Kavita | 10

93 5 0
                                    

Deru mobil datang sudah sangat jelas sekali terdengar. Wanita yang sedang duduk di sofa untuk menunggu kepulangan suaminya pun berdiri lalu membuka kenop pintu yang dikunci.

Ia melihat pemandangan yang sedari siang tadi sangat ia rindukan. Ingin menghampiri suaminya kekantor tapi sepertinya ia harus memikirkan itu kembali mengingat ia harus istirahat total agar kandungannya kembali membaik.

Ya, saat ini Kavita memang sedang mengandung. Saat ini kandungannya sudah jalan lima bulan. Saat dinyatakan tengah mengandung Rafandra selaku suaminya pun sangat bahagia sekali, ia pun yang tidak menyangka akan diberikan seorang anak ikut bahagia. Ah, Kavita sudah tidak sabar untuk dipanggil dengan sebutan 'bunda'.

"Kok belum tidur?" Pertanyaan pertama yang diajukan pada Rafandra untuk Kavita. Mengingat sekarang itu jam sembilan malam. Biasanya Kavita akan tidur pukul delapan malam.

Kavita mendekat lalu mencium punggung suaminya. Ia memeluk suaminya dengan erat. "Kangen," jawab Kavita.

Sebuah senyuman yang dapat Rafandra tampilkan. Ia sendiri tak tau mengapa menjadi semanja ini pada suaminya.

Perlahan pria itu berjongkok lalu mendekatkan telinganya keperut Kavita dengan tangan yang terus mengelusnya. "Hei, kamu baik-baik aja kan? Gak buat bunda capek kan hari ini?" Seperti itulah saat Rafandra pulang. Selalu saja buat Kavita senyum senyum sendiri.

"Nggak ayah, aku gak buat bunda capek hari ini." Jawab Kavita yang sedang menirukan suara anak kecil membuat suaminya itu terkekeh.

Kavita mengajak Rafandra duduk di meja makan. Lalu ia mengambil segelas air untuk diberikan pada suaminya. "Kamu mau makan dulu atau mandi dulu?"

"Makan dulu deh, dari tadi aku kepengen makan masakan kamu." Senyum Kavita terbit lagi. Entahlah, Rafandra yang melihatnya pun ikut meleleh saking manisnya.

Mengambil piring dan diberi nasi beserta lauk. Untuk hari ini ia masak ayam kecap dan kangkung beserta sambal. Tak lupa menuangkan kembali air putih kedalam gelas yang Rafandra minum tadi.

"Kamu udah makan?" Tanya Rafandra di sela makannya.

Kavita mengangguk lalu menggeleng. "Aku tadi cuma minum susu aja,"

Sudah biasa mendengar jawaban seperti itu dari istrinya. Ini salah satu kekhawatirannya semakin bertambah, seminggu yang lalu istrinya itu masuk rumah sakit karena terlalu kelelahan dan diharuskan untuk dirawat.

Nasi beserta lauknya sudah Rafandra siapkan lalu ia sodorkan pada istrinya. Melihat tindakan istirnya yang menutup mulutnya seakan ia menolak untuk makan pun hanya menghela nafas sebentar. Semenjak mengandung, Rafandra harus ekstra sabar menghadapi hormon kehamilan Kavita. "Ish... gak mau mas Rafan," tolak Kavita.

"Makan, sayang. Kalau kamu gak makan nanti dedeknya gak dapat nutrisi." Seketika Kavita berpikir kembali, ada benarnya juga sih ucapan suaminya itu. Ia tidak mau membahayakan janin didalam kandungannya.

Suapan pertama ia terima, membuat Rafandra bernapas lega. Tidak sia-sia ia membujuk istri cantiknya itu. "Kenapa gak makan? Nunggu aku pulang lama, sayang,"

"Dari tadi siang aku ngerasa mual terus, mas."

"Kenapa gak telfon aku, hm? Kalau gitu aku bisa pulang cepat, sekarang sudah jam sembilan malam dan kamu baru makan?! Kalau begitu terus bisa-bisa kondisi kamu bisa drop lagi,"

Kavita mengangguk paham. Ia tau niat suaminta itu sangat baik, nanti ia akan berusaha untuk makan meski mual. "M-maaf," hanya itu yang bisa Kavita ucapkan.

Pria itu hanya mengepalkan tangannya, ia rasa ia sudah terlalu keras pada istirnya sehingga membuatnya merasa takut dan merasa bersalah. "Hei, it's okay. Aku gak marah dan gak nyalahin kamu. Ini semua pembelajaran untuk kita berdua agar bisa menjaga anak kita lebih baik lagi." Kavita mengangguk lalu ia bangkit dari duduknya lalu membawa piring bekas suaminya ketempat cucian piring.

KAVITA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang