Lima-Terjebak dikisah lama.
"Ya elah pah...... Birru gak pake narkoboy," ujar Birru yang masih setia memeluk gulingnya. Membelakangi posisi Abi yang sedang mengacak-acak kamarnya mencari sesuatu yang membuat pertengkaran ini terjadi.
Dengan style piyama tidur biru tua itu, Abi menghela nafas kasar. Tadi tiba-tiba saja panggilan masuk terus terdengar berturut-turut tanpa henti yang membuat tidur pulas Abi terganggu.
Mendapat laporan kalau anaknya menghadiri acara balap liar. Dan parahnya, Birru menjadi salah satu peserta disana.
Dia tadi sudah mengeluarkan banyak kalimat omelan yang dilayangkan untuk Birru, nyatanya Birru tidak mendengarnya sama sekali. Bahkan terdengar juga suara tidur nyenyak nya Birru, padahal Abi sudah sangat kesal dengan tingkah anaknya yang sudah diluar batas.
Beberapa kali mendapat laporan Birru sering berada di club'malam. Walaupun Birru mengaku tidak meminum minuman haram itu, tetap saja kelakuannya tidak sesuai dengan umurnya sekarang.
Mungkin banyak anak seumuran Birru sudah menyelami pergaulan bebas lebih dalam dan suram, Abi tidak mau anaknya masuk salah satu dari mereka. Makannya Abi selalu mendidik Birru dengan cara keras dan tegas.
Walaupun akhirnya tidak ada satu pun nasehat yang dipatuhi Birru.
Terdengar suara pintu kamar Birru tertutup kasar, Birru berbalik badan dan sudah tidak ada ayah nya disana.
"Gua dituduh mulu gila."
"Dasar Abi jelek!" Cibirnya dengan mata yang dia buat kembali terpejam.
Hubungannya dengan sang ayah memang sedang tidak baik-baik saja belakangan ini. Makannya Birru selalu membantah. Seperti kejadian kemarin yang dengan lantang nya Birru melawan Abi.
Birru tau itu sikap paling tidak sopan seorang anak kepada orang tua. Tapi kejadian masa lalu membuatnya masih tidak bisa memaafkan Abi.
Jam di dinding kamarnya sudah menunjukan pukul delapan lewat. Berarti, sudah berapa jam lama nya ayahnya hanya mengomel dan mengacaukan kamarnya.
Saat matahari belum muncul sepenuhnya, sampai kamarnya sekarang sudah memunculkan sinar matahari yang masuk melalui fentilasi.
Birru bangun dari tidurnya, memandangi kamarnya yang sudah sangat berserakan karena ulah Abi.
Seharusnya hari Minggu adalah hari favorit karena bebas dari segala kegiatan yang memberatkan. Nyatanya tidak dengan Birru. Minggu nya sama saja seperti hari-hari sebelumnya.
Atau mungkin, Minggu nya yang sekarang lebih kacau karena pertengkaran hebat pagi-pagi sekali tadi.
Birru bangun dari tidurnya, mencoba kaki nya untuk menginjak lantai. Berjalan dengan mata yang sedikit masih terpejam tapi mencoba untuk tetap sadar. Banyak sekali benda miliknya yang tidak sengaja terinjak karena barang-barang nya jatuh tidak beraturan dilantai sana.
Dia tidak berniat untuk membereskan itu. Kakinya malah melangkah masuk ke kamar mandi sekedar cuci muka dan gosok gigi.
Mematikan semua lampu yang masih menyala dikamar nya, membuka gorden dan wajahnya langsung disambut dengan sinar matahari yang langsung menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albirru
Teen FictionAlbirru Dalfin Sankara, lelaki keras kepala yang terus menerus selalu terjebak didunianya sendiri-dimasa lalu nya yang sangat kelam. Dia tidak bisa keluar dari sana. Lebih tepatnya, dia sendiri yang membuat dirinya semakin merasakan sakit yang amat...