Dua—Birru yang tersesat didunianya sendiri.
-
-
-"Kenapa nggak jadi?"
"Gak dibolehin."
"Sama?"
"Yang mau didatengin."
Bian menatap bingung Birru yang kini sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.
Tadi padahal Bian sudah siap menuruti perintah Birru dan ingin memesan taksi. Tapi saat Bian mengotak-atikan ponselnya untuk memesan taksi, Birru menelpon dan malah menyuruh Bian untuk datang kerumahnya saja.
Bian menurut. Berarti usahanya membatalkan niat Birru kini berhasil karena bantuan perempuan itu. Perempuan yang sekarang menjadi alasan Birru untuk tetap hidup. Perempuan yang sangat membawa pengaruh untuk kehidupan Birru selanjutnya.
Birru menghela nafas nya kasar. Melempar handuk basahnya diatas kasur lalu duduk disamping Bian. "Kenapa mereka pergi nya barengan ya?"
Bian menengok kaget mendengar itu.
"Niat banget mereka sampe mau nyiksa gua kaya gini?"
"Birru udah lah...." Kata Bian menenangkan tatapan kosong Birru.
Birru terkekeh mendengar itu. "Bali jad tempat favorit gue sekarang. Tapi kenapa dia gak ijinin gue buat dateng?"
"Dia mau lo berubah, Ru."
"Berubah apa? Dia yang malah buat gua jadi keinget masa itu."
"Lo nyalahin dia saat lo sendiri yang mulai? Aneh emang. Kebiasaan buruk lo tuh uninstall," cibir Bian.
Birru kembali terkekeh mendengar cibiran itu. Dia kembali mengingat kejadian itu. Kejadian masa lalu yang mana membuatnya sangat sulit untuk melupakannya.
Masa itu kembali berputar diotaknya. Dimana kali pertama Birru bertemu perempuan itu,
"Albirru!"
"Birru kita sekelompok, loh,"
"Loh? Kebetulan banget nih kita seruangan ulangan?"
"Birru gantian dong elo yang ngerjain. Ini kan tugas lo juga!"
"Birru lo ngeselin banget, sih?"
Semua ocehan perempuan yang baru ditemuinya saat itu kini memenuhi otaknya. Memutar kejadian lama.
"Al! Kenapa sih lo berantem mulu?"
"Berhenti panggil gue Al!" Tepis Birru saat itu ketika pertama kali perempuan itu memanggilnya dengan panggilan Al.
Dan saat itu juga Birru menoleh kepadanya karena nama panggilan kesayangan ibunya disebut orang lain.
"Hidup lo gak melulu tentang berantem kan, Al?"
"Jangan ngeyel! Gue Birru!"
"Ck! Sama aja, Al!"
"Ganti panggilan gue! Lo keras kepala banget sih!"
"Dih. Gue cuma mau nasihatin lo doang—"
"Gak usah sok kasihan sama gua! Lo bukan nyokap gua,"
"Tapi gue Neila. Mau kenalan?"
"Birru!" Kesal Bian yang melihat Birru malah fokus dengan lamunannya sendiri. "Udah lah gak usah diinget lagi masa-masa kayak gitu."
"Nggak diinget. Dia nya aja yang dateng sendiri," ujar Birru membela diri.
"Terserah lo!" Kata Bian yang bangun dari duduknya dan duduk dibawah tempat tidur Birru menghadap tv kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albirru
Teen FictionAlbirru Dalfin Sankara, lelaki keras kepala yang terus menerus selalu terjebak didunianya sendiri-dimasa lalu nya yang sangat kelam. Dia tidak bisa keluar dari sana. Lebih tepatnya, dia sendiri yang membuat dirinya semakin merasakan sakit yang amat...