Part 1

283K 19.7K 2.4K
                                    

Halo, selamat datang dan salam kenal 🙋‍♀️

Sebelumnya aku mau tanya, kamu tahu cerita MoA dari mana nih?

Jangan lupa :
1. Follow sebelum membaca
2. Masukkan cerita ini ke perpustakaan atau reading list kalian
3. Tinggalkan jejak kalian dengan vote dan comment walaupun cerita ini udah selesai
4. Tandai jika ada typo
5. Terapkan nasehat sederhana dalam cerita ini di kehidupan nyata kalian, kita bermetamorfosis sama-sama 😊
6. Share cerita ini jika menurut kalian menarik
7. Kalau komentar jangan pakai bahasa kasar ya.
Udah, cukup itu, hehe😊

Semoga kalian suka dengan cerita ini, kalau pun nggak suka cukup tinggalkan 😊

Happy reading 📖

Pagi ini, di SMA Pancasila yang merupakan SMA terkenal di Jakarta, ada seorang siswi berseragam putih abu-abu sedang duduk di gazebo seorang diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, di SMA Pancasila yang merupakan SMA terkenal di Jakarta, ada seorang siswi berseragam putih abu-abu sedang duduk di gazebo seorang diri. Di seragam siswi itu, terdapat name tag bertuliskan Anum Clemira Erlangga. Sedangkan di lengan sebelah kirinya terdapat logo bertuliskan kelas XI.

Siswi itu tengah asik membaca novel sambil mengemut permen tusuk rasa susu. Orang-orang yang berlalu lalang melewati dirinya tidak dia hiraukan, baginya membaca cerita fiksi lebih menarik daripada mereka.

Gadis yang biasa dipanggil Anum itu terlihat resah saat sinar matahari mulai menyorot bukunya. Dia mendongak ke atas, menikmati pancaran sinar matahari yang katanya bisa membantu mengaktifkan vitamin D pada kulitnya.

Setelah puas, dia melihat jam tangan yang bertengger di tangan kirinya. Rupanya waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang seperempat, itu artinya sebentar lagi akan masuk, dia harus mengikuti upacara bendera.

Anum pun segera menutup buku novel itu. Dia membuang tusuk permennya pada tong sampah agar tidak mengotori sekolahnya.

Tiba-tiba dia menghela napasnya panjang. "Andai abang-abang gue kayak di novel ini, pasti bakalan damai hidup gue."

Setelah mengungkapkan keluhannya, gadis itu bangun dari duduknya. Dia harus masuk ke kelas sebelum bel berbunyi.

Namun, ketika hendak melangkah ke dalam kelas, matanya menangkap pemandangan yang langsung membuat wajahnya merah padam. Dia pun berjalan menuju pemandangan tersebut.

Tanpa aba-aba, Anum langsung mendorong kasar punggung seorang siswi yang sedang bergelayut manja di lengan dua orang laki-laki, di kanan dan kirinya.

"Heh! Lo siapa?! Enak banget nggandeng Abang gue! Gue aja nggak pernah kayak gitu!" bentaknya.

Namun, siswi ber-name tag Salsha Anantasya, siswi yang baru saja dibentak olehnya, justru bersedekap dada. Dia menatap Anum dengan menantang dan mengeluarkan senyum penuh kemenangannya. Karena Salsha yakin, dia pasti akan dibela oleh laki-laki yang berada di kanan dan kirinya.

Metamorphosis Of AnumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang