Kontradiksi

1.9K 223 17
                                    

Kontradiksi

||

Pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau bertentangan.



Entah sudah berapa kali Nana menghapus peluh yang menetesi dahinya, AC mobil seakan tak berfungsi meski suhunya sudah sedemikian dingin, ditambah macet yang melanda kawasan Gangnam yang audah berlangsung sejak 10 menit lalu, membuatnya bertambah meradang, sore menjelang malam ini begitu menyiksanya.

Sebenarnya cuaca tak begitu panas, karena udara di luar cukup dingin, AC mobil pun dalam keadaan baik-baik saja, dan Gangnam--Nana sudah sering melalui kemacetan singkat seperti ini. Hal yang begitu menyiksanya sekarang hanyalah satu, yaitu kepulangan Lee Jeno ke Korea Selatan. Dan konyolnya kini ia dalam perjalanan untuk menjemput suaminya itu ke bandara.

Jelas ini masalah besar. Ia pergi menjemput suaminya, sementara di kamar apartemennya seorang pria masih tidur nyenyak dengan keadaan tanpa busana.

Bukan, alasannya bukan karena Nana takut ia akan ketahuan oleh suaminya kalau dia tidur dengan pria lain, tapi ini lebih ke permasalahan yang akan datang. Semoga saja kedatangan suaminya ke Korea hari ini adalah untuk membicarakan mengenai perceraian mereka sesuai dengan isi email yang Nana kirimkan pada Jeno bulan kemarin.

Semenjak Hyunjin mengukuhkan niatnya untuk berlanjut ke tahap yang lebih serius dengannya, Nana pun merespon hal itu dengan antusias. Baginya sudah saatnya mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya, setelah selama ini dia terpuruk dalam masa lalu paling menyedihkan.
Sudah sejak lama sekali ia merasa kesepian dan membutuhkan teman hidup.

Seandainya suatu hari nanti Hyunjin tahu kalau ia sudah punya seorang putera pun ia yakin kalau pria yang usianya lebih muda setahun darinya itu akan mengerti. Selain hal itu, tak ada lagi yang harus membuatnya khawatir.

•••

Sesampainya di bandara, Nana langsung bisa melihat sosok pria dengan setelan jas warna cerah yang sekali lihat saja pasti sudah bisa dipastikan kalau itu mahal, kemudian senyuman dan gestur yang masih ia kenali dengan baik---tak disangka justru Jeno lah yang menyambut kedatangannya dengan antusias.

Sepertinya ini terbalik, bukan Nana yang menyambut kedatangannya, tetapi malah pria itulah yang sepertinya terkejut dan kelihatan semringah saat melihat penampilan baru istrinya yang semakin cantik.

"Hai?" Sapaan itu singkat, namun berbuntut sebuah pelukan erat yang membuat Nana membatu di tempatnya.

"What-are-you-doing-now?" Dengan penekanan di setiap katanya Nana berkata tepat di samping telinga Jeno yang kini masih memeluknya. Jelas sekali penyambutan semacam ini tabu bagi mereka, sejak kapan Lee Jeno jadi suka bertingkah harmonis?

Dan bukannya melepaskan pelukan, namun Jeno malah tersenyum jahil.
"Gwenchana, di California kami selalu menyapa dengan cara seperti ini."

Di California? Menyapa? Haha. Dia pikir ini main-main?

Segera Nana mengurai dekapan Jeno sampai kedua tangan pria itu terlepas dari tubuhnya.

"Maaf, ini Korea Selatan, dan kau pasti tahu kalau di sini tidak menyapa dengan cara begini. Pelukan hanya untuk orang khusus saja." intonasi Nana terbilang santai, pengendalian dirinya sangat baik meski jantungnya kini berdegub agak cepat.

"Tapi suami istri melakukannya."

Astaga...pria itu malah berlagak polos setelah apa yang terjadi pada mereka di masa lalu.

Love Again [Gender Switch]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang