Cerita Berakhir

2.6K 673 108
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

§§§

Mari kita berpikir, apa yang kalian akan lakukan saat melihat tubuh kalian tergeletak di tengah jalan dengan genangan darah di sekitarnya? Sebuah tubuh lelaki yang terlempar keluar dari mobil saat mobil nya menabrak sebuah truk besar dan terlempar beberapa meter ke belakang tadi membuat lelaki yang tengah berdiri di ruang jenazah bergetar hebat. Masih teringat bagaimana bentuk kue yang ia bawa pada awalnya, sangat bagus dan sederhana lalu setelah kecelakaan besar itu, kue nya hancur hingga tidak berbentuk.

Seharusnya, kue itu sudah di tangan si penerima. Seharusnya, malam ini ada sebuah kue di hiasi lilin dengan lagu ulang tahun yang menemani nya. Seharusnya hari ini banyak sekali senyuman yang terukir. Seharusnya hari ini menjadi salah satu hari yang paling membahagiakan. Semuanya jadi seharusnya hingga tanpa sadar kata seharusnya hanya angan angan tanpa ada harapan untuk tercipta sebab si yang mengatakan seharusnya telah pergi.

Hari ini Fajar memberikan luka yang teramat sangat untuk tiga pemuda yang teramat ia sayangi. Membuka kembali luka yang telah lama sekali di pendam dalam dalam tanpa ada niat sedikit pun untuk melihat nya. Tangis Fajar terdengar saat ia berdiri tidak bisa melakukan apapun.

"maaf maaf maaf,"

Tiga pemuda datang bersama seorang perawat. Wajah ketiga nya sudah berlinang air mata yang membuat hati Fajar semakin sesak. Empat manusia itu masuk ke dalam ruang jenazah diikuti dengan Fajar yang sama sekali tidak bisa melakukan apa apa.

Teriakkan dan raungan memanggil namanya terdengar saat kain diatas tubuh Fajar di buka.

"Daf, gua minta ma–"kata Fajar.

Indera pengelihatan Fajar menatap ketiga saudara nya. Raden menangis begitu keras, Fajar minta maaf karena tidak menepati janji untuk menjaga Dafa dan Juan. Fajar pun juga tidak tahu ia akan kehilangan nyawa nya hari ini. Juan menangis memeluk tubuh dingin dan kaku Fajar sambil memanggil nama Fajar dengan harapan Fajar membuka kedua kelopak mata nya dan mengatakan semuanya adalah kebohongan belaka. Berharap Fajar masih bisa mengatarnya ke sekolah dan membantu Juan.

Dan Dafa berjalan mundur sambil menutup mulut nya dengan tangan nya. Ia tidak mau menatap wajah Fajar, rasa sakit nya bertambah beribu ribu kali lipat saat Dafa menatap wajah Fajar. Fajar yang melihat, berjalan menghampiri Dafa. Nafas nya bergetar tak kuasa menahan rasa sesak di hati nya.

"Dek, maafin gua. Ini hari ul–"

"bukan ini kado yang gua mau bang," gumam Dafa.

Kepala Fajar menggeleng pelan lalu ia berkata, " gua enggak bisa ngapa ngapain dek, Tuhan mau nya hidup gua berhenti disini."

Marah, tangis, kecewa, dan kesal bercampur jadi satu hingga membuat perasaan yang tak terkira sakit nya. Disini yang hatinya terluka bukan hanya Raden, Dafa, dan Juan tetapi juga Fajar sebagai pihak yang pergi. Ia terisak ingin memeluk ketiga nya sambil berkata jangan menangis karena Fajar tidak bisa melihat ketiga saudara nya menangis.

𝐃𝐄𝐑𝐒𝐈𝐊 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang