Kurang Dari Lima Tahun

2.4K 625 112
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

§§§

Waktu itu memang sangat berharga tapi bagi Raden, waktu tidak akan berharga jika Raden tidak sehat. Tubuh nya terduduk di kursi yang berada didepan ruangan dokter. Ia menghela nafas lelah berkali kali berharap keajaiban datang kepada nya. Raden tidak sendiri disini, ada Raka dan Cakra yang sedang pergi sebentar untuk membeli makan.

Sudah dua tahun Raden terjebak didalam situasi ini. Kata Fajar, Raka, dan Cakra, Raden harus optimis jika ia bisa sembuh. Tapi bukannya sembuh, kesehatan Raden semakin memburuk. Diagnosa dokter waktu hidup Raden kurang dari lima tahun. Dan sekarang, sudah lewat dua tahun.

Kertas yang berisikan pernyataan tentang keadaan Raden, ia remas kesal. Raden sedikit mengerang kesal. Kenapa harus Raden? Kenapa tidak orang lain saja? Kenapa Tuhan memberikan Raden penyakit tidak berguna ini? Apakah Raden tega memberitahu keadaan nya ke Dafa dan Juan? Jawaban nya, Raden benar benar tidak tega.

Satu tetes,

Dua tetes,

Hingga banyak sakali darah yang keluar dari hidung Raden membuat Raden kembali menangisi hidup nya. Surat yang tadinya berwarna putih bersih berubah menjadi merah saat darah milik Raden terjatuh diatas nya.

"bego lu Raden. Lu enggak berguna jadi kakak laki laki."gumam nya.

Suara derap langkah kaki masuk ke indera pendengaran Raden diikuti dengan seruan Cakra. Mata Raden tertutup saat ia mulai merasakan sesak. Sebuah tissue Raden rasakan membersihkan darah di hidung nya. Perlahan dengan sangat lemah, Raden melihat Cakra sedang membersihkan darah di wajah nya sedangkan Raka terdiam menatap Raden penuh luka.

"obat nya mana ka?!" panik Cakra.

Secepat mungkin, Raka membuka plastik berisikan obat yang ada disamping tubuh Raden. Tangan Raka bergetar ketakutan sambil membuka botol kecil yang berisikan pil pil pahit untuk menunjang hidup Raden.

"gua enggak mau,"lirih Raden.

" Raden, lu harus minum. Keadaan lu memburuk."balas Raka.

" obat nya enggak berguna, gua tetep kesakitan."

Decakan kesal terdengar dari mulut Cakra. Sedangkan Raden masih terdiam menatap atap rumah sakit, seketika bayang bayang Fajar terlihat diatas sana. Lelaki itu tengah tersenyum menatap Raden. Tangan Raden terulur berusaha menatap Fajar. Berusaha memberitahu kepada Fajar jika Raden sangat kesakitan disini.

"dek, lu pembohong. Lu bilang lu bakalan jagain kita semua? Lu bilang lu bakalan terus berdiri disamping gua. Kenapa jadi lu duluan dek yang pergi?"oceh Raden mulai kehilangan kesadaran nya.

Dokter dan beberapa perawat mulai datang, tubuh Raden segera di pindahkan ke brankar. Mata sayup Raden sudah di penuhi oleh air mata. Cakra dan Raka turut mengikuti pergi nya Raden sambil menunjukkan wajah penuh kekhawatiran.

𝐃𝐄𝐑𝐒𝐈𝐊 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang