersama, belum ada yang membelakangi pergi.

Iya. Memang terlihat agak sedikit klise dan monoton mungkin. Tapi, bukan kah saling berkabar itu adalah hal penting dalam sebuah hubungan?

Oke, lupakan tentang itu. Dan, mari beranjak ke hari ini. Pagi tadi, Farrel tidak jadi mengantarku ke kampus. Sebab, dosen yang seharusnya masuk ke kelasku sedang berada di luar kota, maka pertemuan di kelasku minggu ini ditiadakan. Jadi, aku baru berangkat ke kampus ketika matahari berada tepat di atas kepala untuk mengikuti kelas kedua hari ini. Sedang Farrel sudah harus menuju ke kampus sekitar dua jam lalu karena mendadak dipanggil oleh dosen pembimbing skripsinya.

Dan begitu semua kelas hari ini dinyatakan selesai, dengan segera aku menuju parkiran dan menarik gas untuk beranjak ke fakultas ekonomi. Tidak lain dan tidak bukan adalah untuk bertemu Farrel.

Kami berjanji untuk bertemu di lapangan belakang fakultas ekonomi pukul lima sore ini. Dengan menenteng sekotak makanan yang sempat kumasak sebelum berangkat ke kampus tadi, aku melangkah mendekat ke arah Farrel yang terlihat sedang berdiri di pinggir lapangan, ia terlihat sedang berbicara dengan beberapa orang. Lantas, orang-orang itu pergi tak lama setelahnya.

GHOSTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang