Kavita | 1

115 8 0
                                    

Sejak tadi pagi entah mengapa gadis berambut pendek sebatas bahu hanya diam saja. Entah ia sedang tidak mood untuk berbicara atau memang ada masalah yang lain sehingga ia mogok bicara?

Melia, salah satu teman sebangku Kavita. Gadis itu sudah berulang kali bertanya pada sahabatnya mengapa dari tadi tidak banyak bicara? Apa sahabatnya itu sedang ada masalah sehingga ia tidak mau berbagi cerita kepadanya dan lebih memilih untuk memendamnya sendiri.

"Kavita, lo kenapa sih? Dari pagi lo diem aja. Cerita dong sama gue." Kata Melia sambil menggulung mie ayamnya menjadi lipatan dengan garpu.

Kavita menatap Melia sejenak, lalu ia membuang tatapannya. "Gue gak papa kok, lagi gak mood aja mungkin." Jawab Kavita dengan tidak yakin.

Kantin sekolah terlihat sangat ramai sekali. Di jam istirahat semua murid SMA 2 pasti banyak yang mencari jajanan, entah itu makanan ringan atau makanan berat. Banyak juga yang membawa bekal dan makan bareng dikantin bersama teman, itu lebih seru dibanding makan sendiri.

Gadis itu masih fokus makan mie ayam dalam diam. Tak lama ia merasakan tepukan dibahu yang membuat Kavita menoleh.

"Gue sama temen gue boleh gabung gak? Meja disini udah pada penuh." Kavita diam. Sedangkan Melia melirik kearah kanan dan kiri yang ternyata benar meja kantin sudah penuh dengan anak murid.

Gadis itu sempat berbisik kearah Kavita. "Lo tau gak dia siapa?" Bisik Melia.

Tentu saja Kavita menggeleng, ia sama sekali tidak mengetahui tentang dua pemuda yang ada dihadapannya saat ini. "Mana gue tau, emang dia siapa sih?" Jawab Kavita dengan berbisik juga.

Kedua pemuda itu hanya saling pandang. Heran melihat sikap kedua wanita itu yang sedang berbisik. Kalau saja dia datang lebih awal kekantin, tidak akan ia menemukan dua wanita aneh ini.

Melia memutar bola matanya dengan malas. Kemana saja gadis ini sampai tidak mengetahui tentang dua pemuda yang ada dihadapannya saat ini?

"Dia Rafandra. Kapten basket di sekolah kita, Vit. Asal lo tau dia punya banyak banget penggemar. Kita dapet rezeki nomplok kalau begini." Kavita terdiam. Ia masih mencerna baik-baik perkataan Melia tadi.

Benarkah dia yang menjadi pusat perhatian banyak kaum hawa disekolah ini?

Melia yang geregetan melihat sikap Kavita diam saja, akhirnya dengan senang hati dia yang menjawab. "Boleh banget, kok. Iya kan, Vit?" Melia menyenggol pelan tangan Kavita. Gadis itu terperanjat kaget melihat sahabatnya yang menyadarkannya dari lamunan.

"E-eh boleh," saat mendengar persetujuan dari kedua wanita itu, dua pemuda itu langsung duduk. Melia yang sedari tadi memandang salah satu teman Rafandra yaitu Arsyad.

Kavita berhadapan dengan Rafandra. Laki-laki itu memandang sekilas kearah Kavita yang sedang fokus makan, sekilas ia baru pertama kali melihat gadis ini di sekolah. Selama ia menjadi kapten basket belum pernah melihat gadis sepolos dia. Atau memang dia jarang untuk keluar kelas?

Cantik juga. Astaga gak boleh Rafan. Sadar kamu. Batin Rafandra.

♡♡♡

Untuk suapan keenam, Kavita menengok saat seseorang menyuruhnya untuk pergi dari meja kantin saat itu juga. "Misi dong, gue mau makan bareng sama Rafan. Kalian berdua pergi aja sana, elo gak pantes untuk makan bareng sama mereka berdua." Kavita tersulut emosi. Sebisa mungkin ia menahannya agar tidak meledak dengan cara mengepalkan tangannya agar bisa meredam emosinya.

"Gue ulangi sekali lagi kalau lo tuli. Gue mau makan dimeja ini sama Rafan. Kalian berdua gak pantes makan semeja sama mereka berdua. Pergi lo sana!"

Melia menahan tangan Kavita agar tidak memukul Shila. Bisa gawat kalau Kavita dipanggil ke guru BK hanya karena omongan Shila yang gak ada gunanya. "Jangan didengerin, anggap dia angin, Vit." Nasihat Melia.

Kavita menutup matanya dan berharap makhluk yang ada dihadapannya saat ini hanya ilusi saja. Saat ia membukanya kembali, dia merasakan baju seragamnya basah karena Shila menyiramnya dengan jus jeruk milik Kavita tadi. Seisi kantin berubah menjadi riuh, banyak omongan yang sempat terdengar ditelinga Kavita.

Sontak Rafandra dan Arsyad ikut berdiri saat melihat Kavita disiram dengan jus jeruk. "Shila lo apa-apaan sih, dengan begini elo bakal terlihat gak punya sopan santun."

"Kenapa salah aku? Dia kok yang gak mau dengerin perkataan aku. Apa salah aku mau makan bareng kamu? Enggak salah kan?" Shila membela dirinya sendiri.

Melia terkejut atas perbuatan Shila kepada Kavita. Ini sudah keterlaluan, tidak bisa diajak ngomong secara baik-baik. "HEH, ELO PUNYA SOPAN SANTUN GAK SIH? MAKSUD ELO APA DENGAN CARA NYIRAM VITA PAKAI JUS JERUK? ELO PIKIR ELO HEBAT DISINI?" Tukas Melia yang sudah tersulut emosi. Padahal dia sendiri yang menasehati Kavita agar tidak membalas perbuataan Shila, tapi dia sendiri yang ikut tersulut emosi.

Shila beserta teman-temannya tersenyum mengejek. Melia dibuat geram sama perlakuan Shila beserta teman-temannya itu. "Sekarang seragam lo basah, mau gue siram juga pakai kuah mie ayam? Pergi lo dari sini, jangan sampai gue buat malu lo berdua."

Sudah cukup. Kavita sudah muak dengan wanita yang dihadapannya. Ia akui Shila memang cantik, putih, mulus, dan pokoknya bisa dikatakan kedalam list pacar idaman, tapi sopan santunnya itu yang gak ada sama sekali melekat didalam dirinya. Kalau cantik tapi gak punya sopan santun untuk apa?

"Gue muak banget sama lo, Shil. Gue akui gue gak secantik elo, gak terkenal kayak lo. Tapi gue bersyukur dengan gue yang begini, menjadi diri sendiri dan tidak merugikan orang lain. Elo cantik, tapi akhlak lo gak ada. 0 persen. Gak ada gunanya punya otak tapi gak digunain. Sekarang elo bisa mempermalukan gue di kantin, tapi jangan harap gue bisa memaklumkan atas perbuataan elo tadi ke gue. Dari awal gue sama Melia yang duluan nempatin meja ini, jangan pikir gue senang satu meja sama cowok elo ini. Silahkan tempatin meja ini sepuasnya, makan bareng sama cowok lo itu kalau perlu ikutin dia kemanapun dia pergi." Diakhir ucapannya Kavita sempat melirik kearah Rafandra.

Untuk pertemuan pertamanya dengan Rafandra sangat buruk. Ia tidak pernah menyangka akan dipermalukan dikantin seperti tadi. Apa kata orang-orang yang ada dikantin ini setelah apa yang Shila perbuat kepada dirinya?

Kavita sudah meninggalkan kantin. Disusul dengan Melia yang masih emosi dengan Shila. Sebelum ia pergi, ia sempat berkata. "Awas lo, tunggu pembalasan gue atas apa yang elo perbuat sama Kavita." Setelah itu Melia benar-benar pergi dari kantin untuk menyusul Kavita ke toilet untuk membersihkan seragamnya yang terkena noda.

Kavita.

Nama itu yang terdenger jelas ditelinga Rafandra. Salah satu nama asing yang baru ia dengar. Jantungnya berdegub dengan begitu kencang saat memikirkan nama gadis itu.

Arsyad menepuk bahu Rafandra. Ia menoleh. "Ini salah, Fan. Apa yang Shila lakuin udah buat cewek itu malu. Susul dia, Fan. Minta maaf karena kita yang mengganggu jam makan dia diwaktu istirahat." Rafandra mengangguk. Temannya itu benar. Ini salah, dan ia harus minta maaf sama gadis itu.

Rafandra pergi dari kantin, sedangkan Arsyad masih ada dikantin dan meminta pada semua murid yang ada dikantin agar kembali untuk menikmati makanan yang sempat tertunda. Shila beserta teman-temannya itu sudah pergi karena kesal melihat Rafandra pergi meninggalkannya begitu saja tanpa pamit.

Tapi tunggu dulu, kemana perginya gadis itu bersama sahabatnya?

♡♡♡

Selamat membaca.

Jangan lupa vote dan comment♡

KAVITA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang