Nikah

3 0 0
                                    




Suasana sore itu begitu riuh dan mengganggu telinga. gedung keluarga yang akan jadi tempat acara tengah ramai manusia. sebagian anggota keluarga sudah berkumpul disana, menyaksikan penataan wedding venue yang disepakati sejak awal, yang telah ia pilih dengan matang. gauri edarkan pandangan. lalu beralih mengecek panggung pelaminan yang sedang di dekor jasa vendor yang calon suaminya pesan. beberapa hari terakhir kesibukan tak bisa ia abaikan. tak hanya perempuan itu, alam pun mengalami hal yang sama. apalagi lelaki itu yang mengurus hampir semua yang ada pada acara tanpa mengemis bantuan darinya. pandangan mata nya terhenti ketika ia temukan alam disana, berbincang dengan beberapa wanita yang akan mengurus cathering dan vegetable carving dalam pernikahannya. ia pandangi sejenak wajah lelah alam. lalu tersenyum miris ketika sadar akan satu hal. alam pusaka tak akan pernah mendapat cinta dari istrinya.

" gauri" tepukan pelan mendarat pada bahunya. sudah gauri duga siapa pelaku nya jika bukan arabella.

"apa benalu?" memutar mata jengah. gauri benci jika abel tak segera enyah.

"kaya gitu dibantu tuh, ga punya hati dasar. kalo aku jadi budhe kayana gak bakal sudi jadiin kamu menantunya." tegurnya asal, membuat gauri kesal.

"dih emang aku sudi juga jadi menantunya." semburnya tak terima. ia langsung berdiri, meninggalkan abel sendiri. lalu melangkah menyusul alam agar terhindar dari iblis cilik tak berperasaan.

alam
kali ini ia lihat perempuan itu mendekatinya. filo gauri, putri lamia yang akan diperistri besok pagi. tanpa senyuman ataupun raut bersahabat, perempuan itu memanggil namanya.

"mas alam." ia menoleh, menunggu apa yang akan perempuan itu sampaikan.

"dokumentasi udah di urus?"alam mengangguk dan kembali melanjutkan aktifitas mencatatnya. ia pikir gauri akan langsung pergi, perempuan itu malah berdiri dihadapannya tanpa mengucapkan sepatah kata. hingga 5 menit setelahnya, ia masih dengan situasi yang sama.

"kenapa berdiri terus gauri? sana ambil kursi." ia melirik namun tak menanggapi dan tak beralih pula melaksanakan perintahnya. sudah lah biarkan saja, mau gauri berdiri nyampe esok pagi juga bukan urusannya.

"mas, sana kamu pergi aku mau duduk sini." terangnya angkuh. alam pergi begitu saja tanpa keluh. selama ia hidup, tak pernah sekalipun berbincang dengan gauri meski mereka masih dalam circle keluarga yang sama, ia tak pernah tahu sifatnya pula. dan kemarin, tepat hari pertemuan pertama mereka, perempuan itu marah setelah sepakat tak ada pertunangan. pergi tiba tiba tanpa rasa sopan dan rasa malu meninggalkan dua keluarga. alam semakin heran dibuatnya, keyakinan nya mulai kurang satu sekat. apa ia benar benar sanggup menikahi wanita yang sama sekali tak bisa menerimanya. Wanita angkuh yang sama sekali tak mengerti adab tata krama kepada sesama.

Hari itu berlalu terlampau cepat bagi Alam, tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 5 dini hari, lelaki itu mengerjap beberapa kali, bermaksud melenyapkan kantuk nya sedari tadi, tak mau lama lama singgah di kasur, ia paksa diri untuk menuju kamar mandi. Tak berselang lama, Alam keluar dengan badan masih di balut handuk lalu segera menyiapkan setelan jas yang telah ia sewa dari beberapa hari lalu, memakai nya dengan sedikit terburu buru, tidak lupa ia singkirkan dasi agar bisa di pakaikan sang ibu.

"Ibuk" sapa nya halus, saat menemukan wanita yang tak lagi muda itu terdiam diri di ruang tamu.

"Loh mas alam sudah bangun to, ibuk tadi mau bangunin tapi ga enak hati, apalagi mas alam Semalem begadang ngurusin persiapan nikah" seperti biasa, jawaban panjang di sertai senyuman tulus itu tak pernah kayana lupakan. Alam mendekat, mengulur kan dasi tanda ia mau di pakaikan. Tanpa basa basi lelaki 26 tahun itu duduk di samping ibunya, sesekali memandangi wajah kayana yang tak lagi muda. Tangan nya bergerak lembut, menggenggam tangan keriput yang selalu menguatkan nya selama ia hidup, pelan ia kecup, lalu ia utarakan maaf pada wanita yang bahkan ketangguhan nya sudah mulai redup.

"Ibuukk Alam takut, takut nanti istri alam gabisa jadi istri yang baik seperti ibuk" curahnya pada kayana, dengan berani ia lanturkan kegundahan nya dari awal ia bertemu dengan calon istrinya.

"Hushh gaboleh ngomong gituu, Semisal nanti ternyata kurang baik sikap Gauri, ya mas Alam harus bimbing Gauri ke jalan yang baikk, jadi suami itu harus sabar ya mass" terang ibunya menasehati. Kayana jelas paham apa yang di rasakan Alam. Apalagi setelah melihat sikap Gauri yang kurang mengenakkan hati beberapa kali.

Lelaki itu mengangguk, mencium punggung tangan ibunya sebelum berlalu membangunkan adik adiknya untuk bersiap siap menuju tempat akad akan di laksanakan.

Bagi Alam, pernikahan adalah moment sakral yang tak patut di permainkan, selain cinta dan kasih sayang penuh, tenaga dan kepercayaan harus siap dikerahkan seumur hidup. Namun berbeda bagi Gauri, perempuan muda itu berpikir jika pernikahan hanya sebuah status dalam kehidupan, terasa menyenangkan bagi yang menginginkan dan biasa saja bagi yang melakukan nya karena keterpaksaan. Layaknya pagi ini, di hari paling terkutuk bagi dirinya, perempuan cantik itu tanpa nafsu menjadi boneka perias terkenal, bahkan kuping nya sampai pengang karena pujian yang sedari tadi di lontarkan. Belum lagi memikirkan mengenakan gaun yang beratnya seperti sedang membawa beban kiloan. Kurang sial apa hidupnya hari ini.

"Astagaaa Gauri cantikk bangett kamuu" seru abel riang, bukan memuji lebih tepatnya gadis remaja itu sedang mengejek Gauri.

"Bisa diem ga?! Jangan bikin makin emosi deh"

" Gausa sewot kali. Tuh Mas alam dah dateng, cakep tau kalo pake jas gitu, ya meskipun jas kedodoran hahahaha"

"Dih udah kebayang kek orang tolol" saut nya tanpa malu , sementara perias nya hanya geleng geleng mendengarkan ocehan nya.

Setelah riasan dan gaun yang sedikit memakan waktu, gadis cantik itu telah siap ke hadapan penghulu, di antar sang ayah tepat ke kursi samping suami baru. Lalu tanpa babibu akad di mulai dengan cepat dan syahdu. Di barengi dengan tawa dan haru kerabat, keluarga dan para tamu.

Berlalu tanpa terasa, hari semakin larut dan tamu datang berturut turut, memaksa dua insan itu terus berdiri, menyapa dan menyalam dengan senyum yang tak pernah surut. Lalu ucapan terima kasih pada setiap kata selamat yang tak kunjung hangus.

Hari Senin itu, tercatat sebagai hari paling membahagiakan sekaligus memilukan bagi sang pasangan baru, Gema Alam Pusaka dan Filo Gauri Tanesha.

Aduhhh pada penasaran ga sii? Gimana hidup after marriage merekaa, pokonya kalo mau cepet cepet update jangan lupa follow, like ma coment yaaa🥰🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stand by youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang