PART 5

6 1 2
                                    

Di ruang keluarga, Ariel dan keluarganya sedang berkumpul. Alen dan Elen duduk di lantai sambil memakan cemilan kentang, namun mata mereka memandang televisi. Begitu pula dengan Carla dan Rico yang sedang duduk di sofa, tak jauh dari mereka ada Ariel yang sedang memukul bantal sofa sambil menggerutu dan mengeluh.

"Apa-apaan dia. Kenapa bisa dia seperti itu! Memang nya apa salah ku padanya?"

Buk! buk! buk!

Bahkan suara pukulannya dapat terdengar. Gadis itu terus saja menggerutu. Dan tentu saja semua keluarganya dapat mendengar itu.

Ini adalah kebiasaan mereka setiap malamnya. Mereka akan berkumpul di ruang keluarga saat malam untuk berbagi cerita atau pengalaman, kadang juga hanya untuk menonton televisi dan makan cemilan.

"Jadi? Apa kau menyukai Askar?" Pertanyaan datang dari kak Elen secara tiba-tiba, membuat semua orang terdiam sesaat.

"Apa!!! Kau menyukai seseorang?! Bawa orang itu kesini!!" - om Rico

"Tidak mungkin!! Berani-beraninya bocah itu! Akan ku urus dia besok!!" - kak Al.

"Selamat Ariel! Itu adalah langkah awal menjadi wanita sejati" - Tante carla

"T-tidak!!!. Mana mungkin aku menyukainya. Kalian salah paham!!"

Ariel langsung menyangkal. Dari tadi dia hanya mengungkapkan kekesalannya. Dia pikir keluarganya sama sekali tak mendengarkannya karena mereka terus saja menonton drama di televisi.

Tiba-tiba pertanyaan terlintas di benak nya.

"Tunggu. Dari mana kak Elen bisa tau kalau yang ku maksud itu Askar? Aku bahkan tak menyebut namanya!"

"Hm... Intuisi wanita?" Jawabnya asal-asalan. Ariel pun melempar bantal yang dia pegang ke wajah Elen namun sayangnya dapat dihindari dengan santai. Yah, tidak mungkin juga dia bisa melempar dengan tepat bantal seperti itu pada atlet terbaik dari Kanon.

Kak Elen memang memiliki paras yang cantik dan terlihat dewasa, ditambah dengan tubuh atletnya membuat dirinya selalu terkenal di sekolahnya. Mulai dari SD,SMP dan sekarang, SMA. Entah sudah berapa banyak piala dan medali yang dia dapatkan, entah itu lomba lari, bola bahkan sampai bela diri.

"Apa kau mengenal Askar?" Tanya Ariel sekali lagi.

"Menurutmu siapa yang tak kenal dengan dia? Dia itu murid baru super jenius yang sangat terkenal" akhirnya dia menjawab dengan benar.

"Cih! Bocah yang banyak lagak seperti itu, aku tak menyukainya!" Gerutu kak Alen, membuat Ariel sedikit tersenyum karena setidaknya ada juga orang lain yang membenci pria berhati gelap itu.

Setelah beberapa menit, Carla dan Rico undur diri untuk tidur dan masuk ke kamar. Namun, para anak-anak masih berada di depan televisi dan menonton sambil memakan cemilan.

Mereka sedang menonton sebuah film fantasi, yang tokoh utamanya Adalah seorang penyihir. Walaupun sebelumnya dia tak percaya pada hal fantasi, tapi dia cukup menyukai nya. Terkadang dia menonton film, membaca novel atau bermain game yang bertema fantasi.

Saat asik menonton film dan menikmati cemilan, Alen pun tiba-tiba memulai pembicaraan.

" Oh ya, kudengar kau sudah mendaftar ke sebuah klub?" Tanya Alen, matanya masih memandang ke televisi.

" Uhuk, uhuk* y-ya? Oh, iya itu benar"
Jawab Ariel dengan ragu, dia bahkan tersedak karena terkejut dengan pertanyaan Alen.

"Jadi klub apa itu? Aku sangat penasaran!" Kali ini Elen lah yang bertanya.

Ariel menjadi sangat bingung. Pada dasarnya dia bisa saja langsung bilang itu adalah klub sihir, tapi apa para kakaknya bisa percaya? Dan juga jika dia berbicara sembarangan maka nyawa adalah taruhannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

So... Im A Magician!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang